[caption caption="Diskusi Ilc16 Februari2016 ,foto Kutilang"]Â [/caption]Saya merasa pada diskusi ilc 16februari ILC 2016, yang themanya berjudul " LGBT Marak Bagaimana Sikap Kita" terasa enteng. Enteng karena tidak ada debat sengit antara peserta diskusi. Enteng Juga karena suasananya lucu,karena banyak para peserta yang gaya dan pendapatnya terasa lucu, menghibur..Â
Saya melihat ada dua kubu yang berdiskusi. Kubu 1: Dua orang LGBT(saya tidak tahu sebutannya, apakah anggota/asli/pasien), ditambah beberapa orang yang bersuara agak pro/membela.
Saya mengacungkan jempol untuk 2 orang yang katakanlah asli LGBT, yang telah berani tampil di diskusi Ilc tersebut. Karena posisinya disini kalau di lihat dari judul themanya "LGBT marak bagaimana sikap kita" Bukan akan menempatkan mereka pada posisi bandar, tapi lebih ke Obyek!
Mangkanya ketika melihat gayanya atau pernyataannya, atau menjawab pertanyaan dari bang Karni yang jahil, sudah bikin kita nyengir, lucu, karena berbeda dari kebiasaan kita yang normal dan umum. Ini yang makin membuat mereka semakin menjadikannya nampak seperti tersangka.
Kubu 2, adalah kubu anti LGBT. Kubu pakar pakar yang merasa dirinya adalah wakil publik/bangsa. Merasa diatas angin, dan sudah yakin pengetahuan dan pendapatnya sangat benar, namun penampilannya juga tidak kalah lucu! Rata rata semua  begitu nampak semangat, heroik(harus!), tapi juga tidak bisa menyembunyikan tendensi promosi. Paling gak bisa bakal diundang lagi nanti oleh bang Karni nanti.
Tidak terlepas juga pembawa acaranya bung Karni, juga ikut mnjadi lucu. Di awal diskusi, Presiden Ilc ini hampir  dibikin blunder oleh manusia LGBT(maaf saya gak tau cara menyebutnya).
Selain itu bung Karni juga ternyata kurang pengalaman, he he.. beliau ternyata belum pernah melihat kambing laki laki kawin dengan kambing laki laki(kalau saya sering ngeliat anak kambing laki laki ngawini saudara laki lakinya, ngawinin ibunya, bahkan bapaknya dikawinin juga, whua ha ha..!).
Disamping itu juga bung Karni telah salah menyusun formasi untuk menyeimbangkan 2 kubu. Saya fikir bung Karni salah pilih orang untuk memperkuat kubu LGBT. Orang yang dipilih juga orang lucu yang cuma cekikian, lebay, yang malah memperkuat kubu anti LGBT yang memang telah menganggap manusia LBGT adalah makhluk menular.
Yang tidak lucu hanya pendapat ketua HAM dan pendapat mantan ketua KPI.
Selanjutnya adalah pendapat atau kesimpulan penonton acara ILC tsb yang dirumah (saya penulis) dari mendengar apa yang diucapkan para peserta diskusi semalam, yang saya tidak tahu tidak lucu atau lucu,whua ha ha.. ! ;
1- Yang paling pokok dari permasalahan dalam diskusi di ILC itu adalah faktor "Suka atau tidak suka dengan keberadaan LGBT". Karena pendapat2 dari kubu anti LGBT, saya lihat dimulai dari pernyataan pernyataan yang bernada anti, baru ditengah atau di akhir diselipi dengan pendapat bernada bijak.
2- Keberadaan LGBT sudah ada sepanjang sejarah(mungkin dari sebelum ada sejarah Indonesia,mungkin juga ada yang jadi pahlawan ternama atau tanpa nama).Dan dilecehkan sepanjang banci,bencong, AC-DC,dll. Oleh Saya yang normal,dan orang orang normal lainnya (kalau saya sekedar humor saja kalau jenisnya gak ada,whua ha ha..).
3- Kuatnya eksistensi LGBT didunia kita sudah fakta. Juga ada kesimpulan dari diskusi Ilc itu yang telah menunjukkan adanya solusi co existensy dari kedua kubu. Disamping sepanjang diskusi  ini saya melihat Kubu anti LGBT hanya sekedar mengeluarkan pendapat pendapat keren saja, seperti ketakutan ketakutan yang alasannya lucu.
4 - Ketakutan terhadap Indonesia mengakui pernikahan sejenis boleh, tapi kejauhan. Ketakutan penularan boleh,tapi harus lihat proporsinya/perbandingannya,dalam hal ini penularan melalui media sosial.
-Saya percaya dalam jangka waktu yang lama slogan/video pornographi homogen akan bisa mempengaruhi anak anak kita. Tapi saya masih percaya golongan muda kita masih muak/tidak suka kalau melihat video laki laki disetubuhi laki laki(saya gak paham kalau anak perempuan). Namun Pornographi ini sepaket dengan pornographi heterogen. Penanggulangannya juga harus sepaket, tidak seperti orang menampih beras(pilih pilih gabah, berasnya.. mau diapain).
5- Juga da lagi pendapat yang lucu mengatakan, Indonesia akan punah kalau perkawinan sejenis di akui Indonesia, karena laki laki gak bisa menghamili laki laki. Ini masuk akal sekali! tapi jauh sekali dari mungkin.
Rasanya tidak diterima akal  kalau segelintir LGBT bisa menulari 100% warga Indonesia, sehingga orang Indonesia bisa menjadi punah. Hebat kalau mereka bisa menulari 5-10%. Kalau mereka menulari sampai 50%, atau 80%,maka terbalik homogen yang norma.l yang heterogen sakit!
 Sejarah akan terulang. Yang sakit heterogen akan menulari yang homogen, dan yang homogen berangsur angsur atau cepat akan dipengaruhi kembali menjadi heterogen. Juga kembalinya homogen ke heterogen bisa dipengaruhi karna faktor dugaan dugaan kebosanan seperti pada hal yang menyebabkan orang menjadi homo. Dan Indonesia akan tetap eksis.
Indonesia eksis semakin eksis(makmur/kuat) karena proses ini telah mambantu program Keluarga Berencana. Kalau saja penduduk kita kurang separoh dari sekarang, Indonesia bebas kemiskinan, pengangguran, kejahatan, kebodohan, kemerosotan moral(karena rakyat cukup pendidikan)...
Dari menjelang abad 20an kita mulai mengalami guncangan,mengalami sunami informasi. Yang selanjutnya diikuti gulungan gulungan ombak besar lainnya. Guncangan guncangan sosial (politik,ekonomi), globalisasi,pasar bebas, yang saya tidak paham tapi sangat merasakan kagetan kagetan tersebut.
Saya sendiri banyak mengalami Kagetan kagetan budaya/adat istiadat yang mengikuti era kemajuan dan perubahan sistem komunikasi tadi. seperti saya mendapat makanan makanan spesial baru dari anak anak, melihat anak anak saling mengucapkan kata kata baru, hari hari spesial yang baru.
Gaya bernyanyi berjoget yang baru,he he.. kalau berjalan pundak kanan kirinya bergantian turun naik.sudah seperti gaya negro negro Amerika. Jari jarinya sebagaian menekuk sebagian kaku merenggang persis seperti orang kena penyakit kusta. Selfy..vice..! Mungkin juga sudah ada slogan slogan LGBT saya tidak ngerti. Apalagi kita tahu sifat homogen yang Showing..! Mungkin ini barangkali yang dianggap promosi.
Nah repotnya kalau ikutan ikutan lain dari gelombang tadi adalah kehidupan dunia homo barat. Bergabung/kopdar dengan LBGT lokal. Apalagi kalau homo homo barat menyukai LBGT lokal seperti mereka menyukai Bali. Wah..wah bisa bisa di jalan jalan,pasar pasar,atau naik bis umum kita bisa terus terusan resah, seperti resahnya saat ramai ramainya zaman pengamen bis kota. Tahu sendirilah bagaimana sifatnya para homo yang suka show !
Menurut saya kemungkinan kemungkinan ini atau semakin bergabungnya LGBT luar dan lokal yang harus segera di antisipasi oleh pemerintah. Bagaimana caranya pemerintah bisa menyaring ikutan ikutan dari apa yang telah kita sepakati untuk diterima sebelumnya dari paham paham liberalisme, dalam hal ini adalah masuknya, membanjirnya LGBT luar negeri ke Indonesia. Apakah itu melalui embargo atau pengetatan gerak.
Sebaliknya pemerintah juga segera merangkul LBGT lokal,mengakui keberadaannya sebagai warga negara. Mengusahakan hak hak nya yang masih mampu bisa dipenuhi, Jangan persoalkan lagi apakah mereka menjadi LGBT karena tertular,sakit,atau memang dari sananya(gen). Menyadarkan mereka untuk tidak mengembangkan ajarannya di Indonesia, karena ajarannya tidak diakui mayoritas warganegara. Biarlah LGBT berkembang menurut kemauan alam seperti yang sudah sudah. Kalau alam tidak menginginkan tentunya mereka akan punah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H