Mohon tunggu...
Kutilang
Kutilang Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

LGBT Bisa Memusnahkan Indonesia

17 Februari 2016   12:33 Diperbarui: 17 Februari 2016   13:13 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3- Kuatnya eksistensi LGBT didunia kita sudah fakta. Juga ada kesimpulan dari diskusi Ilc itu yang telah menunjukkan adanya solusi co existensy dari kedua kubu. Disamping sepanjang diskusi  ini saya melihat Kubu anti LGBT hanya sekedar mengeluarkan pendapat pendapat keren saja, seperti ketakutan ketakutan yang alasannya lucu.

4 - Ketakutan terhadap Indonesia mengakui pernikahan sejenis boleh, tapi kejauhan. Ketakutan penularan boleh,tapi harus lihat proporsinya/perbandingannya,dalam hal ini penularan melalui media sosial.
-Saya percaya dalam jangka waktu yang lama slogan/video pornographi homogen akan bisa mempengaruhi anak anak kita. Tapi saya masih percaya golongan muda kita masih muak/tidak suka kalau melihat video laki laki disetubuhi laki laki(saya gak paham kalau anak perempuan). Namun Pornographi ini sepaket dengan pornographi heterogen. Penanggulangannya juga harus sepaket, tidak seperti orang menampih beras(pilih pilih gabah, berasnya.. mau diapain).

5- Juga da lagi pendapat yang lucu mengatakan, Indonesia akan punah kalau perkawinan sejenis di akui Indonesia, karena laki laki gak bisa menghamili laki laki. Ini masuk akal sekali! tapi jauh sekali dari mungkin.
Rasanya tidak diterima akal  kalau segelintir LGBT bisa menulari 100% warga Indonesia,  sehingga orang Indonesia bisa menjadi punah. Hebat kalau mereka bisa menulari 5-10%. Kalau mereka menulari sampai 50%, atau 80%,maka terbalik homogen yang norma.l yang heterogen sakit!
 Sejarah akan terulang. Yang sakit heterogen akan menulari yang homogen, dan yang homogen berangsur angsur atau cepat akan dipengaruhi kembali menjadi heterogen. Juga kembalinya homogen ke heterogen bisa dipengaruhi karna faktor dugaan dugaan kebosanan seperti pada hal yang menyebabkan orang menjadi homo. Dan Indonesia akan tetap eksis.

Indonesia eksis semakin eksis(makmur/kuat) karena proses ini telah mambantu program Keluarga Berencana. Kalau saja penduduk kita kurang separoh dari sekarang, Indonesia bebas kemiskinan, pengangguran, kejahatan, kebodohan, kemerosotan moral(karena rakyat cukup pendidikan)...

Dari menjelang abad 20an kita mulai mengalami guncangan,mengalami sunami informasi. Yang selanjutnya diikuti gulungan gulungan ombak besar lainnya. Guncangan guncangan sosial (politik,ekonomi), globalisasi,pasar bebas, yang saya tidak paham tapi sangat merasakan kagetan kagetan tersebut.
Saya sendiri banyak mengalami Kagetan kagetan budaya/adat istiadat yang mengikuti era kemajuan dan perubahan sistem komunikasi tadi. seperti saya mendapat makanan makanan spesial baru dari anak anak, melihat anak anak saling mengucapkan kata kata baru, hari hari spesial yang baru.

Gaya bernyanyi berjoget yang baru,he he.. kalau berjalan pundak kanan kirinya bergantian turun naik.sudah seperti gaya negro negro Amerika. Jari jarinya sebagaian menekuk sebagian kaku merenggang persis seperti orang kena penyakit kusta. Selfy..vice..! Mungkin juga sudah ada slogan slogan LGBT saya tidak ngerti. Apalagi kita tahu sifat homogen yang Showing..! Mungkin ini barangkali yang dianggap promosi.

Nah repotnya kalau ikutan ikutan lain dari gelombang tadi adalah kehidupan dunia homo barat. Bergabung/kopdar dengan LBGT lokal. Apalagi kalau homo homo barat menyukai LBGT lokal seperti mereka menyukai Bali. Wah..wah bisa bisa di jalan jalan,pasar pasar,atau naik bis umum kita bisa terus terusan resah, seperti resahnya saat ramai ramainya zaman pengamen bis kota. Tahu sendirilah bagaimana sifatnya para homo yang suka show !

Menurut saya kemungkinan kemungkinan ini atau semakin bergabungnya LGBT luar dan lokal yang harus segera di antisipasi oleh pemerintah. Bagaimana caranya pemerintah bisa menyaring ikutan ikutan dari apa yang telah kita sepakati untuk diterima sebelumnya dari paham paham liberalisme, dalam hal ini adalah masuknya, membanjirnya LGBT luar negeri ke Indonesia. Apakah itu melalui embargo atau pengetatan gerak.

Sebaliknya pemerintah juga segera merangkul LBGT lokal,mengakui keberadaannya sebagai warga negara. Mengusahakan hak hak nya yang masih mampu bisa dipenuhi, Jangan persoalkan lagi apakah mereka menjadi LGBT karena tertular,sakit,atau memang dari sananya(gen). Menyadarkan mereka untuk tidak mengembangkan ajarannya di Indonesia, karena ajarannya tidak diakui mayoritas warganegara. Biarlah LGBT berkembang menurut kemauan alam seperti yang sudah sudah. Kalau alam tidak menginginkan tentunya mereka akan punah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun