Buku Wasiat
Senja itu, putra kang Husein mendapatkan tugas pelajaran iman untuk melihat syafaq bersama orang tua.
"Ayah, aku dapat tugas dari ustadzah" putranya melaporkan. " Maa sya Allah, apa itu sayangku?" Tanya kang Husein.
"Tugasnya disuruh untuk melihat syafaq yah!" Jelas putranya. "Subhanallah...ok ok...ayuk mandi dulu. Ayah siap siap juga.
Setelah selesai mandi, kang Husein bersama putranya menuju ujung desa untuk melihat syafaq. Qodarullah, sore itu cuacanya sangat cerah. Jam sudah menunjukkan pukul 17.15 wib.
" ayah ayah..dimana syafaqnya?? Kok tidak ada" tanya putranya.
" Sabar sayangku...sebentar lagi ya...yuk kita tunggu sambil membaca dzikir sore" ajak kang Husein.
Kang Husein pun mengawali membaca al fatihah hingga akhir dari bacaan dzikir al ma'tsurat. Jam menunjukkan pukul 17.30, semburat merah di ufuk barat mulai memenuhi langit diujung barat.
" alhamdulillah, selesai baca al ma'tsurat syafaqnya sudah kelihatan dik..coba lihat di ujung barat.... "subhanallah robbana maa kholaqta haadza baathila" (Maha suci Allah Rabb kami yang tidak ada sia sia Engkau menciptakan ini semua).
Kang Husein mengajak bersyukur kepada Allah serta mentafakkuri ayat ayat kauniyyahNya. Sebagaimana tercantum dalam surat Ali Imran ayat 190-191:
إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ