Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kerinduan Yang Terpenuhi Di Penghujung Tahun

2 Januari 2025   13:25 Diperbarui: 2 Januari 2025   16:20 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pilar, lengkungan dan Ornamen Khas Masjid Al Haram Nabawi Di Madinah Al Munawarrah | Dok. Pribadi

 

Dengan izin dan ridho Nya, jiwa dan raga ini telah diperjalankan Allah Azza wa Jalla ke banyak negeri di bumi Nya yang maha luas dan indah. Tak terhitung jumlahnya. Bahkan banyak negeri yang telah dikunjungi berkali-kali hingga tak cukup jemari ini menghitungnya dalam satu kali. 

Namun di antara semua negeri dalam benua yang ada di dunia ini, hanya tiga negeri yang selalu membuat hati ini rindu. Rindu hingga tak terperi, yaitu; Makkah Al Mukarramah, dimana ada Masjid Al Haram yang memiliki Ka’bah di dalamnya; Madinah Al Munawarah, dimana ada Masjid Nabawi, yang rumah dan makam Rasulullah Saw serta Sahabat-sahabatnya berada; dan Jerusalem dimana Masjid Al Aqsha dengan Masjid Kubah As Saqra menjadi bagiannya.

 

Madinah Al-Munawarrah

Pukul 14.35 Waktu Madinah pesawat Garuda, GA0968 mendarat sempurna di Bandara Internasional Mohammad Bin Abdul Aziz, Madinah KSA. Suhu udara tercatat 19°C memberikan rasa nyaman dibadan yang cukup lelah setelah menempuh penerbangan 9 jam 10 menit dari Jakarta. Ditambah persiapan chek in dan imigrasi yang memaksa harus hadir di Bandara Soeta pada pukul 05.00 pagi.

Alhamdulillah, hotel kami hanya berjarak beberapa puluh tombak saja dari masjid yang awalnya hanya berada di sisi rumah manusia termulia di dunia, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan.  Memberi kemudahan diri untuk selalu berada di masjid tercinta ini.

Masjid yang awalnya hanya kecil, beralas tanah dan beratap pelepah kurma dengan luas 50 x 50 meter, kini menjelma menjadi salah satu masjid terluas dan terindah di dunia setelah Masjid Al Haram Makkah. Luasnya kini mencapai 165.000 M². Dihiasi dengan interior yang indah penuh ornament dan kaligrafi berkarakter muslim yang cantik penuh pesona.

Dengan karakater interior yang unik dan cantik, ratusan pilar, dome yang bisa membuka dan menutup serta Kubah berbentuk Dome Hijau diatas rumah dan makam Nabi serta sahabat menjadikan Masjid Nabwai mudah dikenal dari semua karakter yang ada.

Belum lagi 250 payung membrane hidrolik otomatis yang disusun secara simetris dipelataran masjid. Memberi pemandangan harmoni yang memukau saat payung dibuka dan ditutup.

Ornamen Islamik dan Payung Membran Di Pelataran Masjid Mempercantik Masjid Nabawi | Dok. Pribadi
Ornamen Islamik dan Payung Membran Di Pelataran Masjid Mempercantik Masjid Nabawi | Dok. Pribadi

Masjid Nabawi di Madinah Al Munawarrah dipenuhi dengan ribuan manusia dari seluruh dunia yang rindu pada Rasulullah. Tak peduli berapa jauh jarak ditempuh. Tak peduli hebatnya cuaca mengganggu. Tak mengukur biaya yang harus dikeluarkan. Juga tak ada pekerjaan atau bisnis yang mengganggu. Semua terfocus pada satu kata. “Cinta”. Yang darinya menjalar rindu keseluruh tubuh. Rindu yang membawanya melangkah jauh hingga di Masjid Nabawi. Merindukan safaat dari manusia mulia, kekasih Allah Yang Maha Karim.

Jiwa dan raga ini larut dalam setiap lantunan ayat-ayat suci Mu, yang dilantunkan secara tartil dan merdu dari mulut sang imam pilihan diantara yang terbaik dari para Hafiz Quran. Seakan memahami makna setiap ayat yang terucap. Memahami semua makna yang tersirat dari indahnya kalammullah dalam surat yang dibacakan sang imam.

Ruku dan sujud dalam satu komando sang imam. Khusuk memohon doa dan harapan agar mendapat ridho dan kemuliaan hidup dunia dan akhirat dari Sang Khaliq, pemilik jiwa dan raga yang lemah tanpa kekuatan dan daya bila tanpa karunia dan perlindungan Nya.

Di dekat Kubah Hijau, di rumah dan makam Rasulullah, ribuan orang tak putus mengantri dengan sabar menanti giliran merasakan nikmatnya sholat dan berdoa di taman-taman surga, sesuai dengan sunnah mu ya Rasululullah, “Diantara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudah) dari taman-taman Surga” H.R Al-Bukhari - Muslim - At Tarmidzi.  Semua umat muslim ini selalu ingin disana, berlama-lama. Untuk merasakan nikmatnya karunia taman-taman surga yang ada di dunia.

Diri ini berdiri persis dimuka makam dan rumah mu Ya Rasululullah. Setelah merasakan nikmatnya sholat dan doa di Raudahmu yang penuh barokah. Bibir ini lirih mengucap salam, “Assalamualaika ya Rasulullah warahmatullahi wa barakatuh. Assalamualaika ya Nabiyallah. Assalamualaika ya safawatullah. Assalamualaika ya habibballah. Asshadu allaillahailallah wahdahulasyarikalah. Wa annaka abduhu wa rasululluh. Wa ashadu annaka balaghtarrisalata wa addzaytalamanata wanasyahtalumata fii sabillilah. Fashallallahu Alaika shalatan daimatan ilayamiddin. Allahummatihil wasyiata wa fadliyata wa darajatarafiah wabasyhu maqamman mahmudda. Alladzi wa ahdtaha inaka latukhlifulmiadz”.

"Selamat Sejahtera atasmu wahai Rasulullah. Rahmat Allah dan berkah-Nya untukmu. Selamat Sejahtera atasmu wahai Nabiallah. Selamat Sejahtera atasmu wahai makhluk pilihan Allah. Selamat Sejahtera atasmu wahai kekasih Allah. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi Nya dan sesungguhnya engkau telah menyampaikan risalah, engkau telah menunaikan amanat, engkau telah memberikan nasehat pada umat, engaku telah berjihad di jalan Allah, maka salawat-Nya untukmu, salawat yang berkekalan sampai hari kiamat. Ya Allah berilah pada Beliau kemuliaan dan martabat yang tinggi serta bangkitkan dia di tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan padanya, sesungguhnya Engkau tidak akan mengingkari janji".

Tanpa terasa air mata kecintaan dan kerinduan kepada Rasulullah Saw mengalir di kelopak mataku. Rasa rindu yang sangat. Meresap disemua sel-sel tubuh. Rindu yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Walaupun diri ini tak pernah bertemu denganmu, walau hanya sedetikpun, namun membaca semua sirah nabawimu membuat diriku begitu sangat mengenalmu. Begitu sangat mencintaimu dibandingkan semua makhluk yang ada dimuka bumi ini. Wahai Rasulullah sejatinya aku sangat mencintaimu dengan seluruh jiwa ragaku. Ya Rabb, yang jiwa kami ada ditangan-Mu tambahkan selalu cinta itu dalam sanubariku.

Doa dan salam kupanjatkan pula pada kedua sahabat utama Rasulullah yang dimakamkan disisinya,"Assalamualaika ya khalifah Rasulullah. Assalamualaika ya sahiba Rasulullah fiil ghair…. (untuk Abu Bakar As Siddiq Ra.) Assalamualaika ya Mudhirar Islam. Assalamualaika Ya Faruq….(untuk Umar Bin Khatab Ra.).

Bila tak dibatasi waktu rasanya diri ini ingin selalu di dekatmu ya Rasulullah. Selalu di masjidmu, dekat dengan rumah dan makammu, untuk selalu sujud memuji dan mengagungkan asma-Mu Ya Rabbi. Bermohon ridho dan barokah Mu untuk kehidupan dunia akhiratku. 

Pilar, lengkungan dan Ornamen Khas Masjid Al Haram Nabawi Di Madinah Al Munawarrah | Dok. Pribadi
Pilar, lengkungan dan Ornamen Khas Masjid Al Haram Nabawi Di Madinah Al Munawarrah | Dok. Pribadi

Lima hari rasanya tak cukup berada di Madinah Al-Munawarah. Ba’da Jum’at, kami melanjutkan ziarah ke kota Makkah Al-Mukaramah. Bermiqot di Bir Ali di atas kereta cepat Haramain (bullet train) Madinah-Makkah. Perjalanan sejauh 450 Km ini hanya ditempuh dengan waktu kurang lebih 2 jam saja. Teknologi transportasi kereta api telah mempersingkat perjalanan panjang Madinah-Makkah dengan bus yang membutuhkan waktu hingga 6 sd 7 jam.

Namun perjalanan singkat 2 jam Madinah-Makkah atau sebaliknya Makkah-Madinah telah menghilangkan sisi historis perjalanan ini. Dulu saat bus menjadi transportasi utama. Jamaah umrah akan diceritakan kisah perjuangan Nabi dan sahabat saat hijrah ke Madinah atau saat Fathul Makkah (Penaklukkan kota Makkah). Bila mendapatkan muthowib yang memahami sirah nabawiyah dengan baik, maka perjalanan Makkah-Madinah atau Madinah-Makkah menjadi momen perjalanan yang penuh kecintaan kepada Islam yang di siarkan Rasulullah.

Makkah Al-Mukarammah

Adzan magrib berkumandang saat kami tiba di area Masjid al-haram. Kendaraan yang membawa kami terus melaju mendekati Zam-zam Tower. Dimana salah satu towernya menjadi tempat tinggal kami selama berada di kota mulia Makkah Al-Mukarammah. Di sepanjang jalan terlihat banyak orang mengambil posisi sholat berjamaah dengan imam masjid al haram.

Ada yang di depan toko, dipinggir jalan, di area parkir, di pinggir jembatan, di depan hotel dan semua tempat yang memungkinkan agar tetap berjamaah dengan Imam Masjid Al-Haram. Semua bagian tanah haram memungkinkan untuk sholat berjamaah dengan sang Imam Masjid, selama komando takbir dan bacaan imam terdengar para makmum. Teknologi transformasi suara telah membawa suara imam masjid melampaui jarak yang ada. Terdengar hampir di semua sudut banguan di dekat dan jauh dari masjid al-haram. Subhanallah.

Ba’da Isya setelah semua persiapan selesai, kami memulai ritual ibadah umrah. Renovasi bertahun-tahun yang tiada henti membuat Masjid Al-Haram selalu merubah kebijakan alur masuk dan keluar jamaah yang hendak Umrah dan sholat di dalam Masjid al-haram.

“Allahumma zid hazalbaita tasyrafan wata’ziman watakriman wamahabatan wazid mansyarratahu wa karramahu mimman hajjahu awi’tamarahu tsyrifan wata’ziman watakriman wabbiran”. Ya Allah tamnbahkanlah kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan wibawa pada baitullah ini. Dan tambahkan pula pada orang-orang yang memuliakan, menghormati, dan mengagungkannya diantara mereka yang berhaji atau yang berumrah padanya, dengan kemuliaan, kehormatan, kebesaran, dan kebaikan.”

Inilah doa yang kami panjatkan saat pertama melihat Ka’bah. Bangunan segi empat berselimut kain beludru hitam berornamen ayat-ayat al-quran yang menjadi Kiblat Utama Umat Islam. Dimuliakan oleh manusia sejak kali pertama Nabiallah Ibrahim As dan Putranya Ismail As mendirikannya atas perintah Allah.

Inilah tempat utama di muka bumi dimana Asma Allah yang mulia selalu disebut dan diagungkan oleh umat Rasulullah Muhammad Saw dalam semua hitungan waktu 24 jam penuh. Dan begitu seterusnya, hingga Allah Azza wa Jalla berkehendak lain.

“Bismillahi wallahu akbar – Dengan nama Allah, Allah Maha Besar” kumulai langkah putaran Tawaf. Kukunci bahu kiri ini persis dengan kabah. Menjadikannya titik sentral putaran berlawanan dengan arah jarum jam. Tak bergerak keluar dari poros putarannya.

Setiap diri memiliki titik orbitnya dalam putaran tawaf. Sehingga, jangan pernah khawatir dengan banyaknya orang yang bertawaf. Mereka sudah berada di titik orbitnya masing-masing.

Kumulai dengan memperbanyak istighfar, memohon ampun atas semua doa dan kesalahan yang pernah dibuat, baik disadari maupun tanpa disadari. Sesekali diri ini mengaminkan doa-doa yang dilapafalkan mutawif pembimbing umrah yang dibacanya dari buku panduaan doa-doa tawaf dari Departemen agama RI.

Dalam doa aku berdialog dengan Allah memohon ampunan dan keridhoan Nya untuk orang-orang tercinta. Istriku, Orang tua-orang tua kami yang telah mendahului, Nenek dan kakek serta buyut kami, Kakak yang telah mendahului kami, kakak dan adik, keponakan dan cucu. Doa dan harapan khusus untuk istriku menjadi bagian dari setiap putaran tawafku.

Kupanjatkan juga untuk semua sahabat, teman, tetangga, guru, dosen, pemimpin bangsa yang Amanah, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat baik yang hidup maupun yang sudah berpulang ke Rahmatullah.

"Ya Rabbi...Ya Rahman...Ya Rahim...tambahkan dan mantabkan dalam jiwa raga kami kecintaan kepada Dzat Mu yang Maha Mulia, agar diri ini selalu sujud di hadapan Mu dan mengagungkan Asma-Mu yang mulia dan indah. Tambahkan pula kecintaan kami kepada Rasulallah, keluarga, dan sahabatnya. Tambahkan kecintaan kami pada Kalam Suci Mu dalam Al Quran Ya Allah, mudahkan  lah kami memahaminya dan menjalankan serta men Si'ar kannya. Tambahkan pula kecintaan kami kepada Ka'bah Mu dan Masjid-masjid suci Mu di Makkah, Madinah dan di Jerusalem serta perjalankan kami keliling dunia Mu untuk melihat keindahan dan kebesaran alam ciptaan Mu"

Tawaf menjadi momen special diri ini berdialog langsung dengan Allah Azza wa jalla. Dialog antara Sang Khaliq, Sang Pencipta dengan hamba-Nya yang lemah tanpa daya. Di dalam putaran tawaf, serasa Allah demikian dekat, mendengarkan semua permintaan dan harapan yang disampaikan dalam bentuk pujian dan permohonan.  Setiap Langkah serasa menggetarkan jiwa karena komunikasi yang terjalin sejak memulainya.

Tanpa terasa tujuh putaran berlalu sudah. Lampu hijau pembatas mulai dan akhir tawaf dilalui sudah. Ada rasa sedih karena harus mengakhiri dialog indah dalam permohonan doa pada Sang Kuasa.

Setelah sholat sunah tawaf dua rakat dibelakang Makom Ibrahim, doa yang nyaris sama kami panjatkan di depan Multazam, area batas antara Hajar Aswad dan pintu ka’bah. Setelah puas memohon doa, rasanya tak ada salahnya juga mengabadikan moment indah di depan kabah dengan smartphone yang ada. Klik…klik…dan moment indahpun terekam sudah. Alhamdulillah.

Momen Terindah Akan Kecintaan Pada Ka'bah di Masjid Al Haram Makkah Al Mukarammah | Dok. Pribadi
Momen Terindah Akan Kecintaan Pada Ka'bah di Masjid Al Haram Makkah Al Mukarammah | Dok. Pribadi

Sebelum memulai Sai, kami sempatkan untuk meminum air zam-zam yang penuh baroqah. Mengikuti sunnah Rasul, kami meminumnya sambil berdiri menghadap Ka’bah. Memohon keridhoan melalui air zam-zam memberi Kesehatan, kesembuhan, kecerdasan dan lain-lain, yang in syaa Allah akan diijabah-Nya.

Air zam-zam sangatlah Istimewa. Memiliki ion dengan bentuk yang paling indah di dunia. Barakah Allah Swt kepada umat Islam melalui kaki mungil Nabi Ismail As saat masih bayi  yang menggali pasir dengan hentakan kakinya yang kemudian menyebabkan terciptanya sumur zam-zam. Subhanallah.

Jarak dari Safa dan Marwah 7 kali bolak balik sejauh lebih dari 3 km mengakhir ritual umrah. Sepanjang jalur Safa-Marwah dan Marwah-Safa begitu banyak doa dan permohonan dipanjatkan. Semoga Engkau dengar dan Engkau ijabah ya Allah.

Tahalul sebagai rukun Umrah dilakukan dengan mencukur habis rambut di kepala. Tahalul bermakna menghalalkan. Menghalalkan semua hal-hal yang dilarang selama mengenakan pakaian ihram setelah niat di miqot untuk melaksanakan umrah. In syaa Allah dengannya Allah memberkahi kami dengan Umrah yang Ma’brur. Allahumma aamiin.

Lima hari di Makkah al-Mukaramah dimanfaatkan maksimal untuk beribadah. Mencari keridhoan Allah dan mengharapkan kasih sayang dan barokah-Nya. Walau Allah menjanjikan palaha berlipat 100.000 kali untuk setiap kebajikan ibadah yang dilakukan di tanah haram Makkah, namun sejatinya keridhoan dan keberkahan Allah lah yang dinanti semua umat muslim. Karena Surga Allah tergantung pada keridhoan-Nya.

Saat tiba meninggalkan kota Makkah, hati ini gundah gulana. Memandang Ka’bah dan memohon pada Allah Azza wa Jalla agar diperkenankan selalu kembali ke tanah haramnya Makkah dan Maddinah. “Ya Rabb…Ya Rahman…Ya Rahim…ridhoi diri ini bersama istri, anak, kakak, adik, keponakan, cucu, saudara, dan sahabat-sahabat kami untuk selalu berkunjung ke Masjid Al-Haram di Makkah dan Madinah.  Jangan biarkan rindu tak terperi ini tak terobati, Allahumma aamiin”.



Jkt/31122024/Ksw/111

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun