Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sustainability Strategy pada Pengelolaan Objek Wisata "Gunung Pasir Bernyanyi" di Gurun Gobi

13 Oktober 2024   05:30 Diperbarui: 13 Oktober 2024   17:04 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Dunhuang, provinsi Gansu, China, sedikitnya ada lima destinasi wisata dunia yang dinilai telah melakukan sustainability Strategy pada pengelolaannya. Objek wisata yang berada di Gurun Gobi ini merupakan situs warisan dunia UNESCO yang eksistensinya terus dijaga agar kelak generasi penerus dunia masih bisa menyaksikannya. 

Dari Gua Mogao yang dikenal sebagai “Gua Seribu Buddha”’ Gunung Pasir Bernyanyi (Mingsha Shan) dengan ribuan unta berisi kalifah wisata yang menyusurinya; Crescent Lake Scenic Area, danau bulan sabit yang unik dan dikelilingi oleh pegunungan pasir; Taman Geologi Nasional Yadan (The Yadan Landform), yang dikenal sebagai “Kota Hantu”; hingga reruntuhan kota kuno Dunhuang, yang menawarkan pandangan tentang sejarah dan budaya kuno Dunhuang. Semua tertata apik dan rapi dalam konsep Sustainability yang patut di acungkan jempol.

Gunung Pasir Bernyanyi (Mingsha Shan) dengan ribuan unta berisi kalifah wisata yang menyusurinya, diangkat sebagai tema objek observasi pertama. Mengkaji dan menilai secara langsung di lapangan, sejauh mana objek wisata berkelas dunia ini menerapkan kebijakan sustainability dalam manajemen pengelolaannya, 

Tujuan utama dari Sustainability adalah untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Memiliki tiga pilar utama, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial. Melibatkan berbagai strategi, seperti efisiensi, penggunaan sumber daya terbarukan, dan pengelolaan limbah yang baik.

Menuju Objek Wisata Kelas Dunia dengan Sustainability Strategy

Di hari ke empat, 28 Petualang wisata Silk Route meninggalkan kota Turpan menuju Dunhuang. Perjalanan panjang dari daerah otonomi Xinjiang Uighur menuju provinsi Gansu, salah satu titik terpenting rute jalur sutra kuno. Rumah bagi lima objek wisata dunia yang disebutkan di atas. Dipersingkat perjalanannya dengan naik kereta cepat (bullet train).

Naik bullet train tercepat di China membuat semua peserta ekstra “gercep” – gerak cepat, kalau tak mau tertinggal kereta. Dengan satu koper besar dan satu koper kecil pada setiap peserta, rasanya tak semudah naik kereta biasa. Naik - turun dengan kereta cepat, waktunya hanya singkat. Hanya lima menit saja pintu terbuka dan tertutup.

Bisa dibayangkan, kalang kabutnya memastikan semua anggota petualang yang berjumlah 28 orang masuk dan keluar kereta dengan koper-kopernya. Tapi semua bisa diatasi, walau harus banyak drama di dalamnya. Semua menjadi cerita dan kenangan yang indah.

Ditemani local guide yang menamakan dirinya “Spring” agar mudah diingat dari nama asli China nya susah dilafalkan, 28 petualang Silk Route ini pun mulai mengeksplorasi destinasi wisata dunia, di Dunhuang.

Gunung Pasir Berbunyi (Mingsha Shan) 

Menjadi bagian gurun pasir Gobi, yang secara geografis berada di Padang Pasir Badain Jaran , Dunghaung, Gansu province, China. Berjarak sekitar 5 Km dari kota Dunhuang dan sekitar 28 Km dari Gua Mogao. Kadang orang menyebutnya gunung pasir berdengung atau berbisik.

Suara “bernyanyi” atau “berdengung" atau “berbisik” merupakan fenomena unik dari gunung pasir ini. Dihasilkan dari gesekan antara jutaan butir pasir saat angin bertiup kuat melalui butiran pasir. Akan lebih terdengar jelas saat kondisi cuaca kering dan angin bertiup dengan kecepatan tertentu. Kelembaban yang rendah membantu butiran pasir tetap kering dan mudah bergerak, yang penting untuk menghasilkan suara.

Ukuran butiran pasir di Mingsha Shan umumnya kecil, halus dan bulat. Ukuran yang seragam ini membantu dalam proses gesekan yang menghasilkan suara. Pasir ini biasanya terdiri dari kuarsa. Mineral keras dan tahan lama. Komposisi ini juga berkontribusi pada kemampuan pasir menghasilkan suara.

Pasir di pegunungan ini cenderung kering, yang penting artinya untuk menghasilkan suara. Pasir yang basah atau lembab tidak menghasilkan suara yang sama karena gesekan antar butir berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun