Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Indeks Literasi", Sebuah Prestasi atau Tanda Keprihatinan

1 Maret 2024   06:03 Diperbarui: 2 Maret 2024   16:25 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak membaca  buku di Taman Baca Annelies di Desa Kasepuhan, Kab.Batang, JaTeng | Kompas-P.Raditya M.Y.

Sekarang ini banyak ditemui para pengguna media sosial yang mengalami stress, gonjangan jiwa, cyberbulliying, kecemasan, depresi, dan kecanduan yang semuanya karena terpengaruh oleh isi dan gaya hidup konten kreator.

Konten-konten yang ada membawa khayalan tentang hidup mewah, kehidupan yang mudah dan glamor yang jauh dari kenyataan hidup yang dihadapinya. 

Konten-konten yang menertawakan nasib dan kesialan orang lain, gibah, fitnah, dan masih banyak lagi aneka konten yang tidak mendidik. Walau kita tak menutup mata banyak juga konten yang bermanfaat. (Walau sekali lagi hanya dikulit luar atau permukaannya saja).

Lain halnya dengan pecandu buku (baca: penggemar buku atau literasi), baginya buku bisa menjadi kegiatan atau pelarian yang positif. Dengannya ia tenggelam dalam imajinasi, kreativitas, pengetahuan, pemahaman, pengelolaan emosi, dan belajar semua aspek kehidupan.

Informasi di dalam media sosial lebih banyak tampil dalam frame-frane singkat, tak selalu akurat, kadang hoax. Semua bentuk informasi terfragmentasi, sehingga pengguna sosial terkadang banyak mengalami kehilangan nilai, hakekat budaya, sejarah, atas semua peristiwa yang disajikan. Semua dipahami secara dangkal dan seadanya.

Dengan membaca buku atau literasi lainnya, memungkinkan kita memahami suatu peristiwa penting, kejadian, budaya, Sejarah dan masih banyak lagi dari semua kejadian-kejadian di dunia. Semua membantu perspekstif pembaca buku.

Like mother, like Daughter. Like Father, like son. Buah akan jatuh tak jauh dari pohonnya. Itulah perumpamaan yang mungkin terjadi bila banyak generasi muda suatu bangsa lebih memilih media sosial dibandingkan membaca buku atau literasi lainnya. 

Generasi "Penggila" media sosial akan menjadi dominan. Yang berakibat hal negatif yang kita bahas di atas mungkin dapat terjadi. Mereka akan menjadi generasi yang kurang menghargai literasi.

Sebaliknya generasi "Penggila" buku jaga akan menularkan kebiasaannya membaca kepada anak, cucu dan orang-orang disekitarnya. Maka generasi pencinta literasi akan terus terjaga. (maaf kata "Penggila" saya gunakan sebagai ungkapan anak zaman now. Mereka sering mengungkapkan hal-hal yang luar biasa dan keren kepada teman sebaya untuk mengungkapkan ekspresi kekagumannya, "gila bro, gaya tulisan dan ulasan artikel ini cakep bangat. Kudu elo baca tuh").

Menikmati Fiksi, Puisi, Merangsang Imajinasi| Dok.ceoevent
Menikmati Fiksi, Puisi, Merangsang Imajinasi| Dok.ceoevent

Jadi pernyataan "So What, gitu loh" paling tidak sudah tercerahkan dengan diskripsi di atas. Negara yang mendapat penilaian indeks literasi yang tinggi, bisa berbangga diri atas prestasi yang dicapai. Sehingga masyarakat dunia melihatnya dengan lebih respek. Bisa menjadi tempat belajar dan referensi untuk meningkatkan indeks literasi dimasa-masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun