Dari jarak lima ratus meter arah pukul 11, terlihat Allianz Arena Stadium oleh kami yang sedang meluncur kearahnya. Warna putih lapisan panel belah ketupatnya sedikit tersamar dengan hujan yang sedikit deras. Wajah-wajah cemas terlihat jelas pada mereka yang tadi begitu antusias. Dalam hati mereka berdoa, agar hujan segera reda. Paling tidak hanya sedikit gerimis saja. Pinta mereka pada yang Maha Kuasa.
Doa mereka terijabah saat tiba di lokasi Allianz Arena. Hujan hanya gerimis kecil saja. Tak tunggu lama merekapun segera keluar dari bus menuju stadion. Sempat kaget karena semua pintu tertutup. Sampai akhirnya ditemukan jalur pintu berkaki tiga yang terbuka dengan system dorong. Mereka pun bersorak gembira. Serentak masuk secara Bersama.
Langsung pasang gaya. Berfose bak para bintang yang baru saja merajai laga. Mengabadikan moment dalam menit-menit yang ada dalam gerimis hujan yang mulai reda. Ketika ada informasi keramaian stadion ada di atas sana, maka tak tunggu lama mereka pun naik ke lantai ke dua melalui jalan aspal yang mananjak nyaris 10 derajat. Lumayan berat untuk yang tak biasa berolah raga.
Beberapa dari kami yang naik lebih awal telah tak terlihat, entah masuk ke pintu yang mana. Yang pasti mereka mengincar sesuatu untuk didapat di stadion Allianz Arena. Kami yang tertinggal akhirnya naik kearah pintu dimana FC Bayern Museum Arean View berada. Tiket masuk seharga 9 Euro pun kami beli. Tak menunggu lama kami pun mulai mengeksplorasinya.
Kini dihadapan kami terbentang sebuah area rumput hijau berukuran 111 m x 72 m. Sementara yang dijadikan sebagai lapangan laga pertandingan adalah 105 m x 68 m. Di titk kami berdiri, pada sisi kiri terlihat kursi viber merah dibagian atas dan putih dibagian bawah.
Pada deretan kursi merah terdapat kursi warna putih yang dipormasikan dengan tulisan kata “Bayern”. Sementara pada deretan kursi putih pada bagian bawah terdapat kursi warna merah yang dipormasikan dengan tulisan “Munchen”. Seakan mereka hendak menyatakan “Ini Markas Besar Bayer Munchen”.
Pada titik kami berdiri, persis di belakang gawang. Komposisi kursi diatur dalam format selang-seling antara warna merah dan putih. Ada juga deretan kursi warna biru dekat pagar pembatas antara penonon dan lapangan. Kombinasi ini akan menampilkan koreografi warna yang menarik bila dilihat dari sisi lain.
Penataan stadion berbiaya total 550.000.000 Euro ini memang “cuawik tenan”. Keren abis, kata anak “Zaman Now”. Nggak kaleng-kaleng. Siapa yang ada di dalamnya pasti terpesona. Termasuk Fans Indonesia yang kini sekan merajai stadions. Tak banyak turis yang terlihat di stadions ini. Karena waktu kunjungan dan tur hari ini sudah mendekati waktu tutup. Kami adalah turis terakahir yang masih diizinkan masuk untuk melakukan tur di lapangan sepak bola bergengsi ini.
Sehingga Allianz Arena Stadium ini seakan menjadi milik kami. Hanya terlihat beberapa turis asing dari negara Eropa lain dan Saudi Arabia yang hadir di lokasi Bersama kami. Selebihnya serombongan turis dalam jumlah yang agak besar dari negara Eropa lain baru saja keluar dari arena ini.