Lebih dari 7 juta bunga tulip menyapa pengunjung Keukenhof dengan bentuk dan warnanya yang indah. Kelopak bunganya bagaikan tangan-tangan halus dan lembut menyambut kedatangan tamu dari seantero dunia. Kumpulan dalam varitasnya seakan membentuk sebuah orchestra warna penyambutan mereka yang hadir di sana. Aroma harumnya membangkitkan keceriaan, kenyamanan dan rasa cinta yang menggelora.
Yang "memaksa" ribuan orang hari itu berdatangan dari pelosok negeri. Antrian Panjang dan padat tak mengurangi minat. Sabar menanti giliran masuk dengan QR Code ditangan. Pengelola menyatakan hari ini semua tiket masuk Sold Out. Pameran Bungan Tulip di Keukenhof tahun ini memang dahsyat. Pesan kehadirannya begitu cepat tersebar. Mendunia. Pesan cinta tentang keindahan sekuntum bunga. Tulip, Tanda cinta Keukenhof pada dunia.
Pagi, 30 April 2023 mentari di Lisse, sebuah kota di provinsi South Holand. Di barat daya Amsterdam bersinar cerah. Hawa dingin di musim semi ini masih terasa, khususnya di pagi dan malam hari. Daerah yang disebut "Dune and Bulb Region (Dune-en Bollenstreek)" ini kedatangan banyak wisatawan dari seantero negeri. Sejak mulai dibukanya Pameran Bunga Tahunan Tulip Kuekenhof pada 23 Maret 2023.
Pintu gerbang taman besar tulip di Keukenhof baru saja dibuka. Tapi antrian manusia yang ingin masuk terlihat cukup panjang. Â Bak aliran air diserap tanah. Mereka seakan menyebar di seluruh area taman. Diikuti gelombang antrian berikutnya yang seakan nyaris tak putus. Syukurnya budaya antri sudah menjadi "Habit" para wisatawan ini. Sehingga tak ada cerita berebut atau saling sikut. Tertib, dan urut.
Dengan wajah baru setelah masa pademi, Kuekenhof tampil lebih impressif dengan penataan taman yang menarik. Terutama dibagian depan taman. Sehingga banyaknya pengunjung awal setelah pintu masuk dapat terdistribusi ke beberapa titik landscape tanaman tulip yang sangat menarik.
Beberapa bangunan baru dibangun atau diperluas untuk mendukung kenyamanan pengunjung Keukenhof. Seperti perluasan Oranje Nassau, Willem Alexander, Wilhelmina, Beatrix, Irine dan Mill. Semuanya fasilitas untuk memberi kenyamanan pengunjung menikmati snack, cofffe, Ice cream, lunch, aneka food and beverage, Berbelanja, toilet, hingga tour whisper boat dll.
Pengelompokan Tulip berdasarkan warna dan varian selalu menjadi pola utama dari setiap landscape. Perbedaannya hanya pada komposisi dan bentuk layout landscape yang ada di setiap titik. Variasi layout landscape biasanya mengikuti counter tanah dan luas bidang yang dimanfaatkan.Â
Variasi layout landscape untuk penempatan umbi pohon tulip dengan bunga-bunga nya yang indah ini sangat kreatif dan variatif. Jam terbang pengelola Pameran Bunga Tahunan Keukenhof ini memang patut diacungkan dua jempol. Top abis. Full creative.
Sejarah panjang tercatat, sejak pemilik pertama Countess Jacoba van Beieren (1401-1436) menjadikan taman dapur kastil (keukentuin) sebagai tempat berburu dan kebun yang menghasilkan buah dan sayuran. Lalu Adriaen Maertensz Block, seorang Kapten dan Gubernur perusahaan Hindia Timur Belanda membelinya pada 1638. Dan membangun rumah bangsawan besar, yang diberi nama Keukenhof (Sekarang Kastil Keukenhof).
Setelah kepemilikan berpindah ke Baron dan Baroness Van Pallandt pada 1857. Ia menugaskan Arsitek Lanscape Jan David Zocher dan Putranya Louis Paul Zocher, merestrukturisasi taman dan pekarangan di sekitar Kastil, yang dirancang bergaya Inggris. Yang kini menjadi fondasi taman Keukenhof saat ini.
Keukenhof yang sekarang kita kenal didirikan pada 1949. Penanam umbi Tulip dan eksportir bunga saat itu membentuk konsorsium untuk memamerkan produk mereka dan juga mendukung industry ekspor. Sehingga pada 1950 Taman ini dibuka untuk umum dan 200.000 orang datang mengujunginya.
Kini Koekenhof beroperasi dibawah naungan Yayasan amal Count Carel De Gaaf van Lynden. Dengan jumlah pengunjung mencapai jutaan orang pertahunnya. Data tahun 2019 tercatat 1,5 juta pengunjung atau rata-rata mencapai 26.000 orang per hari. Angka yang fantastis.
Menikmati keindah Bunga Tulip di Kuekenhof bak memandang dara cantik nan jelita. Tak mampu mata ini hanya memandang sekejab. Dan tak ingin mata ini terlelap. Selalu terpana saat menatap. Keindahan Bentuknya seumpama wajah jelita sang dara. Warna indahnyanya bak kulit halus sang jelita. Semburat warna merah muda merona di pipi sang dara saat tersenyum bagaikan semburat kombinasi warna yang tercipta pada beberapa variant tulip yang tercipta. Alamak... bisa pinsan awak nih kalau jumpa dara jelita secantik itu.
Ketika Tulip mulai merekah dari kuncupnya, ia akan menampilkan bentuknya sempurna. Suatu proses kematangan suatu bunga. Menampilkan semua keindah kelopak bunga dengan keindahan warna yang dikandungnya. Menyebarkan aroma bunga yang sesungguhnya sesuai dengan varian bunga tulip yang ada. Sehingga sang kumbang akan datang menghampirinya. Untuk sedikit merasakan madu yang ada di tubuhnya.
Merekahnya bunga tulip seumpama sang dara yang mencapai kematangan di masa gadisnya. Sempurna secara fisik dengan penampilannya. Semua hormon muda dalam dirinya membentuk suatu aura yang menggoda lawan jenisnya. Maka tak heran penulis sekelas S.H. Mintardja, penulis cerita silat dengan tema khas kerajaan dan pedesaan di tanah jawa sampai menulis hingga 74 jilid bukunya yang berjudul "Panasnya Bunga Mekar"
Bunga Tulip pun demikian adanya, "Panasnya" bunga tulip Keukenhof yang mekar mengundang semua penikmat bunga dari seantero dunia. Mereka rela terbang jauh dari negaranya. Membuang tenaga, menyisihkan waktu yang ada, meninggalkan keluarga serta kerabatnya dan menyediakan dana besar untuk hanya sekedar menikmati keindahannya saat Bunga Tulip di Kuekenhof mekar. Subhanallah!
Untuk tak membuat kecewa pecinta bunga Tulip dari seluruh dunia. Pengelola Taman Bunga Keukenhof telah mempersiapkan semua umbi-umbi Tulip sejak musim gugur ada sekitar 40 tukang kebun yang menanam sekitar 7 juta umbi Tulip, hasil kontribusi 100 petani yang menjadi anggota korporasi mereka.
Penanamannya dimuai awal Oktober. Umumnya selesai pada 5 Desember. Pola penanamannya diatur sesuai design layout pada setiap landscape yang telah direncanakan. Umbi Tulip diatur penempatan tanamnya sesuai dengan varian dan warnanya. Untuk memastikan bunga Tulip mekar terus menerus selama masa pameran bunga, maka tiga umbi Tulip ditanam di satu titik lokasi. Umbi yang ditanam paling dangkal akan mekar lebih dulu selama tiga minggu, yang diikuti oleh lapisan-lapisan berikutnya.
Di keukenhof tidak melulu ditanam Tulip. Di sana juga ditanam berbagai tanaman lain. Ada tanaman landscape bergaya Inggris, Berbagai tamanam keras yang tinggi dan besar. Juga ada Garden bergaya Jepang dan pameran aneka bunga lainnya di beberapa Paviliun. Di bagian tengah Keukenhof juga terdapat sungai dan danau dengan paduan landscape yang menarik antara tanaman keras dan besar, bunga tulip, semak belukar dan hamparan rumput hijau. Elok dipandang mata. Cantik sebagai backgroup foto dan video.
Menyusuri setiap sudut pameran bunga tahunan Keukenhof rasanya tak cukup hanya satu hari. Begitu banyak bunga yang dilihat. Begitu banyak keindahan bunga yang harus dinikmati. Begitu banyak momen yang harus direkam dalam camera HP. Semua dilakukan dengan penuh suka, tanpa lelah berjalan ditaman yang begitu luas. Rasa tersirap dengan magis sang bunga yang serentak bermekaran dengan sangat indah.
Kutatap bunga tulip berwarna kuning, merah, pink, oranye, jingga, hitam hingga kombinasi aneka warna. Tak ada cela sedikitpun atas keindahannya. Semua ku kagumi bukan semata akan keindah sebuah bunga, tapi betapa hebatnya Sang Penciptanya. Dalam hati ini berkata, "Maha Besar Engkau Ya Allah, Rabb Tuhan kami... Sang Maha Pencipta Keindahan seluruh alam semesta"
Lalu aku pun berdesah, "walau asalmu dari negeri Turky nun jauh di sana, Oh...Tulip, engkau lah sesungguhnya tanda cinta Keukenhof pada dunia. Tanda cintamu, kami terima jauh hari sebelumnya.
Hingga kini kami hadir di sini hanya sekedar menatap indahnya mekarmu". Tulip, Tanda Cinta Keukenhof pada Dunia.
Jkt/31052023/Ksw/72
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI