Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Sang Komedian Berdialog dengan Jin

2 Maret 2023   05:00 Diperbarui: 2 Maret 2023   14:53 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Om Iwa melihat sosok besar di pojok kamar. Sementara dipojok lain dua sosok hitam juga terlihat saling berdempetan dekat kursi memandangi Om Iwa dan istrinya yang sedang tidur. Ada satu lagi sosok hitam bertubuh gembul, tambum dengan tubuhnya yang pendek, bersander  dekat pintu kamar mandi.

Om Iwa yang sudah terbiasa melihat makhluk gaib itu hanya tenang saja. Lalu ia mulai duduk di pinggir kasur. Lalu terlihat mulutnya membaca sesuatu. Seakan berdialog dengan Sosok tinggi besar di pojok kamar".


Kami memanggilnya Om Iwa. Perawakan tubuhnya langsing. Tinggi sekitar 170 Cm. Berat badan 65 kg. Tak berkumis. Berambut lurus yang dipotong tipis, pendek dan rapih. Rambutnya sudah banyak putih dibanding hitamnya. Maklum cucunya sudah lumayan banyak. Walau sudah Opa tapi ia lebih senang dipanggil Om. Biar kelihatan tetap muda, katanya.

Di group tour kami, Beliau termasuk senior. Dalam arti; usianya cukup matang ranum -- istilahnya mateng pohon kalau buah; termasuk yang sering ikut jalan keliling dunia bersama group; dan sudah pensiun tapi buka usaha dengan penghasilan yang sangat baik.

Hobby nya pada dunia otomotif jangan ditanya. Sejak muda senangnya sama mobil dan motor. Dan terus berlanjut hingga sekarang. Koleksinya memang tidak sama dengan showroom. Tapi dua garasi besar di dua rumahnya terisi penuh dengan mobil dan motor demenannya.

Kalau jalan tour keliling dunia, Om Iwa selalu ditemani istrinya yang cantik dan setia. Tante Yem. Orangnya lemah lembut. Baik hati dan tidak sombong.  Semua sifat itu yang membuat Om Iwa nggak sampai hati meninggalkan istrinya sendiri di rumah. Om Iwa cinta mati sama tante Yem.

Kehadirannya dalam group tour selalu dinanti. Karena Om Iwa sejatinya memang seorang komedian. Walau belum sempat ikut Stand Up Comedy. Tapi... kalau sudah cerita di bus. Saat jalan-jalan tour. Kalau sekedar Sule,...Andre..., Radit,..., hingga Mongol..., mungkin level kelucuan dan "ngocol" nya beda tipis. Sayang saja Om Iwa bukan seorang entertainer di stasiun TV Swasta. Beliau businessmen yang komedian. Yang hanya dikenal dikalangannya.

Kalau di rumahnya. Om Iwa "jaim" (jaga Image) dengan anak cucu nya. Selalu serius. Jarang bercanda. Apalagi "ngebanyol" (membuat kelucuan dengan cerita-penulis). Kalau lagi marah. Nggak ada anak dan cucunya yang  berani bantah. Termasuk Tante Yem. Pokoknya "jaim abis".

Dua karakter yang dijaga benar sama Om Iwa. Agar performnya di keluarga tetap berwibawa. Namun jadi orang yang disuka saat bertemu dengan kawan-kawan dalam perjalanan tournya. Dan ia berhasil melakukannya.

Di luar karakter komediannya. Om Iwa bercerita bahwa beliau punya kemampuan indra penglihatan di luar manusia pada umumnya. Ia bisa merasakan dan melihat kehadiran makhluk gaib di sekitarnya. Entah ceritanya benar atau hanya sekedar keisengannya dengan sifat komedi. Tak ada orang yang tahu.

Dalam sebuah perjalanan group tour. Seperti kebiasaanya Om Iwa menjadi salah satu peserta yang membuat semua teman-temannya tertawa dengan gaya komediannya. Ia banyak bercerita lucu yang membuat suasana dalam bus menjadi ceria.

Namun pada saat akhir program tour. Om Iwa tidak bercerita lucu. Ia bercerita tentang ketidaknyamanannya berada di kamar hotel terakhir. Setelah menerima kunci kamar dari tour leader nya. Om Iwa Bersama Tante Yem menuju kamar sesuai nomor kuncinya.

Saat mulai berpisah dengan beberapa temannya di lantai yang sama, Om Iwa sudah merasakan aura yang tidak beres di lantai tersebut. Kebetulan kamarnya berada di lorong yang berbeda dan berada di pojok lorong lantai hotel.

Saat berjalan di lorong hotel, bulu kuduk nya berdiri. Apalagi saat berjalan di Lorong, lampu paling pojok belum menyala. Setelah beberapa meter baru menyala. Sementara lampu lorong di belakangnya mati.

Sebagai Insinyur arsitektur. Om Iwa paham. Hotel ini menggunakan sensor yang mematikan dan menghidupakan lampu sesuai sensor keberadaan seseorang di suatu tempat. Tapi kondisi ini biasa-biasa kalau kondisinya normal. Namun saat itu ia merasakan sesuatu yang aneh ada disekitarnya. Walau belum mampu dilihatnya.

Saat membuka pintu kamar. Ia merasakan aura yang dingin aneh. Namun Om Iwa berusaha tenang agar sang istri tercintanya tidak panik. Ia bersikap biasa saja. Melakukan aktifitas seperti biasa di dalam kamar. Hingga Tante Yem tertidur karena Lelah.

Namun Om Iwa tidak bisa memejamkan mata. Pukul 22.30  Om Iwa melihat sosok besar di pojok kamar. Sementara dipojok lain dua sosok hitam juga terlihat saling berdempetan dekat kursi memandangi Om Iwa dan istrinya yang sedang tidur. Ada satu lagi sosok hitam bertubuh gembul, tambum dengan tubuhnya yang pendek, bersander  dekat pintu kamar mandi.

Om Iwa yang sudah terbiasa melihat makhluk gaib itu hanya tenang saja. Lalu ia mulai duduk di pinggir kasur. Lalu terlihat mulutnya membaca sesuatu. Seakan berdialog dengan Sosok tinggi besar di pojok kamar. Mereka saling bertatapan. Om Iwa tak merasa takut sedikitpun. Tak lama sosok hitam besar itu pun pergi seakan mengerti permintaan Om Iwa.

Setelah sosok besar itu pergi. Om Iwa menghadapkan wajahnya ke pojok lain dimana dua sosok hitam yang berdempetan berada. Mulutnya berkomat-kamit, seakan berbicara dengan dua sosok hitam tersebut. Dua sosok hitam itu terus menatap Om Iwa seakan berkomunikasi.

Waktu terus  berjalan. Dinginnya AC dan hujan di luar sana  seakan membuat suasana sunyi. Bulu kuduk Om Iwa seakan merinding semua. Sementara dua sososk hitam yang saling berdempetan seakan tak mau memenuhi permintaan Om Iwa. Mereka tetap diam di tempatnya sambil terus memandang Om Iwa.

Namun bukan Om Iwa kalau mudah menyerah. Ia sudah terbiasa menghadapi makhluk gaib seperti ini. Mulut nya terus berkomat-kamit. Dan sekarang tangannya mulai menunjuk makhluk gaib itu. Rupanya upaya yang dilakukannya membawa hasil. Bujukan disertai gertakan membuat dua sosok hitam itu lalu bergerak dan menghilang dibalik pintu kamar.

Om Iwa sedikit lega. Ia menghela nafas dalam. Lalu bergeser arah pandangnya ke sosok hitam tambum dan gembul pendek di dekat pintu kamar mandi. Sama seperti sebelumnya, mulutnya pun berkomat-kamit. Ia memulai dialog dengan sang makhluk gaib yang diyakini Jin penunggu kamar hotel tempat nya bermalam.

Menit berlalu berganti jam. Hingga waktu bergerak ke pukul 01.00. Artinya sudah satu jam lebih Om Iwa berdialog dengan Jin Tambum ini. Tapi sepertinya tak ada reaksi apapun. Ia terlihat acuh tak acuh. "Cuek" kata anak zaman now.

Namun Om Iwa tak putus asa. Terus saja mulut nya berkomat-kamit berdialog dengan Makhluk hitam tambun itu. Tapi tetap tak ada hasil, Jin tambum di dekat pintu kamar mandi itu diam saja. Menyender ke pintu. Membiarkan Om Iwa terus berkomat-kamit.

Belum lagi kekesalannya hilang. Om Iwa di kagetkan dengan kembalinya 3 sosok jin hitam yang tadi diusirnya dari kamar. Ia mendekat Jin tambun yang masih bersender dekat pintu kamar mandi. Yang paling besar diantar mereka lalu berkata kepada Om Iwa, "Om...maaf ya...teman saya ini budeg. Tuli. Tidak bisa dengar apa-apa. Jadi percuma saja Om ajak dialog"

Sambil memegang tangannya mereka pun mengajak jin temannya yang budeg pergi keluar kamar. Meninggalkan Om Iwa yang hanya terdiam membisu.

Haa...haa...haaa... meledak lah tawa semua peserta tour mendengar akhir cerita Om Iwa. Jin Budeg diajak dialog....

Jkt/01032023/Ksw-Cerpen 3/69

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun