Halicopter berwarna merah dengan ornament putih bernomor 40 itu bermanuver di atas batu-batu cadas. Mengeksplorasi Grand Canyon. Memperlihatkan sisi eksotis puncak, lembah, ngarai dan jurang berbatu tajam di Grand Canyon West, Arizona, USA.Â
Memperlihatkan detil "otot-otot tubuh sang raksasa". Â Ngarai terbesar didunia. Â Yang tersusun dari batu cadas tajam nan kuat yang membentuknya.Â
Di bawahnya, sungai Colorado berwarna kuning emas bagaikan sang Naga dengan lenggak-lenggok tubuhnya yang panjang.Â
Seakan memandang kedatangan kami dengan penuh suka. Dan menanti dengan penuh rasa ingin tahu. Siapa enam orang turis Indonesia yang dibawa pilot helicopter yang telah menjadi sahabatnya.
Mentari di Grand Canyon West, Arizona, USA hari ini bersinar cerah. Sinarnya menghangatkan bumi, laksana sentuhan coffee capuciono saat menyentuh tenggorokan pagi tadi. Hangat.Â
Meraba semua sisi dari ujung lidah hingga ujung leher ini. Bau tanah merah yang basah dua hari lalu masih menyisakan wanginya yang khas. Memberi semangat akan arti kehidupan yang terus berjalan.
Berpisah sementara dari kelompok besarnya yang berjumlah tiga puluh tiga orang. Enam turis Indonesia ini memisahkan diri untuk memulai sebuah petualangan seru. Dipimpin Tour Leader dengan jam terbang yang tak perlu diragukan. Mengeksplorasi Grand Canyon West dengan Halicopter.
Mereka akan segera bergabung kembali dengan kelompok besarnya  di Skywalk Grand Canyon setelah program eksplorasinya selesai saat makan siang. Melanjutkan program bersama berjalan di atas jalan kaca skywalk dengan jurang mengangga di bawahnya.
Berfose untuk foto bersama dengan pakaian tradisional Indonesia. Untuk mengatakan pada dunia, bahwa kami bangga menjadi orang Indonesia. Â (Baca di Kompasiana : "Baju Tradisional Indonesia Pun "Pentas" di Skywalk Grand Canyon,USA)
Berjalan sekitar 150 meter dari pintu gedung resepsionis yang sedikit unik. Kami menuju bangunan di sisi kiri yang dibangun secara minimalis dengan fungsi maksimal. Berfose di depan sejenak sebelum beranjak masuk untuk mencatat jejak kenangan yang telah kami tapak.
Ruang di dalamnya berbentuk segi empat. Ada tiga pintu kaca yang dapat diaksesnya dengan fungsi yang diatur untuk masuk dan keluar ruangan.Â
Pada posisi pukul 11 dari pintu masuk terdapat sebuah Counter dengan pembatas kaca. Dua orang petugas berada di dalamnya. Melayani mereka yang teregristrasi untuk memulai eksplorasi.
Mengecek kebenaran data melalui ID Paspor. Mencocokan dengan catatan reservasi yang ada. Dan meminta mereka melakukan penimbangan badan yang alatnya sudah disediakan persis di depan Counter.Â