Rasakan belaian angin laut yang membelai tubuh dan deburan ombak yang mengguncang tubuh seakan mengajak menari. Bergoyang ke kiri...bergoyang ke kanan...Maju...mundur...asyik dan seru. Jangan khawatir mabuk laut. Ini hanya goyangan kecil yang seharusnya tidak membuat mual atau menjadi mabuk laut. Tapi buat Anda yang khawatir dengan kondisi ini, kuncinya hanya satu. Pastikan perut Anda dalam kondisi terisi. Tidak lapar bahkan kelaparan karena telat makan. Kalau pun itu terjadi karena kelalaian diri sendiri. Pastikan Anda memiliki permen jahe atau manisan jahe atau sejenisnya untuk mengurangi semua efek mual atau mabuk laut tersebut.
Berada di Kapal Pinisi bak merasakan semangat para leluhur kita. Sang Pelaut. Dan kita pasti akan selalu terngiang lagu :
"Nenek moyangku seorang pelaut.
Gemar  mengarung luas Samudra.
Menerjang ombak tiada takut.
Menempuh badai sudah biasa."
Kapal Pinisi kami di nahkodai Kapten Abu Bakar Kapten pelaut yang sudah berpengalaman 40 tahun dari suku Bima. Orangnya tenang dengan logat Bima yang khas. Kematangannya menahkodahi Kapal Pinisi tak perlu diragukan lagi. Berangkat dari Dermaga Ayana, Komodo Resort Pantai Waecicu di tengah hari. Kapal Pinisi kami memecah laut antar pulau yang ada. Menembus embusan angin yang sepoi-sepoi membelai wajah-wajah ceria setengah tegang diawal perjalanan, namun menjadi senyum sumringah 5 menit berikutnya.
Memulai pelayaran pada tengah hari mengakibatkan beberapa pulau yang ada dalam agenda itinerary hanya dilalui saja, seperti Pulau Kelor yang memiliki pantai putih dengan lintasan traking ke pucak pulau untuk melihat view indah disekitarnya dari puncak pulau. Demikian halnya Pulau Manjarite memiliki tempat yang bagus untuk snorkling dengan pemandangan koral bawah lautnya yang memukau. Namun semua akan tergantikan di pulau lain yang akan kami kunjungi.
Dengan waktu yang ada Kapten kapal Pinisi mengejar waktu untuk dapat tiba di Pulau kalong secepatnya, agar moment keluarnya kalong-kalong besar dari hutan dapat disaksikan. Sementara keindahan alam saat sunset juga dapat dinikmati. Alhamdulillah, Kapal Pinisi kami tiba beberap menit sebelum moment keluarnya kalon-kalong raksasa dari hutan tempat tinggalnya terjadi.
Beberapa Kapal Pinisi dengan tujuan yang sama telah membuang jangkar di dekat Pulau Kalong. Jumlahnya mencapai belasan dalam beberapa tipe ukuran dan modifikasi kapal. Warnanya beraneka ragam. Ada yang coklat kayu, hitam, putih, merah, kuning bahkan ada yang menggunakan beberapa warna di tubuh kapal pinisinya. Semua cantik dan menarik. Dengan karakter kapal pinisi yang nyaris sama dan khas.