Dalam perjalanan keluar Masjid Agung Moscow kami pun selalu disapa dengan ramah dan penuh persaudaraan. Sampai berfoto Bersama. Sebuah bentuk ukuwah islamiah yang nyata di bumi Russia, dimana cahaya Islam ada di sana. Sampai akhirnya kami berkumpul Bersama para Ibu yang melaksanakan sholat di halaman Masjid.
Ada cerita menarik tentang proteksi yang dilakukan oleh polisi berkuda Moscow pada para Ibu group kami saat sholat Idul Adha tadi. Bahwa posisi awal mereka saat datang ke masjid menjadikan posisi mereka dalam shaf sholat nantinya berada dalam shaf-shaf kaum laki-laki. Beberapa orang jamaah local meminta mereka berpindah tempat lebih ke belakang bergabung dengan shaf Wanita local lainnya. Kondisi ini tentu menyulitkan mereka karena harus berpindah jauh ke belakang. Dalam kondisi tersebut datanglah beberapa polisi berkuda membantu memproteksi group muslim Wanita Indonesia agar tetap berada di tempatnya dan tidak harus berpindah tempat. Beberapa polisi lain bahkan tetap berjaga hingga jelang sholat di mulai. Sebuah apresiasi luar biasa yang diberikan polisi.
Pada prinsipnya yang disampaikan penduduk muslim lokal benar adanya, agar semua jamaah laki-laki dan perempuan berada di shaf sholatnya masing-masing. Laki-laki di depan, perempuan di belakang. Namun kondisinya saat itu sudah berbeda. Posisi mereka sudah berada di tengah diantara shaf-shaf laki-laki yang ada, dengan jumlah yang cukup banyak mengakibatkan kondisi berpindah sudah relative sulit untuk mereka yang sebagian besar berusia paruh baya. Dalam kondisi darurat, islam mengenal hukum ruksah (kemudahan) dan hukum keadaan darurat yang memungkinkan toleransi fleksibilitas dalam menjalankan syariat beragamanya. Itulah Indahnya agama Islam. Agama yang tidak memberatkan umat pemeluknya dalam menjalankan ibadah kepada Allah ‘Azza Wa Jalla. Subhanallah.
Ibadah sholat Idul Adha di Grand Mosque of Moscow yang baru saja kami lakukan merupakan pengalaman spriritual yang sangat luar biasa. Menyatu dengan saudara-saudara muslim di Rusia yang secara idiologi tak mengakui keberadaan Tuhan Sang Pencipta. Tak ada perbedaan antara kami dan mereka. Yang ada hanya rasa bahagia dan rasa menyatu sebagai saudara seiman. Dan rasanya kami begitu bangga dan bersyukur menjadi bagian dari umat muslim Indonesia yang menyatu dalam persaudaran Muslim Dunia. Ah…seandainya seisi dunia ini tahu dan mengerti betapa Islam itu membawa keberkahan dan kedamaian bagi semua makhluk di dunia, ohh… betapa indahnya hidup kita semua di dunia. Semoga masanya segera tiba. In Syaa Allah. Allahumma aamiin.Â
Jkt/02072022/Ksw/48
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H