Grand Mosque of Moscow adalah masjid umat Islam utama dan terbesar di Russia, dan salah satu dari empat masjid di Moscow. Yang kini merupakan masjid kebanggan umat muslim serta menjadi pusat kegiatan dan da’wah Islam di Russia.
Dibangun di atas tanah bekas “Masjid Tua Tatar” yang struktur aslinya dibangun pada 1904. Design Masjid tua ini dirancang oleh Nikolay Zhukov, yang dalam prosesnya mengalami beberapa rekonstruksi. Sayangnya Masjid Tua ini dihancurkan pada 11 September 2011. Disebut “Masjid Tatar”, karena Sebagian besar jamaahnya berasal dari etnis Tatar. Salah satu etnis penduduk Russia beragama Islam, sejak masa Uni Soviet Republik.
Masjid Tatar ini sempat diakui sebagai objek wisata budaya pada Juni 2008. Namun kemudian statusnya dihapus dari daftar monument sejarah dan aristektur di Russia pada akhir 2008; sehingga pada saat penghancuran masjid tua tersebut, tidak ada payung hukum yang melindunginya. Penghancuran masjid tua ini merupakan sejarah pertama pembongkaran bangunan keagamaan di Moscow sejak tahun 1978.
Kemudian Ilyas Tazhiyev merencang rekonstruksi masjid sekaligus memperbaiki posisi arah kiblat masjid yang sedikit melenceng dari arah kiblat di Makkah. Pembangunan masjid terus berlanjut hingga lahir lah Masjid baru, Grand Mosque of Moscow seperti sekarang ini.
Pada Rabu, 23 September 2015, Grand Mosque of Moscow yang dibangun dengan biaya USD 170.000.000,- dan berkapasitas 10.000 jamaah ini diresmikan oleh Presiden Vladimir Putin didampingi Presiden Turkey, Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas serta para pemimpin-pemimpin Muslimin Rusia dan sekitarnya jelang malam Idul Adha. Hari Raya Idul Adha di Rusia dikenal dengan sebutan, “Qurban Bairam”. Masya Allah. Momentum yang luar biasa.
Berbagai statement disampaikan terkait peresmian Grand Mosque Moscow ini, dari Juru Bicara Negara Rusia, Diplomat Top, hingga Kantor Berita Russia, TASS. Sergey Naryshkin anggota Duma Negara Rusia (Majelis Rendah) menyatakan bahwa, Masjid Agung Moscow harus menjadi symbol dengan peran Islam dalam sejarah Russia.
Seorang diplomat top Rusia menyebutnya peristiwa ini sebagai “peristiwa tonggak sejarah” bagi umat Islam di seluruh dunia. Sementara TASS, Kantor Berita Russia mengutip pernyataan Duma Negara Russia, “Saya ingin menyampaikan ucapan selamat yang tulus atas kesempatan pembukaan Masjid Agung Moscow, yang merupakan peristiwa penting tidak hanya untuk ibu kota Russia tetapi juga untuk seluruh dunia. Biarkan tampilan megah Masjid Agung Moscow menjadi symbol peran penting yang selalu dimainkan Islam dalam sejarah Russia dan pencapaian bersama kita di masa depan dalam pengembangan ibu pertiwi”.
Dewan Mufti Russia (Salah satu organisasi muslim berpengaruh di Russia) yang di ketuai Ravil Gaynutdin, mengatakan bahwa Grand Mosque of Moscow ini merupakan rumah ibadah terbesar bagi umat Islam di Eropa.
Kehadiran Masjid Agung Moscow ini memang sedikit menimbulkan issue politik keagamaan di masyarakat, dimana terdapat 20 juta penduduk Muslim yang tinggal di Russia. Sehingga Direktur SOVA Center (Organisasi non-pemerintah dan think tank yang berpusat di Moskow. Organisasi ini melakukan penelitian sosiologis terkait nasionalisme dan rasisme di Rusia pasca-Soviet. SOVA focus pada pemantauan, penelitian, dan advokasi untuk tiga proyek: Penyalahgunaan Legislasi Anti-Ekstrimisme, Rasisme dan Xenofobia, dan Agama dalam Masyarakat Sekuler. Laporannya dicetak dalam bahasa Rusia, dan mengelola situs web yang memperbarui pembaca dalam bahasa Rusia dan Inggris), Alexander Verkhovsky mengatakan, Rusia dapat membedakan antara Muslim sebagai individu dan Islam sebagai agama. Sementara ini sebagian besar penduduk Rusia percaya bahwa bahwa Islam “terhubung dengan terorisme” namun hanya ada 12 % yang memiliki persepsi negative tentang Muslim