Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sevilla "Mutiara Andalusia"

16 Mei 2022   05:30 Diperbarui: 18 Mei 2022   08:01 1693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Istana Alcazars, Indah Bagaikan Mutiara Ketiga Kota Sevilla | Dok. Wikipedia-Createbymyself

Point of Journey to Morocco - Spain : 15

"Sevilla (dibaca "Seviya"),  sebuah kota indah di Spanyol-Andalusia yang terletak di hilir Sungai Guadalquivir, barat daya Semenanjung Iberia. Pada masa kejayaan Muslim kota ini dikenal dengan "Hims Al Andalus" yang juga dikenal dengan nama "Mutiara Andalusia".

Untaian mutiara kotanya terletak di kota tua yang hanya seluas 4 km2 dari 140 Km2 luas kotanya. Dengan 3 Mutiara indah yang dinobatkan UNESCO sebagai situs warisan dunia, yaitu; kompleks istana Alczar, Katedral Giralda dan Arsip Umum Hindia.

Untuk umat muslim dunia, menjelajajahi kota cantik Sevilla layaknya bernostalgia. Ada rasa bangga bercampur sedih di sana. Menyaksikan kebesaran Islam yang kini hanya tersisa. Namun "Nur" keagungannya masih terasa.  Sudah merupakan Sunatullah, yang menjadi kodrat Nya, bahwa kekuasaan dipergilirkan pada setiap generasi manusia di dunia. Hanya tinggal menunggu kapan hal itu kembali kepada kita. Dimana Islam bisa berjaya dan memberi rahmat kehidupan bagi seluruh umat di dunia".


Banyak jalan menyusuri keindahan kota Sevilla - Spain. Salah satunya memulai dari Plaza de Espana. Plaza yang terletak di Parque de Maria Luisa (Maria Luisa Park). Dibangun pada 1928 sebagai tempat pameran Ibero-Amerika pada 1929, dengan luas lantai mencapai 45.932 M2. Sang Arsitek Anibal Gonzales memadukan unsur-unsur gaya kebangkitan Barok, Kebangkitan Renaisans dan kebangkitan Moor (Neo-Mudejer) gaya arsitektur Spanyol; yang merupakan contoh penting Arsitektur Regionalisme.

Sebuah bangunan besar membentuk setengah lingkaran nyaris seperti tapal kuda, menjadi bagian utama Plaza de Espana. Dua buah Menara dibangun di kedua ujung bangunan. Sementara Dua bangunan laksana Gapura utama dibangan, kurang lebih di bagian tengah; dekat 2 jembatan yang menghubungan dua ruang terbuka. Bangunan seakan ditutup dengan rimbunan pohon hijau dibagian belakang tapal kuda. Memberikan kesejukan tersendiri di tengah luasnya bidang terbuka di depannya.

Sebuah sungai buatan seakan membagi ruang terbuka menjadi dua bagian dilengkapi dengan dua jembatan melengkung indah menjadi penghubungnya. Beberapa perahu sejenis kano besar berkeliling membawa pengunjung menikmati keindahan bangunan Plaza de Espana.

Ketinggian ruang terbuka dekat Gedung utama dan ruang terbuka ditengahnya; yang dibatasi sungai buatan, memiliki ketinggian berbeda. Sehingga tampak bagian ruang terbuka di tengah lebih rendah. Seakan membentuk sebuah lembah. Menyajikan kontur ruang terbuka dengan dimensi ketinggian berbeda yang indah dipandang mata.

Sebuah pagar batu plaster berornamen cantik memberi list pada batas bidang terbuka di bagian atas dengan sungai.  Berfungsi sebagai ornament pagar yang mengelilingi ruang terbuka sekaligus berfungsi keselamatan pengunjung saat menikmati view sungai di bawahnya.

Lantainya berhias keramik lantai berwarna tera kota senada dengan warna bangunan utama. Membentuk pola persegi panjang dengan ornament pembatas list berwarna cream. Menyajikan pola geometris persegi panjang yang menawan.

Di tengah ruang terbuka bagian bawah, terlihat sebuah air mancur besar menjadi ornament utama. Batas ruang terbuka dengan sungai di hiasi dengan tumbuhan perdu yang membentuk list sesuai bentuk ruang terbuka yang bertemu dengan sungai.

Lantainya dihiasi dengan keramik lantai berwarna abu-abu terang dengan kombinasi putih ivory. Membentuk beberapa motif geometris yang menarik. Sebuah air mancur besar menjadi hiasan utama ruang terbuka bagian bawah ini.

Beberapa kereta kuda terlihat sibuk hilir mudik melayani turis yang menjadikan Plaza de Espana sebagai bagian program kunjunganya. Berkeliling kota Sevilla.  

Plaza de Espana, Salah Satu Icon Kota Sevilla Yang Penuh Pesona | Dok. Wikipedia-Createbymyself 
Plaza de Espana, Salah Satu Icon Kota Sevilla Yang Penuh Pesona | Dok. Wikipedia-Createbymyself 

Ekspresi eksistensi kerajaan kuno Spanyol sangat kental pada arsitektur kompleks Plaza de Espana yang berbentuk setengah lingkaran dengan air mancur Vincente Travel di tengahnya. Setiap provinsi di Spanyol terwakili eksistensinya pada setiap ruang terbuka berbentuk dinding keramik bergambar dengan tembok kecil di depannya setinggi kurang lebih 50-60 cm berbentuk berhuruf U terbalik yang dibangun di sekitar alun-alun Plaza de Espana.

Tembok dihiasi dengan keramik berdesign indah dengan 2 pilar penyangga dinding di sisi kiri kanannya. Pada tengah dinding dihiasi lukisan keramik yang merepresentasikan eksistensi provinsi tersebut. Di atasnya terlihat lukisan keramik lambang provinsi yang terbingkai dalam keramik bunga yang indah. Tempat ini menjadi favorit bagi setiap pengunjung untuk mengabadikan kenangan di Plaza de Espana.

Setiap Provinsi Punya Ruang Ekspresi Tersendiri di Plaza Espana | Dok. Pribadi
Setiap Provinsi Punya Ruang Ekspresi Tersendiri di Plaza Espana | Dok. Pribadi

Bangun Plaza de Espana saat ini merupakan hasil renovasi dan disesuaikan untuk fungsi kantor instansi pemerintah, khususnya Departemen Pemerintah Pusat dengan design adaptif yang sensistif di dalamnya. Beberapa bagian bangunan juga difungsikan sebagai museum yang berisi koleksi arkeologi kota, mozaik Romawi dan artefak dari Italia.

Renovasi dilakukan pada 2007 hingga 2010. Dengan investasi restorasi sebesar 9 juta Euro yang disediakan khusus oleh Dewan kota Sevilla untuk menjaga monument asli Plaza de Espana yang rancang oleh arsitek Anibal Gonzales.

Keindahan Plaza de Espana juga menjadi daya tarik sutradara film dunia menjadikannya sebagai area shooting film. Tercatat serial film Star Wars, episode II -- Attack of the Clones (2002); dimana ditampilkan eksterior Plaza de Espana sebagai eksterior Kota Theed di Planed Naboo. Film The Dictator yang diproduksi pada 2012. Demikian juga shooting video lagu Simply Red berjudul "Something Got Me Started"

Maka tak heran bila kita juga akan banyak menjumpai seniman-seniman jalanan yang mengeksresikan talent nya di Plaza de Espana, sambil menjual kreasi seninya berupa hasil seni, alat music atau CD pada setiap pengunjung yang datang kesana.

Plaza de Espana memang sangat layak dikunjungi. Mengagumi seni arsitektur yang jaya pada masanya; menikmati view indah yang tersaji di depan mata; sambil menikmati irama musik musikus jalanan yang mencoba mengekresikan kemampuan talent yang dimilikinya.

Lanjut menelusuri indahnya kota Sevilla, kaki-kaki ini pun terus melangkah meninggalkan Plaza de Espana yang indah. Menyusuri pedestrian lebar, teduh dan nyaman di pinggir Parque de Maria Luisa (Maria Luisa Park) menuju kota tua Sevilla.

Jalan "perkampungan" menuju pusat kota tua di Sevilla ini memang sangat nyaman dilalui. Jalan yang hanya diperuntukan bagi pejalan kaki ini menyajikan suasana perumahan penduduk dengan aktivitas ekonomi di dalamnya. Ada caf, mini market, souvenir dan gift shoop untuk turis, es cream shop, restaurant, hingga pelukis dan pemusik jalanan.

Saat kaki-kaki ini masuk sebuah Lorong jalan bercat biru putih pada dindingnya serta aneka bunga gantung yang tersusun rapi sepanjang jalan; terdengar suara aluan gitar yang indah dari tiga pemuda tampan yang piawai memainkan gitar dari sisi jalan lainnya.

Dentingan melodi gitar indah khas Spanyol terdengar menyapa. Memberi suasana ceria, seakan menyambut turis Indonesia yang baru tiba di Espanyola. Sebuah lagu dimainkan mengiring suara bariton trio pemuda tampan yang memainkan gitar yang dipeluk bak seorang gadis belia. Mereka menyanyikan lagu "Malaguena Salerosa".

Terasa setiap Langkah menjadi lebih ceria seiring petikkan gitar yang mengiringi. Lorong jalan sepanjang beberapa puluh meter itupun kami lalui dengan santai sambil menikmati dua lagu cantik yang diiringi gitar. Dan ujung lorong jalan pun berakhir seiring lagu "Besame Mucho" yang dimainkan. Kami pun mengapresiasi mereka dengan selembar euro yang bernilai cukup atas upaya menghibur kami. Merekapun tersenyum sambil berucap "gracias, nos vemos de nuevo - terima kasih, sampai jumpa Kembali"

Jalan kecil; warna cat biru kombinasi putih pada dinding; bunga-bungan di pot gantung berwarna-warni;  arsitektur bangunan; dan ketenangan yang ada;  menciptakan suasana nyaman di perumahan penduduk sekitar kota tua Sevilla. Pohon jeruk yang buahnya mulai masak menebar aroma lemon yang segar di sebuah taman kecil dekat sebuah toko yang menjajakan souvenir bagi turis. Kamipun berhenti sekedar membeli cendramata dan menikmati suasana; sedikit merasakan kedamaian hidup penduduk kota tua Sevilla.

Setengah jam lebih berlalu tanpa rasa Lelah, sampai akhirnya kami keluar dari sebuah lorong jalan menuju area terbuka, pusat kota tua. Pandangan kami pun terpesona. Bangunan-bangunan tinggi besar dengan arsitektur nan indah tersaji di depan mata. Yang paling mencolok adalah sebuah bangunan Katedral dengan sebuah menara tinggi nan indah. Inilah Catedral de Sevilla dan La Giralda.

Catedral de Sevilla dan La Giralda, Salah Satu Mutiara Indah Kota Sevila | Dok. Wikipedia
Catedral de Sevilla dan La Giralda, Salah Satu Mutiara Indah Kota Sevila | Dok. Wikipedia

Catedral de Sevilla dan La Giralda awalnya adalah sebuah Masjid Agung Sevilla yang dibangun pada masa pemerintahan dinasti Almohad dengan Menara adzan nya yang kini dikenal dengan sebutan Giralda. Masjid dibangun untuk menggantikan Masjid Ibnu 'Addabas yang sudah tua; yang dibangun pada masa pemerintahan Umayyah pada abad ke 9. Sebagai tuntutan kebutuhan umat Islam, karena jamaah masjid semakin bertambah banyak.

Sang Khalifah, Abu Ya'qub Yusuf, menugaskan "Sevillian Ahmad Baso" seorang arsitek handal untuk merancang pembangunan masjid tersebut. Perluasan tahap awal ini mengalami kendala teknis selama empat tahun akibat pengalihan saluran pembuangan kota agar pondasi perluasan masjid dapat dibangun.

Pembangunan Masjid Agung Sevilla ini melibatkan seluruh pengrajin di Andalusia dan Maghreb (Marocco) dan Khalifah Abu Ya'qub Yusuf selalu mengontrolnya setiap hari. Akhirnya pembanguan Masjid Agung itupun selesai pada 1176, kecuali menaranya. Sholat wajid dan sunnah sudah mulai dilakukan saat selesai pembanguna, namun sholat Ju'mat baru mulai dilakukan di masjid pada 1182.

Masjid Agung Sevilla memiliki ukuran sebanding dengan Masjid Agung Cordoba. Berbentuk persegi Panjang berukuran sekitar 113 m x 135 m. Dindingnya menghadap kearah mata angin dengan ketepatan matematis. Aula Sholat dibangun simetris dan lapang. Sebuah kubah berukir plesteran terletak di atas mihrab dan beberapa ukiran yang serasi di atas pintu yang dibuat melengkung menjadi interior masjid.

Gaya Cordoban menjadi dekorasi mimbar Masjid. Dibuat dari kayu berkualitas tinggi dan mahal. Dihias dengan kayu cendana, gading, kayu hitam. Emas dan perak; menjadikan Mimbar Masjid Agung Sevilla tampil berkelas. Halaman masjid cukup luas dan berhias dengan banyaknya pohon jeruk yang menebarkan aroma segar, khususnya saat berbunga dan buah mulai ranum matang. Khas wangi jeruk atau lemon. Menyegarkan. mereka meyebutnya dengan "Patio de los Naranjos -- Halaman Pohon Jeruk".

Pintu masuk utara ke halaman "Patio de los Naranjos" berlapis perunggu dengan dekorasi geometris dilengkapi pengetuk pintu berbentuk bunga; yang merupakan replica dari pengetuk pintu asli yang kini dipajang di dalam Menara Giralda. Masjid Agung Sevill ini mengalami keruntuhan sebagian, rusak berat akibat gempa bumi yang terjadi pada 1356.

Menara Masjid Agung Sevilla merupakan salah satu ikon terpenting kota ini sejak abad pertengahan. Menara yang memiliki tinggi 104,1 meter merupakan karya besar arsitektur umat Islam bergaya Moor masa dinasti Almohad ini terdaftar sebagai Situs warisan dunia oleh UNESCO pada 1987. Penambahan Menara lonceng bergaya Renaisans dilakukan oleh penguasa Katolik setelah jatuhnya kekuasaan Islam di Andalusia.

Sang Khalifah, Abu Ya'qub Yusuf yang menyelesaikan pembangaun Masjid Agung Sevilla pada 1176, melanjutkan pembangunan Menara masjid pada 1184. Pembangunannya terhenti akibat meninggalnya arsitek "Sevillian Ahmad Baso" yang kemudian diikuti wafatnya sang Khalifah satu setengah bulan kemudian, saat perang - pengepungan Santarem.

Putranya, Abu Yusuf Yaqub al-Mansur yang naik tahta setelah wafat ayahandanya, memerintahkan agar melanjutkan pembangunan Menara Masjid pada 1184. Namun pembangunannya tak berjalan lama dan terhenti kembali dan tidak dilanjutkan hingga 1188.

Setelahnya proses pembanguan berlanjut. Karya arsitektur Sevillian Ahmad Baso yang baru membangun dasar menara dengan batu potong dilanjutkan oleh Ali al-Ghumari, arsitektur Maghrebi Berber (Marocco dari suku Berber). Ia menyelesaikan pembangunan tubuh manara dari batu bata. Prosesnya diselesaikan oleh arsitek dari Sisilia, Abu Layth al-Siqilli. Batu bata local dan marmer daur ulang dari monument tua dinasti Umayyah menjadi bahan dasar bangunan Menara ini.

Pada 10 Maret 1198, Menara Masjid Agung Sevilla ini selesai dibangun dengan penambahan finial (jamur) empat bola logam mulia (emas atau tembaga) di atas puncak Menara. Hal ini digunakan sebagai symbol memperingati kemenangan empat tahun silam al-Mansur atas Alfonso VIII dari Kastila.

Secara arsitektur Menara Masjid ini "bermetamorfosis" tiga kali hingga saat ini. Berbasis di permukaan tanah berbentuk bujur sangkar dengan sisi 13,6 m ditopang pondasi kokoh setiap sisinya sekitar 15-16 m dengan kedalamam pondasi 5 m; terbuat dari batu persegi Panjang yang kokoh berasal dari tembok bekas istana Abbadid dan tembok kota masa Romawi.

Menara terbagi menjadi dua bagian, yaitu poros utama dan poros kedua yang jauh lebih kecil berada di bagian paling atas poros utama. Tinggi poros utama mencapai 50,51 m. Sementara Poros kedua Menara saat ini memiliki ketingian 14,39 m. Dengan alas pondasi (di atas bangunan poros pertama) berbentuk bujur sangkar dengan sisi berukuran 6,83 m.

Struktur dalam poros utama terdiri dari 35 tangga-bidang landai berkelok-kelok menghubungkan tujuh ruangan berkubah pada setiap ruangan. Tangga-bidang landai ini dirancang dengan lebar dan tinggi yang cukup. Awalnya dirancang agar muadzin dapat menggunakan kuda untuk dapat mencapai puncak Menara untuk melakukan adzan memanggil umat Islan untuk melakukan sholat.

Fasad dan jendela yang di hias dengan dekorasi cantik dihadirkan untuk memaksimalkan cahaya masuk ke setiap ruangan. Salah satu karya sang arsitek Ali al-Ghumari. Dekorasi fasad dibagai menjadi tiga zona vertical yang simetris. Zone tengah ditempati jendela-jendela yang memberi jalan masuknya cahaya ke dalam. Tampil dalam bentuk bukaan lengkungan tapal kuda tunggal hingga ganda dengan profil polylobed (multifoil) dan kolom marmer pusat. Umumnya dibingkai oleh lengkungan buta berornamen dengan kolom marmer di sisi dan ukiran bergaya Moor di spandrel. Dua zone vertical fasad lainnya menampilkan panel besar bermotif Sebka, yang masing-masing muncul dari arcade buta dari lengkungan polilob yang ditopang pada kolom marmer.

Bagian atas poros utama dihiasi arcade buta lain membentuk pita horizontal dari lengkungan polylobed yang berpotongan. Fasad Menara memiliki beberapa plester yang dihilangkan selama restorasi modern. Tepi atas poros utama Menara awalnya dimahkotai oleh merlon, berbentuk gigi gergaji, seperti layaknya menara kontemporer lainnya di wilayah tersebut. Poros sekunder kecil di bagain atas Menara juga dilengkapi sebka dan dekorasi lengkung buta, meskipun ini hanya terlihat dari dalam menara tempat loncong bergantung hari ini.

Tahun 1248 kota Sevilla diambil alih dari penguasaan muslim oleh penguasa Kristen. Nasib masjid kota menjadi memprihatinkan semasa Reconquista. Fungsinya diubah menjadi Katedral dengan segala perubahan fungsi di dalamnya.  Kerusakan dan kehancuran pun tak terhindari tercatat pengabaian ini berlangsung dari abad 13 hingga awal abad 14. Gempa bumi pada 1356 memperparah kerusakan struktur Masjid Agung Sevilla ini.

Akhirnya pada 1433 Pemerintah kota Sevilla mulai membangun Katedral bekas Masjid Agung ini. Material batu, kayu dan pengrajin trampil saat itu sangat langka, maka dikumpulkanlah material dan pengrajin dari beberapa negeri, hingga sejauh Jerman dan Belanda. Dibutuhkan waktu 73 tahun untuk melakukan renovasi ini, hingga pada 1506 Katedral ini selesai dibangun. Kini Katedral Sevilla menjadi salah satu gereja terbesar di dunia yang mengekspresikan gaya Gotik dan Barok.

Didalam Katedral Sevilla juga dimakamkan tulang-beluang Chrsitopher Colombus penjelajah dunia tersohor pada 1898 dan putranya Diego Colon. Christopher Colombus meninggal di kota Valladolid di Spanyol utara pada 20 Mei 1506 pada usia 54 tahun setelah Kembali dari ekspedisi ke "Dunia Baru" yang merupakan ekspedisi terakhirnya. Jasadnya tiga tahun kemudian dipindahkan ke La Cartuja sebuah biara di dekat Sevilla.

Atas permintaan putranya, Diego Colon, Gubernur Hispaniola (Hispaniola adalah pulau Karibia yang sekarang terbagi antara Republik Dominika dan Haiti), pada 1542 Jasadnya dipindahkan ke Colonial Santo Dominggo, Republik Dominika. Lalu dipindah lagi ke Havana, Kuba, Ketika Spanyol menyerang Hispaniola. Saat perang Spanyol-Amerika Serikat pada 1898, Jasad Christoper Colombus dikembalikan ke Spanyol dan dimakamkan di Catedral de Savilla.

Eksistensi jasad terkhir Christoper Colombus juga di Klain Santo Domingo Ibukota Republik Dominika, yang menyatakan bahwa jasad penjelajah dunia itu berada di Santo Domingo. Sehingga pada 1537, Katedral Santa Maria la Menor di Santo Domingo dianggap sebagai situs pemakaman Christopher Colombus. Sampai 1795, saat Prancis mengambil alih Hispaniola dari Spanyol di bawah perjanjian damai.

Tak ingin jasad penjelajah dunia ini diambil Prancis, maka Spanyol memindahkannya ke Havana, Kuba. Dimana saat itu Kuba merupakan bagian kerajaan global Spanyol yang luas. Hingga kekuasaan Spanyol melemah dan melepaskan kendali atas Kuba. Kemudian jasad Chistopher Colombus dipindahken ke Catedral de Sevilla.

Klain Republik Dominika atas keberadaan jasad Colombus bukan tanpa dasar, bahwa jasadnya tidak pernah melakukan perjalanan terakhir ke Spanyol, karena pada 1877 para pekerja di Katedral Santo Domingo menemukan sebuah wadah berlabel "Pria yang termasyur dan luar biasa, Don Columbus,Laksamana Laut Samudra". Wadah itu berisi jasad penjelajah dunia yang terkenal, Columbus.

Sejak saat itu Republik Dominika mengklaim bahwa Spanyol mengangkut jasad yang salah (bukan jasad Christopher Colombus) dari Santo Domingo pada 1795. Rakyat Republik Dominika sngat yakin bahwa Columbus masih tetap berada di tanah mereka. Sehingga pada 1992 mereka membangun monument berbentuk salib kolosal untuk mengenangnya.

Namun test sampel DNA dari potongan tulang yang ada di makam Catedral de Sevilla  oleh Team Forensik Universitas Granada, menyatakan; bahwa sisa-sisi jasad yang ada merupakan milik Christopher Colombus. Jadi bisa dipastikan Jasad Christopher Colombus benar-benar ada di Catedral de Sevilla.

Tempat Pemakaman Terakhir Christopher Colombus Dan Putranya Di Catedral de Sevilla | Dok. Pribadi
Tempat Pemakaman Terakhir Christopher Colombus Dan Putranya Di Catedral de Sevilla | Dok. Pribadi

Ketika fungsi masjid agung Sevilla diubah fungsinya sebagai Katedral, maka Menara masjid digunakan kembali. Bola logam yang berada di puncak Menara jatuh saat gempa pada 1356 dan diganti dengan tanda Salib dan Lonceng  pada 1400. Sehingga mereka menyebutnya sebagai Menara Lonceng.

Hernan Ruiz Junior membangun perpanjangan manara lonceng bergaya Renaisans inipada abad 15, tepatnya pada tahun 1458 dan 1568. Hingga ketinggiannya mencapai 96 m. Pembangunan dilakukan dalam beberapa tingkatan. Bagian bawah memiliki tata letak persegi dengan lebar sama dengan poros utama Menara. Terdiri dari struktur seperti lentera dengan lima bukaan jendela di kedua sisi dimana lonceng digantung. Ruang di atas bukaan ini menonjolkan Okuli selain lengkung sentral. Tepi atas bagian ini dimahkotai dengan "guci" batu hias yang dikenal sebagai "Carambola".

Bagian atas lebih sempit dan terdiri dari dua bagian persegi yang diatapi oleh dua bagian bundar dengan ukuran semakin kecil. Ubin hitam digunakan disamping detail pahatan untuk dekorasi di seluruh Menara tempat lonceng bergantung. Bagian atas persegi juga menampilkan tulisan: "TURRIS FORTISSIMA NOMEN DNI PROBERBI8", referensi ke bagian dari Amsal ke-18: "Nama Tuhan adalah Menara dibentengi".

Pada 1568 dilakukan sentuhan akhir pada Menara dengan ditambahkannya patung perunggu berputar karya Luis de Vergas yang modelnya dibuat oleh Juan Bautista Vasquez "el Vjejo" dan dicetak dalam perunggu oleh Bartolome Moral yang dikenal sebagai "Giraldillo"- Baling-baling cuaca. Dari ini lah kemudian Menara dinamakan dengan "Giralda".

Patung Giraldillo berwujud Wanita yang membawa tiang bendera yang mungkin terinspirasi Pallas Athena, yang mengadaptasinya ke symbol iman Kristen. Dengan tinggi 4 m, lebar 4 m dan berat 1.500 kg patung ini terbuat dari lembaran perunggu cor, interiornya Sebagian besar kosong dan disatukan dengan bantuan beberapa batang vertical dan horizontal.

Penopang internal ini bertumpu pada sumbu logam vertikal yang dimasukkan ke dalam patung itu sendiri hingga setinggi dada dan yang ditambatkan di bawah ke puncak menara. Maka patung itu berputar di sekitar sumbu ini seperti baling-baling cuaca.

Seiring waktu patung Giraldillo pun rusak dan diperparah dengan gempa Lisbon pada 1755, namun perbaikannya tidak dilakukan sampai 1770, karena factor kesulitan dan berat serta lokasi yang sulit dijangkau.

Studi para sarjana dan ilmuwan modern pada 1980 dan 1981 memutuskan untuk merestorasi Giraldillo dan prosesnya mulai dilakukan pada 1999, Ketika ia dipindahkan ke Institut Warisan Sejarah Andalusia (Instituto Andaluz de Patrimonio Historico). Replikanya kemudian dipasang Kembali pada 2005 bersama instrumentasi khusus yang dirancang memantau kondisinya.

Tiga Phase
Tiga Phase "Metamorfosis" Menara Giralda, Salah Satu Mutiara Indah Kota Sevilla | Dok. Alejendro & Wikipedi-Createbymyself

Tiga tahap sejarah Giralda (ilustrasi oleh Alejandro Guichot y Sierra): di sebelah kiri  (1) adalah menara Almohad asli sekitar tahun 1198, di stengah (2) adalah tampilannya sebagai menara lonceng Kristen sekitar tahun 1400, dan di sebelah kanan (3) adalah penampilannya saat ini setelah 1568.  Gambar sebelah kanan adalah visual perubahan terakhir dengan patung Geraldillo sebagai puncak menara.

Puas mengeksplorasi Catedral de Sevilla dan La Giralda, kamipun bergerak menuju Archivo General de Indies -- Arsip Umum Hindia. Gudang arsip yang sangat berharga berisi banyak dokumen yang menggambarkan sejarah Kekaisaran Spanyol di Amerika dan Asia. Bertempat di Casa Lonje de Mercaderas Sevilla. Gedung arsip bergaya arsitektur Renaisans Spanyol dan Italia.

Struktur bangunan yang dirancang Juan de Herrera ini dimulai pada 1572 ketika Philip II menugaskannya membangun Gedung arsip ini. Kini struktur dan isinya sudah terdaftar di UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia sejak 1987.

Pembangunannya sendiri baru dilakukan pada 1584 oleh Juan de Mijares dengan menggunakan rancangan design arsitektur Juan de Herrera. Penyelesaian struktur bangunan berlangsung singga abad 17. Uskup agung Juan de Zumarraga mengarahkan pembangunan Gedung ini hingga 1629 yang diselesaikan semuanya oleh Pedro Sanchez Falconete.

Bagi Spanyol dan juga dunia, Archivo General de Indies ini adalah pusat informasi dan referensi dunia yang sangat berharga terkait dengan eksistensi perjalanan Panjang sebuah bangsa dengan segala dinamika politik, sosial, budaya dan agama hingga menyentuh aspek kehidupan lainnya. Sangatlah tepat bila UNESCO menjadikannya sebagai salah satu situs warisan dunia.

Gedung Arsip Umum Hindia Menyimpan Dokumen Perjalanan Sejarah Spanyol Dan Dunia | Dok. Wikipedia
Gedung Arsip Umum Hindia Menyimpan Dokumen Perjalanan Sejarah Spanyol Dan Dunia | Dok. Wikipedia

Untai Mutiara ke 3 yang akan kita eksplorasi di Sevilla adalah Istana Alcazars. Letaknya berdekatan dengan Catedral de Sevilla dan La Griralda. Sebuah Istana yang pada masa kejayaan Islam dikenal dengan al Qasr al-Muriq yang yang kemudian diucapkan sebagai Alcazars yang bermakna Istana atau Benteng.

Setelah penaklukan Sevila pada 712 oleh ke khalifahan Ummayah, pada tahun 913-914 terjadi pemberontakan melawan pemerintah Cordoba, Abd al-Rahman III, khalifah pertama Al-Andalus membangun benteng di atas Basilika Kristen Visigothic. Benteng berbentuk persegi dengan Panjang sisi 100 m, dibentengi dengan dinding dan Menara persegi Panjang yang ditempelkan pada dinding kota.

Raja Abbadid Al-Mu'tahid memperluas kompleks Istana ke selatan dan timur dan beberapa bangunan lain selama periode Taifa, sekitar abad 11. Istana barunya dinamakan Al-Mubarak.

Sivila mulai dikembangkan menjadi ibu kota Al-Andalus oleh para khalifah Almohad jelas tahun 1150. Komplek istana diperluas kearah barat hampir dua kali lipat dari ukuran sebelumnya. Dikomplek lama dibangun 6 istana dan 9 istana di tempat perluasan barunya.

Khalifah Abu Ya'qub Yusuf menjadikan Alcazars sebagai Istana utamanya pada 1163. Memperluas dan menghias istana dan menambah luasnya istana. Membangun 6 blok baru di sisi selatan, utara dan barat istana yang pekerjaannya dilakukan oleh arsitek Ahmad ibn Baso dan Ali al-Ghumari. Untuk merealisasikannya hampir semua bangunan sebelumnya dihancurkan, kecuali tembok pagar dan dibangun 12 istana baru baginya.

Terdapat halaman taman besar diantara bangunan-bangunan yang dibangun Abu Ya'qub Yusuf yang sekarang dikenal dengan Patio del Crucero. Ia juga membangun Masjid Agung Sevilla disisi utara Alcazars yang kini sudah dirubah menjadi Catedral de Sevilla.

Sisa-sisa kontruksi masa kejayaan Islam kini masih tersimpan di Alcazars, seperti Sisa arkeologi istana Al Mubarak dilestarikan di Patio de la Monteria. Beberapa fragmen lukisan dinding di pamerkan di Palacio del Yeso. Sementara periode Almohad dilestarikan di Patio del Crucero.

Perubahan kekuasaan dari Islam ke Kristen merubah kondisi Alcazars. Fungsinya kini menjadi istana raja-raja Kristen dengan segala kebutuhannnya dalam kehidupan di istana. Raja Pedro I membangun Istana Mudejar pada 1364-1366 dengan arsitektur bergaya Mudejar Andalusia, yang memadukan unsur-unsur Romawi, Gotik dan Renaisans. Dan pada penguasaan Katolik, Ratu Isabella dan Raja Fernando, lantai atasnya diperluas dan diubah menjadi kediaman utama para raja. Di istana inilah lahir Infanta Maria Antonietta dan Elisabeth Farnese, putri Philip V dari Spanyol.

Lantai atas Alcazars ini masih ditempati oleh keluarga kerajaan Spanyol Ketika mereka mengunjungi Sevilla, yang kesehariannya dikelola oleh Patrimonio Nacional.  UNESCO mencatat Alcazars sebagai Situs Warisan Dunia pada 1987.

Selama lima ratus tahun pembangunan Alcazars berubah silih berganti disetiap masa kekuasaan para raja. Berbagai gaya aristektur datang silih berganti. Dari elemen Muslim, Gotik, Romawi, Renaisans dan Barok. Bahkan perpaduan diantara gaya arsitektur yang ada. Tidak ada tersisa design arsitektur awal, tetapi strukturnya mungkin diperbaharui dengan elemen ornament dan pola yang menjadi trand pada masanya.

Alcazars juga terkenal dengan dekorasi ubinnya. Ubin yang digunakan adalah ubin majolica dan ubin arista. Dalam teknik arista, tubuh hijau dicap dan setiap segmen ubin memiliki tonjolan. Teknik ini menghasilkan ubin dengan glasir transparan yang tidak rata.

Seni keramik majolica dikembangkan kemudian pada abad ke-15-16. Inovasi ini memungkinkan untuk "melukis" langsung pada keramik yang dilapisi dengan glasir buram putih. Menjadi pusat perdagangan, Seville memiliki akses ke produksi skala besar ubin ini. Mereka terutama dari desain geometris yang terinspirasi oleh ornamen arab.

Pada abad ke-16, Raja Katolik menugaskan seorang seniman Italia dari Pisa, Francisco Niculoso (disebut Pisano) untuk membuat dua altarpieces ubin majolica untuk kapel pribadi mereka di istana. Satu masih ada di oratorium apartemen kerajaan, yang lain hilang. Kemudian, seniman Cristbal de Augusta membuat karya ubin di Palacio Gotico. Menampilkan binatang, kerub dan desain bunga dan memberikan istana tampilan permadani yang cerah.

Pintu utama Istana Alcazars diberi nama dari ubin yang bertatahkan di atas pintu, yaitu Pintu Singa. Dengan lukisan singa bermahkota memegang salib di cakarnya dan membawa tulisan Gotik.

Istana Alcazars, Indah Bagaikan Mutiara Ketiga Kota Sevilla | Dok. Wikipedia-Createbymyself
Istana Alcazars, Indah Bagaikan Mutiara Ketiga Kota Sevilla | Dok. Wikipedia-Createbymyself

Mengeksplorasi Alcazars serasa berada diberbagai masa perkembangan gaya arsitektur yang berkembang di dunia. Menyaksikan bahwa selera penguasalah yang akhirnya menentukan keabadian suatu gaya arsitektur pada sebuah bangunan.

Mengeksplorasi Sevilla bagaikan membuka lembaran-lembaran sejarah Panjang perjalanan peradaban manusia. Lengkap dengan ambisi dunia para penguasa yang mengatasnamakan sebuah kerajaan mewakili sebuah bangsa bahkan atas nama agama. Kemenangan; penguasaan wilayah; mengekploitasi penduduknya; dan meninggalkan jejak-jejak sejarah bagi dunia terkadang menjadi ambisi utama.

Itulah ambisi para pemimpin dunia. Mereka ingin rekam jejak kejayaan dan prestasinya dilihat generasi berikutnya. Seperti halnya di Sevilla dimana ada tiga Mutiara indah dunia disematkan sebagai kalung indah warisan dunia oleh UNESCO. Untuk kita para pencinta sejarah dunia.

Jkt/Ksw/15052022/42

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun