Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ramayana Ballet Purawisata-Jogja, Mempesona dari Awal hingga Akhir

5 Februari 2022   05:00 Diperbarui: 5 Februari 2022   05:33 3349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramayana Ballet Purawisata-Jogja, Mempesona Dari Awal Hingga Akhir | Pribadi

"Penculikan Sinta oleh Rahwana membuat Rama Murka. Dibantu Laksmana adiknya, Hanoman yang perkasa dan pasukan kera; Istana Alengka, istana kebanggaan Rahwana; dibumihangsukan dengan api. Rahwana, para penglima perang dan pasukan raksasanyapun binasa. Lambang kebathilan dan kejahatan itu musnah dilibas Kebenaran yang dipersonafikasikan pada Rama, Lasmana dan Hanoman serta pasukan keranya.

Namun Pelajaran kehidupan belum berhenti. Dimana kesucian dan kesetiaan diragukan dan dipertanyakan. Rama sangsi akan kesucian dan kesetian Sinta yang telah disendera sekian lama di istana megah Alengka. Semua pelajaran kehidupan ini seakan mengalir...tersaji di depan mata dalam gerakan indah, gemulai penuh pesona;  serta dinamika gerak dan tari dalam pakem budaya Jawa pada Ramayana Ballet Purawisata, yang digelar di Purawisata Amphitheatre Jogja. Sebuah karya budaya anak bangsa yang harus mendapat apresiasi dan tempat tersendiri. Agar tetap eksis sebagai warisan bumi pertiwi, Indonesia."


Hari masih belum terlalu gelap. Langit di atas sana masih menyisakan warna biru yang mulai pudar disapu warna kuning kemerahan. Awan hitam gelap menggumpal di sisi kiri. Menutup warna terang yang sedikit lagi hilang ditelan garis horizontal bumi. Bersitan warna-warni lembayung dan kuning kemerahan membuat suasana langit tampak syahdu.

Ditambah Suara Adzan magrib di sekelilingnya; menjadikan perubahan suasana bumi semakin memberi makna tersendiri. Terutama bagi mereka yang memikirkan ciptaan Illahi. Yang didalamnya di setiap tahapan kehidupan hari tertulis kalam Illahi, "Sesungguhnya pada pergantian  malam dan siang dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, pasti terdapat tanda-tanda (kebesar-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa" (Q.S.10-Yunus : 6)

Lepas tiga puluh menit sudah. Setelah kumandang adzan magrib berlalu. Sebuah pintu di depan taman luas itu pun dibuka. Pintu gerbang Purawisata Aphitheatre. Para pengunjung bergegas masuk. Menapak sedikitnya delapan anak tangga menuju Panggung utama Aphithetre. Mereka mengambil posisi terbaik untuk melihat pertunjukan seni budaya dari tempat yang nyaman.

Layaknya sebuah Amphitheater. Purawisata Aphithetre inipun berbentuk setengah lingkaran. Sebuah Panggung lantai besar menjadi sentral. Dengan latar belakang sebuah gapura joglo khas Jawa menjadi focusnya. Sebuah "Gunungan" pewayangan diletak persis ditengah pintu Gapura. Menjadi Sentra focus tempat keluar masuknya para penari dalam Santra tari Ramayana nanti.

Di sisi kiri kanannya terdapat gazebo joglo berbentuk bujur sangkar. Dimana gamelan dan sinden menjadi penguasanya. Mereka yang memainkan perannya adalah tokoh-tokoh sentral yang membuat Ramayana Ballet Purawisata-Jogja bergerak mengikut irama; berbagi ritme cerita dalam alunan nada gamelan dan sinden yang terdengar indah dan syahdu.

Bertutur dalam bahasa Jawa yang santun, penuh adab,tata karma dan bahasa yang tinggi. Bercerita sebuah kisah tentang; cinta, kesetiaan, amarah, tanggungjawab, hak membela kebenaran walau di dalamnya terkadang terselip keraguaan dan ketidak yakinan.

Di hadapan panggung tergelar tempat duduk penonton bagaikan amphiteather zaman Romawi dahulu. Sebuah bangku batu disusun sedemikian rupa dalam penataan yang elok. Bergerak bertingkat ke atas membentuk formasi theatre yang terbagi menjadi lima zona. Membentuk setengah lingkaran, nyaris mengelilingi panggung utama. Masih ada sedikit bidang jarak antara panggung dan tempat duduk. Yang diantaranya juga terdapat penyekat yang berfungsi sebagai ornament penempatan lampu hias.

Purawisata Amphithetre ditutup oleh kerangka besi yang menaungi pertunjukan dan penonton yang menikmatinya sehingga seakan berada di suatu ruang. Namun pengelola tidak menutup semua dinding penyekat. Sebagian dibuat terbuka sehingga menampilkan dekorasi interior Amphitheatre semi open air. Sebuah konsep kreatif yang perlu di apresiasi.

Purawisata Amphitheatre Berkonsep Semi Open Air | Pribadi
Purawisata Amphitheatre Berkonsep Semi Open Air | Pribadi

  

Tiba-tiba semua lampu dipadamkan. Seorang MC (Master of Ceremony) menyampaikan sambutan bagi pengunjung Purawisata Amphitheatre dan berkisah sedikit tentang alur cerita Ramayana Ballet Purawisata. Dilanjutkan dengan terdengarnya bunyi gamelan dan nyanyian sinden yang merdu.

Alur cerita Ramayana Ballet Purawisata-Jogja pun mengalir. Diawali dengan tampilnya beberapa tokoh utama cerita Ramayana. Sinta, Rahwana, Jatayu, Rama dan Hanoman. Bergerak dalam gerakan tari Jawa yang gemulai dan indah; juga gerakan yang dinamik penuh energy sebagai gambaran amarah. Menyajikan sebuah headline cerita yang akan disajikan dalam bentuk sendratari (ballet) Ramayana.

Episode pertama menampilkan suasana di Istana Alengka, tempat sang penguasa angkara, keburukan, kejahatan dan kebatilan, dimana Rahwana menjadi Raja penguasanya. Kerajaan para Raksasa durjana. Sebuah lambang kejahatan di kehidupan.

Rahwana berkeinginan menguasai Sinta, istri Rama. Sepasang kekasih yang baru menikah dan dibuang di hutan pengasingan yang berada di kekuasaan kerajaan Alengka. Iapun memerintahkan Panglimanya (Tumenggung-Patih) Cakil dan merubah dirinya menjadi kijang kencana untuk mengalihkan perhatian Rama agar Rahwana dapat menculik Sinta.

Dalam pewayangan Jawa Cakil dikenal sebagai Buto Cakil. Tokoh ini merupakan tohoh kreasi cerita Ramayana Jawa. Karena tokoh Cakil tidak dikenal dalam Ramayana yang berasal dari India.

Cakil digambarkan berwujud raksasa yang bergigi Tonggos dengan calingnya (gigi taring) yang besar keluar dari rahang bawahnya. Ia memiliki sifat; pemberani, tangkas, trengginas, banyak tingkah dan polah juga pandai bicara. Berwatak kejam, serakah, selalu menurutkan kata hati. Ia ingin selalu menang sendiri. Cakil selalu ada dan hidup di setiap negara raksasa. Sifat Cakil diphilosofikan sebagai sifat nafsu angkara manusia.

Dalam sendratari Ramayana, tokoh cakil adalah tokoh yang relatif sulit diperankan. Gerakan-gerakan tariannya sangat dinamis, energik dan penuh kreasi sesuai dengan karakternya yang banyak polah dan tingkah. Bagi saya penikmat sendratari, melihat tokoh Cakil beraksi merupakan keterkaguman tersendiri. Apalagi sang penari bisa mempersonifikasikan tariannya dalam karakter Cakil yang sebenarnya. Pasti luar biasa.

Dalam cerita Ramayana aslinya yang banyak tersebar dari Asia Selatan sampai Asia Tenggara, secara singkat dikisahkan bahwa Rama merupakan putra seorang Maharaja Dasarata dari Permaisuri Kosalya. Dari kerajaan Kosala dengan ibu kota Ayodhya. Rama dianggap sebagai keturunan dinasti "Surya atau suryawangsa" yang merupakan wujud "Dewa Wisnu" di dunia. Rama dianggap sebagai "Maryada Purushottama" yang artinya "Manusia Sempurna"

Rama memiliki tiga Saudara laki-laki. Dari Istri selir kedua ayahnya yang bernama Sumitra ia memiliki adik kembar bernama Laksmana dan Satrugna. Dan Bharata dari  Kekayi Istri selir ketiga ayahnya.

Rama berhasil menyunting Sinta gadis cantik yang sangat mempesona putri Raja kerajaan Drawati Purwa di Mithila.  Setelah memenangkan sayembara mengangkat dan membengkokkan busur panah pusaka. Mengalahkan para peserta sayambara yang diikui pangeran dari berbagai kerajaan.  

Dalam beberapa naskah Ramayana busur yang dimaksud adalah Busur Siwa. Tidak hanya mampu mengangkat dan membengkokkan busur, tapi Rama juga mampu mematahkannya menjadi tiga bagian.

Saat Maharaja Destarata sakit parah ia menyerahkan tahta kerajaan kepada Rama. Namun ditentang oleh selir ketiganya Kekayi dan mengingatkan sumpah sang raja saat menjadikannya selir ketiga. Bahwa kelak anaknya yang akan mewarisi tahta kerajaan. Terikat oleh sumpah. Sang raja menyerahkan tahta kerajaan pada anak tertua dari istri selirnya.  Walau Bharata anak Kekayi tidak menginginkannya.

Untuk menghindari konflik lebih jauh. Rama dan Sinta lalu diasingkan selama 14 tahun di sebuah hutan yang sering digunakan para resi atau brahmana untuk bersemedi. Hutan yang menjadi wilayah kekuasaan kerajaan raksasa Alengka. Dimana para raksasa sering mengganggu ketenangan para Resi yang sedang bersemedi di hutan. Maka hiduplah Rama, sinta dan Leksmana dihutan tersebut dalam pengasingannya.

Episode Ramayana Ballet Purawisata-Jogja selanjutnya adalah suasana bercengkrama Rama dan sinta di hutan pengasingan ditemani sang adik Laksmana. Suasana terganggu dengan kehadiran Kijang Kencana (Kijang emas) yang menarik perhatian Sinta. Dan memohon kepada Rama untuk memilikinya.

Sinta Terpesona Dengan Kijang Kencana Yang Merupakan Penjelmaan Buto Cakil |Pribadi
Sinta Terpesona Dengan Kijang Kencana Yang Merupakan Penjelmaan Buto Cakil |Pribadi

Rama bersama Laksmana mencoba menangkap Kijang kencana yang merupakan jelmaan Buto Cakil, raksasa Tumenggung atau Patih, anak buah Rahwana. Dengan kelincahan dan kelicikkannya Kijang Kencana berhasil mengecoh mereka, sehingga tidak bisa ditangkap bahkan lari menjauh memancing Rama meninggalkan Sinta.

Rama memerintahkan Laksmana untuk menjaga Sinta. Khawatir akan keselamatan suaminya dan melihat Rama semakin jauh ke dalam hutan; Sinta memerintahkan Laksmana untuk menyusul Rama. Awalnya Laksmana menolak namun karena Sinta bersikeras maka Laksmana tak mampu menolak perintahnya.

Sebelum meninggalkan Sinta sendiri, Laksmana memasang ajian pelindung mengelilingi Sinta agar tidak ada orang jahat yang mengusik dirinya selama Sinta dalam lingkaran mantera. Dan laksmana pun meningalkan Sinta sendiri di tengah hutan.

Episode berlanjut dengan kehadiran Rahwana yang telah berhasil memancing Rama dan Laksmana meninggalkan Sinta seorang diri. Rahwana berusaha menculik Sinta. Namun ajian sakti Laksmana mampu mencegah upaya Rahwana menculik Sinta. Setiap kali mendekat maka tubuhnya terpental.

Namun Rahwana tak kurang akal, iapun merubah wujud menjadi seorang resi tua yang lemah dan butuh pertolongan. Siasatnya berhasil. Sinta mencoba menolong dan keluar dari lingkaran ajian sakti Laksmana. Maka saat itulah Rahwana menangkap dan menculik Sinta untuk dibawa ke kerajaan Alengka. Sinta sempat meningglkan tanda berupa "sapu tangan" (dalam beberapa kisah disebut berupa cincin) untuk Rama dan Laksmana bahwa dirinya diculik.

Sinta Diculik Rahwana | Pribadi
Sinta Diculik Rahwana | Pribadi

Episode Ramayana Ballet Purawisata-Jogja pun berlanjut. Kini adegen antara Rama dan Kijang kencana yang sedang dikejarnya. Kelincahan Kijang kencana yang susah ditangkap membuat Rama melepas panah dari busurnya. Lalu Kijang kencana pun dipanah. Namun kemudian ia berubah menjadi wujud aslinya, Buto Cakil.

Maka marah lah Rama dan terjadilah pertarungan antara mereka. Kesaktian dua satria ini diperlihatkan dalam adegan-adegan tari yang apik dan menarik. Hingga akhirnya Cakil melarikan diri. Tak lama hadir Laksmana yang telah mengetahui Sinta telah hilang dan memberitahu Rama hal tersebut. Mereka pun kembali ke tempat Sinta diculik dan menemukan tanda (berupa saputangan) yang ditinggalkan sinta.

Cerita sendratari Ramayanapun terus bergulir. Tampilah Garuda Perkasa Jatayu yang melihat penculikan Sita. Ia berusaha membebaskan Sinta dari cengkraman Rahwana. Pertarungan seru pun tak terhindarkan. Semua diperlihatkan dalam gerak dan alunan gending serta nyanyian sinden yang merdu. Indah mempesona.  Namun ternyata Rahwana lebih perkasa dan Jatayupun terkapar sekarat. Sinta sempat meronta dan memberi tanda pada Jatayu dan berharap Rama mengetahuinya.

Dalam kondisi sekarat datanglah  Rama dan Laksmana. Awalnya Rama menyangka Jatayu lah yang menculik Sinta dan hendak menyerangnya. Namun Laksmana mencegah dan mendapatkan informasi sebenarnya dari Jatayu bahwa Rahwana telah menculik Sinta dan membawanya ke Alengka. Mereka pun melakukan upacara pemakaman Jatayu dengan caranya.

Semua penontonpun larut dalam episode berikutnya. Rama dan Laksmana bertemu Hanoman yang membawanya ke raja kera Sugriwa. Sugriwa pun berjanji membantu Rama asal Rama juga membantunya berperang melawan Subali, raja kera kerajaan lainnya.   

Episode berlanjut ke peperangan antara Sugriwa dan Subali di kerajaan kera di Kiskenda. Dimana Rama dan Laksmana berpihak pada Sugriwa yang telah berjanji mencari Sinta. Maka anak panah Rama pun mengakhiri hidup Subali. Kemudian Rama pun mengutus Hanoman untuk membebaskan Sinta di kerajaan Alengka.

Alur cerita sendratari Ramayana Ballet Purawisata-Jogja ini terus bergulir menyajikan adegan Sinta di taman kerajaan Alengka ditemani para dayang-dayang penjaga. Kemudian datang Rahwana yang ingin memperistri Sinta dengan paksa. Upayanya terus ditolak Sinta yang membuatnya marah dan ingin membunuhnya. Namun upayanya dapat dicegah oleh dayang-dayang utama yang menjaga Sinta.

Lalu datang Hanoman yang hendak membawa Sinta dan menyatakan dirinya adalah utus Rama untuk membawa diri kembali. Namun Sinta menolak dan menginginkan Rama sendiri yang datang membebaskannya. Hanoman tak mampu berbuat banyak, Kekesalannya dilimpahkan dengan cara menghancurkan sebagian istana Alengka.

Terjadilah pertempuran Hanoman dan para raksasa pengawal Rahwana. Datanglah Indrajit anak sulung Rahwana yang membantu dan akhirnya Hanoman dapat dikalahkan dengan senjata Brahma Astra. Ketika Rahwana hendak membunuh Hanoman, Wibisana adik kandung Rahwana mencegahnya dan menyarankan agar hukuman diperingan.

Akhirnya Hanoman dihukum dengan cara dibakar. Dalam sendratari Ramayana adegan dikenal dengan Hanoman Obong. Dengan kelihaian dan kehebatannya akhirnya Hanoman berhasil lolos dari hukuman bakar atas dirinya.

Hanoman Dihukum Bakar Oleh Rahwana Namun Dapat Meloloskan Diri | Pribadi
Hanoman Dihukum Bakar Oleh Rahwana Namun Dapat Meloloskan Diri | Pribadi

Episode terakhir cerita Ramayana Ballet Purawisata-Jogja, menyajikan kisah pertempuran yang hebat di Istana Alengka antara Pasukan Rama dibantu Pasukan Hanoman berhadapan dengan pasukan Rahwana. Semua pasukan Rahwana dapat dihancurkan. Indrajit Putra mahkota Alengka bertarung dengan Laksmana dan Rahwana bertempur dengan Rama.

Dibeberapa cerita Ramayana, Wibisana adik kandung Rahwana berpihak kepada Rama yang dianggapnya berada di pihak yang benar. Pertempuran maha dasyat ini akhirnya dimenangkan Rama dan pasukannya dengan terbunuhnya Rahwana dan seluruh pasukannya.

Istana Alengka Dibakar Dalam Perang Besar Pasukan Rama dan Rahwana | Pribadi
Istana Alengka Dibakar Dalam Perang Besar Pasukan Rama dan Rahwana | Pribadi

Cerita terus bergerak menuju klimaks dengan bertemunya Rama dan Sinta. Namun Rama merasa ragu dengan kesucian dan kesetiaan Sinta setelah disandra sekian lama olah Rahwana. Untuk membuktikan kesucian dan kesetiaannya Sinta membakar diri.  Yang kemudiaan tubuhnya dilindungi dewa agni - dewa api yang membuat tubuh tak terbakar api bertanda bahwa dirinya tetap suci dan setia terhadap suaminya Rama. Akhirnya Rama dan Sinta berkumpul kembali. Dan cerita Ramayana Ballet Purawisata-Jogja pun berakhir.

Rama Berhasil Membunuh Rahwana Dalam Perang Di Istana Alengka | Pribadi
Rama Berhasil Membunuh Rahwana Dalam Perang Di Istana Alengka | Pribadi

Sebuah sajian sendratari yang indah dan asyik untuk dinikmati. Menyaksikan Ramayana Ballet Purawisata-Jogja bagaikan melihat pertunjukan budaya berkualitas tinggi hasil karya seni anak negeri yang telah eksis di bumi pertiwi.

Apalagi sajian panggung atraksi budaya Ramayana Ballet Purawisata ini telah eksis selama 43 tahun non stop setiap malam, tampil menghibur dan menyajikan pertunjukannya yang luar biasa.

Tak kalah dengan pertunjukan seni tari di negara lain yang telah terkenal dan mendunia. Ramayana ballet Purawisata-Jogja ini bahkan lebih berseni; berkarakter khas Indonesia; walau ide cerita utama berasal dari India.

Gerakan tarian yang indah khas budaya jawa dipadu dengan gerakan-gerak yang dinamis; diiringi alunan gamelan yang sakral serta merdunya suara sinden menjadikan Ramayana Ballet Purawisata-Jogja layak sebagai tontonan kelas dunia.

Kalau anda berkunjung ke Jogja, rasanya belum bangga dan kereen abis... kalau belum menyaksikan Ramayana Ballet Purawisata-Jogja.

Kalau bukan kita yang bangga akan karya budaya seni anak bangsa,  lalu siapa lagi? Siapa lagi yang menghargai dan menjaganya? Rasanya jawaban nya sama. Kita semua!!!

Bersama Tokoh Ramayana Ballet Purawisata-Jogja | Pribadi
Bersama Tokoh Ramayana Ballet Purawisata-Jogja | Pribadi

Jkt/ksw/04022022/40

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun