Selain Fiordland, New Zealand juga memiliki Fiord lain yang paling terkenal, yaitu Milford Sound (Piopiotahi), Doubtful Sound (Patea) dan Dusky Sound (Tamatea). Semua merupakan tempat-tempat eksotis yang banyak dikunjungi wisatawan dunia.
Setelah zaman es area gletser semakin mundur akibat mencair yang mengakibatkan terbentuknya lembah berbentuk U dengan tebing terjal yang mengakibatkan pantai Fiorland menjadi terjal dan bergelombang. Semua mengakibatkan beberapa fiord dari 15 fiord yang bergeser 40 kilometer ke daratan.
Menunggu waktu hingga Kapal Pesiar masuk ke dalam teluk Fiordland National Park, para penumpang kapal pesiar banyak berkumpul di Panoramic View Deck. Salah satu ruangan besar di deck teratas yang memiliki kaca lebar di sekelilingnya untuk dapat memandang alam di sekitarnya. Sayangnya saat itu alam kurang bersahabat. Hujan lebat masih turun. Sementara kabut tak terlalu tebal membatasai jarak pandang kami melihat keindahan alam di sekitar.
Kapten kapal memperlambat laju kecepatan Kapal sambil menginformasikan posisi kapal yang baru saja memasuki teluk Fiorland National Park disampaikan melalui pengeras suara yang menjangkau semua ruangan dalam dan ruang terbuka di dalamnya. Penjelasannya kurang lebih sebagian seperti yang saya uraikan di atas dan hal-hal lain yang sifatnya situasional di dalam meng-observasi Fiordland.
Fiordland National Park memiliki hutan yang masih terbilang “perawan”, beberapa bahkah nyaris tak terjamah. Memiliki vegetasi yang khas seperti paku Mahkota dan hewan endemic yang menjadi ciri khas New Zealand seperti takahe, Mohua Berkepala kuning dan Kakapo, satu-satunya jenis beo yang tidak dapat terbang di dunia yang terancam punah, Penguin jambul dan kiwi coklat.
Teluk Fiordland merupakan tempat perlindungan bagi lumba-lumba, kalelawar, reptile, serangga dan burung. Di tempat ini mereka seakan tak terganggu langsung dari musuh-musuh alaminya.
Beberapa ekor lumba-lumba, mungkin satu kelompok keluarga terlihat berenang lima puluh meter dari sisi kapal, seakan saling berkejaran dan mengadu kecepatan dengan kapal pesiar. Di sisinya mengalir deras beberapa air terjun yang mengalir dari tebing-tebing tinggi nan curam.
Pemandangan alam yang sebenarnya sangat indah sayangnya tidak dapat kami nikmati dengan sempurna. Hujan, angin kencang yang dingin serta kabut menjadi penghalang semuanya. Tapi syukurnya kami masih dapat melihat keindahan alam di beberapa titik karena tak ada kabut yang menghalanginya.
Namun hujan dan angin dingin memaksa kami hanya menyaksikannya dari belakang kaca di Panorama View deck. Walaupun dapat melihat keindahannya namun sensasi melihat di deck terbuka pasti berbeda.