Keluarga Romero de Ronda, dimulai dari Francisco yang lahir pada 1698, putranya Juan dan cucunya Pedro, yang meninggal pada 1839, memainkan peran penting dalam perkembangan adu banteng di Spanyol Modern.
Mereka berinovasi dalam penggunaan jubah atau muleta dan pedang yang dirancang khusus untuk membunuh banteng. Pedro mengubah adu bantengmenjadi sebuah senidan keterampilan dalam dirinya sendiri.
Salah satu situs peradaban Islam periode bangsa Moor yang masih dipertahankan keutuhannya hingga saat ini dan dapat kita lihat di Ronda adalah “Banos Arabe-Pemandian Arab” berasal dari abad ke-13 dan ke-14. Desain ruang pemandian ini mirip pemandian Romawi, dengan kamar panas, hangat dan sejuk yang terpisah. Ditempat ini juga dijadikan sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi.
Dibangun di bawah tanah untuk mengontrol suhu dan dipanaskan oleh jaringan ruangan bawah tanah dan tungku. Interior ruang dibangun dengan atap lengkung yang ditopang oleh kolom berpola tapal kuda yang dibangun dari bata merah yang disusun dalam desain yang menarik. Atap lengkungnya memiliki ventilasi atap berbentuk bintang segi delapan yang dirancang untuk mengeluarkan uap dan membuat cahaya masuk dari luar.
Ronda memang menyimpan sejarah dan sejuta keindahan dan keromantisan di dalamnya. Kotanya cantik dan indah dari sudut manapun kita memandangnya. Maka tak heran penulis-penulis terkenal seperti; Ernest Hemingway, Orson Walles dan Alexander Dumas menjadikan Kota Ronda sebagai tempat mendapatkan inspirasi bagi karya tulisnya.
Menghabiskan waktu musim panasnya di kawasan kota tua yang disebut La Ciudad di Ronda, Ernest Hemingway dan Orson Welles seniman Amerika menulis kecantikan Ronda dan tradisi adu banteng yang terkenal
Buku Ernest Hemingway yang berjudul “For Whom the bell tolls” yang sebagian bercerita tentang Jembatan Puente Nuevo yang menyimpan kenangan sedih Perang Saudara Spanyol, saat beberapa orang simpatisan Nasionalis dilempar ke bawah jembatan yang dalam oleh Kaum Republik.
Orson Welles terinspirasi oleh seringnya ia melakuan perjalanan ke Spanyol dan Ronda, misalnya pada filmnya tentang Don Quixote yang belum selesai. Ia meninggal pada 1985. Abunya dimakamkan disebuah sumur ditanah milik temannya Antonio Ordonez, pensiunan matador