Reruntuh Masjid Koutoubia pertama masih dapat kita lihat di halaman masjid yang membelakangi Djamaa el-Fna. Di sisi barat dan selatan masjid terdapat taman mawar yang terkenal. Sementara sebuah makam kecil dengan struktur creelated sederhana dari Emir Almoravid Yusuf ibn Tashfin, salah seorang tokoh yang membangun kota Marrakech berada di seberang Avenue Houmman-el-Fetouaki.
Di sisi utara masjid pertama, masih terlihat bagian dari perimeter Ksar al-Hajjar, sebuah benteng batu asli yang dibangun Abu Bakr ibn Umar pada 1070. Sementara, sisa rerutuhan Bab ‘Ali, gerbang batu monumental bekas istana Ali bin Yusuf yang selesai dibangun pada 1126 masih terlihat di sisi timur laut.
Tepat di sebelah timur masjid koutoubia saat ini adalah konsulat Prancis. Yang dulunya meupakan tempat tinggal. Bangunan bertembok abad 19 ini dikenal sebagai Dar Moulay Ali.
Di lapangan terbuka yang sama ada makam Fatima Zohra binti al-Khus (disebut juga Lalla Zohra), seorang wanita alim yang dimakamkan dekat masjid pada abad 17. Makamnya berbentuk bangunan kecil berkubah putih.
Masjid Koutoubia dianggap sebagai contoh klasik dan penting gaya arsitektur Almohad dan arsitektur masjid-masjid di Marocco pada umumnya. Menaranya kini dianggap sebagai Landmark dan symbol penting kota tua Marrakech.
Sedikit mengulas sejarah kota tua Marrakech yang di dirikan pada 1070 oleh dinasti Almoravid sebagai ibu kota Negara mereka. Yang pada 1147 direbut oleh Almohad yang dipimpin oleh Abd al-Mu’min. Dan memutuskan Marrakech sebagai ibu kotanya juga.
Abd al-Mu’min mengganggap dinasti Almoravid adalah orang Bidat ("tidak menjalankan agama Islam dengan benar-terlalu fanatik berlebihan ?"), sehingga semua jejak monument keagamaanya dihancurkan. Mereka merusak semua masjid di kota termasuk masjid utama, Masjid Ben Youssef. Dengan alasan semua masjid tersebut arah kiblatnya tidak selaras dengan Kiblat yang benar.
Almohad tidak menginginkan membangun masjid baru di tempat yang sama dengan masjid Ben Yoessef yang sudah teringrasi erat struktur perkotaan disekitarnya, karenanya masjid utama tersebut dihancurkan atau dibiarkan terlantar hingga hancur.
Almohad kemudian membangun masjid barunya lebih dekat ke Kasbah (Benteng kota) dan Istana Kerajaan. Karenanya Pimpinan mereka Abd al Mu’min memutuskan membangunnya tepat disebelah bekas Kasbah Almoravid, Ksar el-Hajjar, yang terletak disebelah barat alun-alun kota, Djamaa el-Fna.
Issue besar utama yang menyebabkan Almohad mengancurkan masjid-masjid Almoravid adalah “arah kiblat masjid yang tidak selaras dengan Ka’bah”. Mereka mengganggap masjid-masjid Almoravid kiblatnya terlalu jauh ke timur sehingga dianggap tidak benar. Almohad lebih merujuk pada tradisi di dunia Islam Barat (Maghrib dan Al-Andalus) yang kiblatnya berorientasi ke selatan. Antara 154 derajat dan 159 derajat (angka yang dinyatakan sebagai azimuth dari utara yang sebenarnya).
Namun ilmu pengetahuan saat ini menyatakan arah kiblat yang benar di kota Marrakech adalah 91 derajat (hampir ke timur) yang kini diadopsi oleh semua masjid di kota Marrakech. Jadi kesimpulannya, Arah kiblat masjid-masjid Almoravid sudah benar dan keputusan menghancurkannya sebuah kesalahan yang fatal.