Pergantian ukuran bangunan menara di hiasi dengan pola fasad berbentuk daun baik di bangunan menara utama ke menara kecil di atasnya dan kubah yang menjadi puncaknya. Pola lengkung polylobed bergaya Moor sangat menonjol sebagai bingkai persegi panjang yang diukir pada baru sekitar jendela.
Keramik bermotif lingkaran saling beririsan satu sama lain dengan motif kotak ditengah lingkaran berwarna putih dengan dasar kramik berwarna hijau tosca menjadi ornament pembatas antara Fasad dan jendela di bagian atas yang ada di menara besar dan kecil.
Setiap jendela kini memiliki 2 Pengeras suara berukuran besar, artinya pada puncak bangunan menara kecil terdapat 8 Â pengeras suara. Dan pada puncak menara besar, di setiap jendela; Â dengan ornament dan design yang berbeda; juga memiliki 2 pengeras suara, atau 8 pengeras suara di menara besarnya. Â Jadi total ada 16 pengeras suara di Menara Masjid Koutoubia yang dapat digunakan muazin untuk memanggil umat Islam melakukan sholat yang terdengar jauh di sekelingnya.
Menara di design  memiliki ruangan dalam yang dapat dinaiki dari bawah. Ada enam tingkat ruangan yang harus dilalui untuk bisa sampai di puncak menara dengan menggunakan tangga yang luas dan didesign khusus sehingga memungkinkan mu’azzin menunggang kuda sampai ke puncaknya.
Pada setiap tingkatan menara terdapat perbedaan design ornament pada setiap fasad eksterior menara sesuai dengan posisi bukaan jendela. Â Interior di dalamnya juga dihiasi ornament-ornamen indah dengan ornament terindah yang sangat terkenal ada di lantai enam dengan langit-langit kubah yang mirip dengan Kubah Masjid Agung Cordoba dengan muqarnas Squinches dan pola geometris
Â
Puas memperhatikan keindahan Manara Masjid Koutoubia, kamipun mulai masuk ke dalamnya. Seorang penjaga masjid menyapa ramah, menanyakan siapa kami dan apa tujuannya, dalam bahasa Arab yang santun bersahaja. Saya menyambut salamnya seraya menjelaskan kami turis muslim dari Indonesia yang ingin sholat di Masjid Koutoubia. Senyumnya melebar dan mempersilahkan kami masuk kedalamnya. Yang diizinkan masuk ke Masjid Koutubia memang hanya orang muslim. Orang Non muslim tidak diperkenankan masuk di dalamnya.
Masjid Koutoubiya (Pertama) didirikan oleh Khalifah Almohad,  Abd al-Mu’min pada 1158 setelah ia menaklukan Marrakech dari Al Moravid.  Sementara Ya’qub al-Mansur menyelesaikan menaranya pada 1195. Masjid yang terletak di kawasan Medina barat daya Marrrakech ini hanya berjarak 200 meter dari alaun-alun kota, Djamaa El-Fna dan diapit oleh taman-taman besar. Dikenal juga dengan nama Jami’al-Kutubiyah, Masjid Kukubiyah, Masjid Kutubiyyin atau Masjid Penjual Buku.(merujuk pada banyaknya perdagangan buku di halaman masjid saat itu) Masjid Koutoubia merupakan masjid terbesar di Marrakech.
Masjid Koutoubia saat  ini adalah masjid kedua. Bangunan Masjid Pertamanya ada disebelahnya, yang kini tinggal sisa-sisa reruntuhanya. Konflik kepentingan penguasa dan persepsi yang berbeda tentang arah kiblat pada masjid pertama membuat penguasa baru membuat masjid kedua tersebut.