“Oooh walaaah..., kok bisa sampai kelewatan begitu jauh ya…?”
“Ya…sudah boss! , kita putar di depan saja”.
“Loh kok puter di depan?”
“Iya…saya kalau punya teman sudah kelewatan, saya suruh putar saja.
“Wah…nggak bisa dong!! Kalau saya…teman sudah kelewatan. Bisa panjang urusannya. Apalagi sudah diperingatkan. Dan dia semakin kelewatan!!”
“Kan dia cuma kelewatan cari rumah kita, boss…!!! Ya… disuruh putar balik saja, di putaran berikutnya, nanti ketemu rumah kita deh.”
Kok…pembicaraannya makin nggak karuan ya?…ayoo balik lagi ke topik bahasan. Sampai mana tadi…? Oh..ya soal “Cantik alami”.
Menara Masjid Koutoubia memang sesungguhnya cantik alami. Menara yang dirancang dengan gaya Almohad memang secara historis ditutupi plaster warna merah muda Marrakshi, namun pada 1990-an para ahli menghapus plesternya dan memilih mengekspos keaslian batu aslinya.
Tinggi menara yang 77 meter itu sudah termasuk puncak menara yang tingginya 8 meter. Empat bidang sisi persegi panjangnya, masing-masing berukuran lebar 12,8 meter. Yang secara proporsional membentuk empat per lima bagian menara.
Puncak menara juga dihiasi kubah berbentuk labu Parang (Pumkin) dan tiga bulatan bola tembaga berukuran berbeda dan satu berbentuk bulatan runcing (finial-seperti jamur) sebagai puncak menara. Khas gaya tradisional Marocco. Bentuk menara Masjid Koutubia ini persis dengan Menara di Masjid Hasan II Casablanca, yang pernah kita bahas sebelumnya, tentunya dengan ornament yang berbeda.
Dipuncak Menara persis disebelah bola tembaga, tersebut terdapat sebuah tiang bendera yang digunakan untuk mengibarkan bendera Hijau, lambang bendera agama Islam. Yang dikibarkan setiap Jum’at atau pada hari-hari keagamaan Islam lainnya.