Pembangunan poros bertujuan untuk menghalangi masuknya perampok makam, juga berfungsi sebagai saluran pembuangan air. Dan juga sebagi symbol Dewa Sokar (Dewa Kuburan)
Setiap firaun selalu menambahkan sesuatu pada makamnya, seperti koridor, ruang samping, pilar sebagai elemen baru atau hanya sekedar menambah panjangnya makam.
Bagi yang suka akan sejarah dan peradaban budaya, mengeksplorasi makam di lembah para raja ini memang menarik luar biasa, walau lelah di tengah panas terik tak terkira, tapi...puasnya… tak ada kata yang bisa menggambarkannya.
Namun ada hal prinsip yang harus jadi analisa. Mencoba memahami pola pikir dan keyakinan para raja yang meyakini hakekat kehidupan setelah masa kejayaannya di dunia. Mereka yang telah mempersiapkan makamnya saat berkuasa hanya membawa bekal harta dunia yang pada akhirnya banyak dijarah hilang tak tersisa.
Mereka yang hanya menjadikan Thogut (setiap sesuatu yang melampaui batas dan setiap sesuatu yang disembah dari selain Allah); yang karenanya Iblis telah membuat indah segala perbuatannya dunia sebagai bekal di surganya; Sehingga dalam konsep beragama, apa yang semua telah dilakukannya dan kematian yang terjadi padanya menjadi sia-sia.
Karena hakekat kita sebagai manusia dan hamba Allah hanya akan bermakna kala kita membawa bekal Takwa menghadap ke hadirat Nya seperti tersurat dalam Al-Quran Surat Al Baqarah : 197 “…Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!”
# Berlajut di Eksplorasi Luxor Berikutnya…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H