Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pesona Jalur Kapal Pesiar Sungai Nil dari Aswan ke Luxor (Bagian Pertama)

5 September 2021   06:00 Diperbarui: 5 September 2021   21:51 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mausoleum Aga Khan III - Sultan Muhammad Shah (Dokumen Pribadi)

Untuk yang suka manis, mereka menyajikan Baklava, hidangan khas Turkey berupa kue yang terbuat dari lapisan phyllo pastry berisi kacang cincang yang diberi madu. Juga ada Basbousa, kue bertekstur lebut dan empuk dengan taburan kacang diatasnya. Makanan tradisional yang terkenal di Turkey.  Biasanya makanan ini menjadi dessert yang sangat digemari peserta.

Rasanya makan siang ini begitu nikmat.  Terlihat dari semua peserta tour yang menghabiskan semua makanan yang dipesan. Beberapa penikmat makanan lezat bahkan minta tambah “Nasi Mandhi” yang nikmat.  Termasuk pemimpin rombongan group ini. Maklum Bro!  Lapar berat!

Makan Penuh Selera Dengan Hidangan Khas Timur Tengah (Dokumen Pribadi)
Makan Penuh Selera Dengan Hidangan Khas Timur Tengah (Dokumen Pribadi)

Saat menikmati makan siang, kapal pesiarpun mulai berjalan.  Memulai sebuah rute perjalananan panjang dari Aswan hingga Luxor. Untuk menikmati indahnya pemandangan alam dan mengunjungi Situs-situs Peradaban Mesir Kuno di sepanjang rute perjalanan.

Kami mengajak peserta untuk naik ke deck teratas kapal pesiar untuk menikmati udara segar.   Menikmati pesona alam di sepanjang jalur sungai Nil.   Udara panas di luar seakan memudar dihembus angin segar sungai Nil.   Tak lama terlihat di sisi kanan sebuah pulau. “Pulau Philae” yang dikenal dengan julukan “Pearl of Agypt”

Pulau yang dulu lebih dikenal dengan tempat pemakaman “Osiris” salah satu dewa bangsa mesir kuno.  Dewa kesuburan, pertanian, akhirat, kebangkitan, kehidupan dan tumbuh-tumbuhan.   Pulau yang dikeramatkan, yang seakan menurut kepercayaan mereka, burung pun tak akan bisa terbang di atasnya dan ikan tak akan bisa berenang  mendekatinya.   Di atasnya di bangun sebuah kuil pemujaan.

“Pulau Philae” dan kuil di dalamnya yang sekarang adalah bukan pulau yang aslinya.   Awalnya Pulau Philae terletak di daerah rendah yang akan tenggelam oleh peluapan air danau Nasser dalam awal proyek pembangunan Dam Aswan bawah-rendah pada 1902, yang dilanjutkan dengan pembangunan Dam Aswan Atas-Tinggi, pada 9 Januari 1960  dan selesai pada 21 Juli 1970.

Nasibnya sama dengan Abu Simbel dan beberapa situs peradaban Mesir kuno lainnya. Nyaris tenggelam akibat proyek bendungan Aswan.  Akhirnya Pemerintah Mesir dan UNESCO melakukan pemindahan Bangunan dan Kuil-kuil dipulau Philae ke pulau Agilkia.  Hingga sekarang pulau tersebut tetap dikenal sebagai  “Pulau Philae”

Dalam perkembangannya Pulau Philae tidak melulu dikenal sebagai pulau yang bernilai sakral atau keramat.   Letaknya yang cukup strategis menjadinya sebagai pulau transit perdagangan di jalur sungai Nil ke penduduk Nubia, kelompok etnik yang sekarang lebih dikenal dengan Sudan Utara.  

Termasuk di dalamnya penduduk etnik di Mesir Selatan. Mereka dikenal sebagai etnik yang memiliki ketrampilan tinggi memanah dan melempar lembing atau tombak.

Pulau Philae - The Pearlof Agypt (Dokumen Pribadi)
Pulau Philae - The Pearlof Agypt (Dokumen Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun