Mohon tunggu...
Kuswari Miharja
Kuswari Miharja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Senang menulis fiksi dan nonfiksi serta suka bergaul dengan siapapun.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalau Pemimpin Sudah Bohong, Apalagi yang Diharapkan?

9 Januari 2012   02:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:09 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika pemimpin sudah berdusta kepada rakyat dan itu jelas-jelas di depan mata kita, lantas apalagi yang diharapkan kepadanya?
Bohong atau dusta adalah sikap dan mental orang yang sudah tidak lagi stabil kepribadiannya. Dia telah mengalami gangguan yang akan berdampak pada ketidakpercayaan rakyat. Padahal kepemimpinan yang mahal adalah ketika kejujuran ditegakkan setegak-tegaknya.
Bila pemimpin sudah berdusta, maka akan dapat kita lihat masalah-masalah yang semakin rumit:
1. Dia akan berusaha menutupi kebohongan dengan berbohong lagi sebagai upaya menutupi kelemahan dirinya.
2. Dilanda ketakutan sebab secara naluriah manusia cenderung ingin berbuat jujur, maka tatkala dia berbohong sesungguhnya dia sedang berkelahi dengan hawa nafsunya sendiri.
3. Hidup tidak tenang. Boleh jadi kedudukan jabatan tetap masih ditangan, namun sesungguhnya dia dilanda ketidaktenangan jiwa sebab kebohongan itu telah menghantui dirinya, akibatnya dia merasa gelisah tidak menentu.
4. Kepribadian yang pecah. Ini adalah berbahaya sebab dengan cara apapun dia berusaha untuk tampil membangun citra positif namun rakyat sudah mencap sebagai pendusta, akibatnya terus dirongrong musuh-musuhnya
5. Lambat atau cepat kepemimpinannya Jatuh. Inilah sebagai akibat dari kebohongan yang dilakukan, secara perlahan namun pasti akan mengalami kehancuran. Lihat saja kepemimpinan yang dikelola dengan kebohongan publik maka tinggal menunggu akhir yang menyedihkan.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun