Mohon tunggu...
Ar Kus
Ar Kus Mohon Tunggu... karyawan swasta -

senang berpikir apa adanya dan adanya apa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Neil Armstrong, Hoax, dan Doraemon

26 Agustus 2012   00:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:19 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_208690" align="aligncenter" width="266" caption="sumber: doraemon.mangawiki.org"][/caption]

Ada kabar bahwa mantan astronot AS, Neil Armstrong, manusia pertama yang menginjakkan kaki di bulan, telah meninggal dunia pada usia 82 tahun. Demikian keterangan keluarga Neil Armstrong, seperti dikutip detikcom dari reuters, Minggu (26/8/2012).

Sebagai komandan misi Apollo 11, Armstrong menjadi manusia pertama yang menginjakkan kaki di bulan pada 20 Juli 1969. Saat ia menginjak permukaan berdebu, Armstrong mengatakan: "Itu sebuah jejak kecil seorang manusia, sebuah lompatan besar bagi seluruh umat manusia."

Berita pendaratan manusia di bulan saat itu—tahun 1969—juga banyak yang tidak mempercayainya, bahkan sampai kini pun banyak pula orang yang meragukannya, menyangkal, bahkan menganggapnya hanya sebagai sebuah sekuel dari film-film Holywood.

Bahkan adapula hoax-hoax yang mengikutinya, seperti kabar bahwa Neil Armstrong mendengar suara adzan di bulan dan bahkan kemudian menjadi mualaf. Kadang menggelikan jika membaca hoax-hoax tersebut. Aneh saja, kok bisa-bisanya sampai terpikir ke sana.

Bagi beberapa bangsa yang belum maju peradabannya, mungkin ada semacam kekagetan iptek, sehingga ada semacam penghalang dalam dirinya untuk menerima kenyataan bahwa sebuah bangsa berhasil melakukan lompatan pengetahuan yang sangat jauh. Itulah masalahnya.

Begini. Saya secara sekilas suka mengamati film-film Doraemon, sebuah film asal Jepang. Ini juga karena anakku sering menontonnya, terutama dikala libur. Sangat menarik bahwa banyak tema dari film-film tersebut terkait dengan perjalanan antarplanet dan bahkan galaksi. Misalnya, dalam film yang berjudul: Doraemon: Nobita dalam perang luar angkasa, Doraemon: Nobita dan pasukan robot, Doraemon: Nobita di planet binatang, Doraemon: Nobita di kerajaan awan, Doraemon: Nobita dan kereta api galaksi, dan lain-lain.

Walau cuma sebuah film kartun, saya memaknai ini dalam sudut pandang lain. Saya menangkap bahwa bangsa Jepang sedang memimpikan adanya sebuah peradaban di mana kita—bangsa manusia--bisa bepergian antarplanet, seperti halnya sekarang kita bepergian antarkota.

Segala sesuatu memang diawali dengan mimpi, dan bangsa Amerika dengan American dream-nya berhasil melakukan aneka lompatan pengetahuan. Bangsa-bangsa berperadaban maju lainnya juga kini berlomba untuk melakukan langkah-langkah lompatan pengetahuan baru.

Mereka bahkan mulai menanamkan mimpi-mimpi tersebut pada anak-anak mereka. Kini saat kita masih memberikan cerita pada anak bertemakan ‘kancil mencuri ketimun’, di Jepang cerita anak sudah bertemakan ‘perjalanan antargalaksi’. Sungguh sangat berbeda.

Saya hanya melihat fakta bahwa ada sekelompok orang yang sibuk dengan urusan melihat bulan, ada yang sudah menginjakkan kaki di bulan, dan ada yang sedang memimpikan kehidupan antarplanet. Kita memang berasal dari peradaban yang berbeda.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun