Mohon tunggu...
Ar Kus
Ar Kus Mohon Tunggu... karyawan swasta -

senang berpikir apa adanya dan adanya apa

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Fitnah Ngawur kepada Polri

25 Januari 2015   22:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:47 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Hanya ada tiga polisi jujur, mereka itu; Hoegeng, patung polisi, dan polisi tidur.” Kalimat ini biasa kita dengar, kini mendapat legitimasinya kembali dalam kasus POLRI vs KPK. Tapi, menurut sy ini kalimat berlebihan, dan dalam setiap profesi selalu ada orang baik dan orang jahat. Ini generalisasi yang ngawur. Masak dari 400 ribu polisi yang bertugas saat ini hanya ada satu Hoegeng yang jujur.

Faktanya akan selalu ada good cop & bad cop, ada guru yang baik ada guru yang jahat, ada PNS yang baik dan ada PNS yang jahat, ada ustad yang baik dan ada ustad yang jahat, bahkan ada FPI yang baik dan ada FPI yang jahat. Itu sudah hukum alam, hukum keseimbangan, bahwa kebaikan dan kejahatan akan senatiasa bersandingan. Tidak ada yang 100% jahat dan tidak ada yang 100% baik.

Benar bahwa persepsi masyarakat dan kinerja polisi saat ini tidaklah begitu baik. Tapi, kadang kita tidak sadar bahwa kehidupan kita sehari-hari banyak terbantu dengan keberadaan polisi. Di jalanan saat macet tak teruraikan, polisilah yang tampil membereskan. Saat ada pengeroyokan copet di pasar, polisi tampil mengamankan. Saat ada kerusuhan antar kelompok masyarakat, polisi tampil mendamaikan. Saat ada bibit-bibit teroris, polisi tampil membumi-hanguskan.

Diakui atau tidak, hidup kita sudah banyak dibantu oleh keberadaan polisi. Benar mereka sedang melaksanakan tugasnya. Tapi, bukankah semua orang memang sedang melaksanakan tugasnya? Guru mengajar di kelas...ya itu memang sudah tugasnya. Hakim mengetuk palu...ya itu memang sudah tugasnya. KPK menangkap koruptor...ya itu memang sudah tugasnya. Anggota DPR mengkritik pemerintah...ya itu memang sudah tugasnya. Semua orang sedang melaksanakan tugas hidupnya, ya itu memang tidak istimewa.


Memang benar ada polisi jahat. Memang benar ada PNS jahat. Memang benar ada PNS yang masuknya pakai nyogok. Memang benar ada pejabat pemerintah yang korupsi. Tapi, bukan berarti semua polisi, PNS, dan pejabat di Indonesia jahat. Selalu ada yang baik dan yang jahat. Penyidik di KPK itu polisi, apakah mereka semua jahat? Pegawai di KPK itu semua PNS, apakah mereka masuk ke sana dengan cara nyogok? Pejabat eselon di KPK itu sama dengan pejabat eselon lainnya, ia pejabat pemerintah? Apakah mereka semua jahat?

Tidak bukan.

Jadi, berhentilah menggeneralisasi. Ungkapkan saja sesuai faktanya. Misalnya, saya tentu akan marah jika ada orang yang mengatakan bahwa: “semua muslim adalah teroris”. Pernyataan yang benar adalah; “tidak semua muslim adalah teroris, tapi memang benar jika sebagian besar teroris adalah muslim”. Sampaikan sesuai faktanya saja. Agama mengajarkan, “Janganlah engkau berlebihan.”

Simpulan: Jika Anda ingat polisi, jangan hanya ingat Komjen Budi Gunawan...tapi ingat pula dengan Briptu Eka Frestya.

[caption id="attachment_393168" align="aligncenter" width="136" caption="sumber: kaskus.co.id"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun