Mohon tunggu...
Kuswanda
Kuswanda Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja Buku

Beradaptasi dengan inovasi teknologi untuk menjangkau pembaca yang lebih luas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Takbir Keliling selesai, Lebaran pun Diundur

30 Agustus 2011   00:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:22 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tepat saat imam sholat di Masjid Baiturahman mengucapkan salam pada tasyahud akhir sholat Isya, saya dan keluarga sampai di halaman rumah nenek kami pada Senin malam. Mudik, begitulah kira-kira saat itu. Saya kembali menginjakkan kaki di kampung tempat saya dibesarkan.

Setelah bersilaturahim dengan para tetangga, saya mengajak anal-anak menuju lapangan depan masjid karena dari sana terdengar hiruk pikuk anak-anak. Ternyata puluhan anak-anak telah berkumpul dengan oncor bambu ditangan. Mereka pun baris dengan tertib 3 berbanjar. Sebuah beduk dideretan paling depan didorong oleh empat orang anak pada sebuah roda. Seorang pemuda memberi komando pada peserta takbir keliling untuk mulai berjalan.

Bedug mulai ditabuh, takbir berkumandang riuh rendah. Dengan penuh keceriaan, anak-anak bertakbir sambil berkeliling kampung.

Entah siapa yang memulai, sejak empat tahun terakhir di kampung tempat saya dilahirkan tersebut selalu ada takbir keliling. Padahal pada saat saya kecil kebiasan tersebut tidak pernah ada.

Saat rombongan takbir keliling menjauh dan suaranya tak terdengar, saya mendatangi kang Apip disamping Masjid.

"Jadi gitu kang, besok lebaran" saya bertanya pada kang Apip salah seorang guru ngaji di Madrasah.

"Ah..kita mah kan biasanya juga sesuai kalender. Dikalender kan 1 Syawal teh besok Selasa" jawab kang Apip

"Tapi kan belum ada pengumuman resmi dari pemerintah?"

"Moal jauh ti kalender pengumumam pemerintah juga" kang Apip keukeuh

Beberapa saat kemudian, suara takbir anak-anak mulai terdengar kembali. Pertanda mereka sudah hampir sampai ke halaman masjid. Biasanya takbir keliling kedua dilakukan pertengahan malam.

"Ajengan....lebaran teh geuning ke Rebo....tuh ada beritanya di TV" tiba-tiba mang Sahri salah seorang muadzin hariweusweus ka Haji Kamal, imam masjid.

"Ah, masa!" Haji Kamal pun tergesa-gesa menuju warung Mang Suhdi, rumah terdekat dari Masjid untuk melihat berita.

"Tuh, kang Apip kata saya juga apa...."

"Iya...ya kasihan anak-anak udah pada gembira karena besok mau lebaran. eh...diundur"

Rombongan takbir keliling telah sampai ke halaman Masjid Baiturahman. Anak-anak kembali dibariskan. Kang Apip selaku penanggung jawab kegiatan tampil berbicara didepan anak-anak. Entah apa yang disampaikan beliau pada anak-anak sehubungan diundurnya lebaran. Anak saya keburu merengek pulang. [telkomsel ramadhanku]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun