Mohon tunggu...
Kuswari Miharja
Kuswari Miharja Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar yang tak pernah berhenti belajar

Senang menulis fiksi maupum nonfiksi, yang penting bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Kang Dedi, Komitmen Lestarikan Budaya Sunda

28 Januari 2025   07:27 Diperbarui: 28 Januari 2025   07:27 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DEDI Mulyadi, Gubernur Jawa Barat terpilih yang akan dilantik beberapa hari lagi memiliki komitmen untuk melestarikan budaya sunda, sehingga mempunyai icon yang sudah dikenal publik yaitu "Jabar Istimewa". Icon ini ingin memberi kesan bahwa Jabar dibawah kepemimpinan memiliki perbedaan dengan daerah lain, atau dalam bahasa Sunda disebut "Mahiwal"

Kang Dedi, demikian panggilan akrab telah memberilkan harapan baru bagi warga Jawa Barat, terlebih dalam berbagai kampanyenya, selalu mengajak rakyat untuk peduli terhadap rakyat dan itu pula yang menjadi kekuatan sehingga menjadi pemenang dalam Pilgub.

Diakui oleh Kang Dedi, menyiapkan untuk menjadi Gubernur sejak 5 tahun yang lalu dengan membuat konten yang menarik dan disukai banyak netizen.  Baik di Yuotube, Tiktok, Instagram dan aplikasi lainnya, telah menimbulkan simpati besar dari penonton. Terlebih Kang Dedi langsung memberikan bantuan berupa uang kepada orang yang ditemui di jalan atau di desa.

Melalui konten yang berbentuk kepedulian pada rakyat kecil telah menaikkan jumlah penonton yang mencapai jutaan. Bahkan seringkali konten yang dibuatnya membuat penonton terharu bahkan ada yang meneteskan air mata. Apalagi Kang Dedi langsung mengunjungi rumah warga yang sedang dilands kesulitan ekonomi dan seketika memberikan bantuan! 

Metode kampanyenya Kang Dedi memang sangat efektit dan telah memberikan dampak positif bagi para netizen di berbagai daerah. Tak heran bila perolehan dari  membuat konten saja mencapai ratusan juta rupiah, apalagi bila ditangani oleh manajemen profesional akan melipatgandakan pemasukan. 

Itu karenanya sangat wajar dan logis bila dalam Pilgub suaranya melonjai tinggi dan hanya cukup butuh satu putaran mengalahkan dua pasangan lainnya. 

Keberhasilan menarik warga untuk memilih dirinya tentu rakyat berharap agar Kang Dedi bisa memberikan dampak positif dalam ekonomi atau bisa  membuka lapangan kerja di berbagai daerah. Saat ini yang paling berat dihadapi di Jabar adalah banyaknya rakyat jatuh miskin, pengangguran , warga terjerat pinjol, dan banyak yang melakukan judi online. 

Memang masalah yang dihadapi warga Jabar cukup komplek  dan begitu bertumpuk sehingga secara bertahap harus dilakukan secara  komprehensif dan melibatkan aparat pemerintah dan komunitas warga untuk sama-sama mengatasi masalah tersebut! 

Memang meski icon yang digemoar-gemborkan  Jabar Istimewa, maka sudah barang tentu keistimewaan yang ingin ditonjolkan sudah harus matang dipersiapkan dan menjadi blueprint yang siap untuk dilaksanakan oleh semua stakeholder. 

Kembali pada budaya Sunda, maka sudah barang tentu warga Sunda sangat antusias dan bangga jika ada pemimpin yang benar-benar berkingiinan untuk melestarikan budaya Sunda. Sudah barang tentu pemahaman tentang Budaya Sunda pun tidak sesempit hanya sekedar seni atau tatakrana adat Sunda, tetapi juga membangun mental urang Sunda yang berkaitan dengan  cara pandang hidup ke masa yang akan datang! 

Membangun mental orang Sunda harus diawali dengan keteladan para pengelola di lingkungan pemerintahan di seluruh Jawa Barat. Maka filosofis orang Sunda yang sudah diajarkan sejak dulu yaitu Silih ASIH, Siliah ASUH dan Silih ASAH adalah konsep yang akan berdampak positif  bagi keistimewaan Jawa Barat.

Tiga konsep filosofis urang Sunda, begitu sederhana dan mudah dihapal dan  Insya Allah akan mampu mewujudkan masyarakat Sunda yang bergotong dan saling membantu sesama warga,sehingga tidak ada lagi warga Jabar yang kelaparan atau kekurangan beras di rumahnya karena berpgang teguh pada prinsip yang tiga itu!

ASIH menyimpan konsep untuk menyanyangi sesama manusia tanpa melihat golongan dan kedudukan. Semua manusia sama dan harus saling menyanyangi dalam berinteraksi. Tidak lagio ada yang bersaing dengan jalan menjatuhkan teman atau tetangga, teapi sebaliknya selalu mengasihi dan ingin memberikan bantuan semampunya. Ini adlah akar budaya Sunda yang sudah sejak dulu tertanam dalam kehidupan warga desa.

ASUH meiliki konsep untuk memberikan pengasuhan pada orang yang belum mampu mandiri,sehingga tidak ada iri dengki pada siapapun, yang tertanam adalah ingin memberikan bimbingan agar mampu mendiri dalam segala aspeknya.

ASAH inilah kunci yang sangat penting yakni saling asah dalam ilmu dan pengetahuan, Asah dalam memajukan kewirausahaan, Asah mengembangkan dan asah dalam berbagai aspek yang baik dan benar,sehingga sama-sama meraih keberhasilan untuk bisa.

Mudah-mudahan Kang Dedi mampu mewujudkan janji kampanye yang pernah disampaikan dalam pilgub 2024!***

  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun