Ibu Wulan mengakui terus terang jika selama ini pulang bekerja  malam dengan kondisi yang capai, tidak bisa melayani suaminya. Namun sama sekali tidak menduga jika anaknya menjadi sasaran suaminya.
"Jadi sekarang suami ibu dimana?" aku penasaran karena sejak tadi tiodak ada siapa-siapa lagi di rumah.
"Suami sekarang ada di kantor polisi. Karena dilaporkan oleh ayahnya Wulan," ucapnya. "Ayah Wulan setelah mengatahui pengakuan Wulan, Â langsung melaporkan ke polisi untuk ditahan dan diproses hukum"
Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala, karena masalah yang dihadapi oleh Ibu Wulan sangat dilematis. Suaminya selama ini memang tidak memiliki pekerjaan tetap, kerja serabutan. Banyak tinggal di rumah. Sementara Wulan yang setiap hari  ada  menjadi mangsa biadab ayah tirinya.
"Wulan, selama ini kamu dipaksa atau diancam oleh ayah tirimu," tanyaku penasaran.
"Diancam Pak, kalau tidak mau ayah mengancam tidak akan mengantar ke sekolah dan memberi uang" ucapnya polos.
Maklum anak yang masih remaja dan belum mengerti, Wulan hanya menurut saja apa yang dilakukan ayah tiri kepadanya. Dia tidak tahu, bahwa apa yang dilakukan ayahnya akan berakibat fatal.
Semula Wulan, sebagaimana diceritakan Ibunya, sama sekali tertutup dan tidak mau mengatakan siapa yang telah menghamilinya. Namun setelah didesak dan dipaksa untuk mengaku, akhirnya terbuka semuanya!
Ayahnya ketika ditanyakan oleh ibu WUlan tak bisa berkelit, dia tak bisa lagi berbohong, memang telah melakukan tindakan yang tidak pantas dilakukan kepada anak tirinya. Nasi sudah jadi bubur.
Warga sekitar pun sudah mencium gelagat yang yang tidak wajar dengan melihat perkembangan perut Wulan yang setiap hari diantar oleh ayah tirinya ke sekolah. WUlan pun berusaha untuk menyembunyikan perut yang lama-kelamaan terasa makin membesar.***
Bersambung....Â