Oleh : Made Kusumawati
Pilkada baru saja usai, auranya masih terasa di berbagai daerah di Indonesia.
Tahun ini DKI Jakarta termasuk salah satu provinsi yang tidak menyelenggarakan Pilkada, karena itu kemeriahan pesta demokrasi kali ini mengingatkan saya akan penyelenggaraan Pilkada di DKI Jakarta 3 tahun silam, yang kemudian saya tuangkan ke dalam tulisan segar berikut.
Yuks mari disimak, semoga anda terhibur.
* * * * * *
Salah seorang calon Gubernur DKI Jakarta diwawancara seputar janji-janjinya jika nanti ia terpilih sebagai Gubernur.
“Percayalah, saya mampu mengatasi kemacetan hanya dalam waktu 1 minggu dan menanggulangi banjir hanya dalam waktu kurang dari 1 bulan.”
“Kenapa anda seyakin itu, pak? Bukankah pendahulu-pendahulu anda tidak ada yang berhasil melakukan itu, meskipun sudah melakukan berbagai upaya bertahun-tahun?”
“Saya yakin. Optimis! Karena… ssst… jangan bilang siapa-siapa ya,” sang calon tiba-tiba bicara di dekat telinga si wartawan seraya membisiki. Lantas si wartawan pun mengangguk.
Kemudian sang calon berkata, “Sebenarnya saya ini dibantu oleh para makhluk-makhluk dari dunia gaib. Ingat gak cerita Roro Jonggrang?”
Si wartawan pun mengangguk lagi.
“Nah, mereka saja bisa bangun candi hanya dalam waktu semalam. Kalau urusan macet sama banjir bagi mereka hal mudah!”
Si wartawan bingung sambil nepok jidat, baru sadar kalau si calon Gubernur ternyata didukung oleh Partai Dunia Lain!
* * * * * *
Seorang kandidat Gubernur DKI ketika ditanya perihal cara mengatasi kemacetan di ibukota yang semakin parah, dengan optimis menjawab, “Saya yakin pasti bisa mengatasi kemacetan di ibukota. Makanya pilihlah saya!”
“Hebat… hebat… kalau begitu! Tapi, ngomong-ngomong apa yang anda lakukan untuk mengatasi hal itu?”
“Gampang. Pindahkan ibukota ke daerah lain, misalkan ke Kalimantan. Dijamin Jakarta pasti gak macet lagi.”
“Ohh….!!” Cuma bisa terbengong-bengong.
* * * * * *
Seorang kandidat Gubernur DKI lainnya juga diwawancara wartawan, kali ini seputar kemampuannya mengatasi ketidak-disiplinan warga Jakarta yang belakangan semakin meningkat.
“Bagaimana menurut pendapat anda cara mengatasi ketidak-disiplinan warga yang belakangan semakin meningkat, khususnya di jalan raya?”
“Gampang. Dikirim ke luar negeri aja mereka-mereka yang suka melanggar!”
“Loh… loh… kenapa jawabannya begitu, pak? Pertanyaan saya serius lho, pak!”
“Iya, saya juga serius jawabnya. Memangnya saya kelihatan kayak becanda, gitu?”
“Ng… nggak, pak. Kalau gitu, silakan diteruskan penjelasannya.”
“Maksud saya, kan selama ini orang-orang kita kalau sedang berada di luar negeri kok ya bisa disiplin, tapi begitu balik lagi kemari, lha kok sense disiplinnya jadi hilang! Ya, kalau gitu mending gak usah balik ajah! Kan permasalahan disiplin jadi beres. Gitu aja kok repot!”
“Weleh… weleh… jadi cuman gitu doang toh solusinya,” sambil geleng-geleng kepala.
* * * * * *
Nikmati juga tulisan-tulisan saya lainnya di : Blog Humor Kusumawati, dan FP Penulis Humor, serta follow twitter : @PenulisHumor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H