Mohon tunggu...
AmronMr
AmronMr Mohon Tunggu... karyawan swasta -

bukan superman |karyawan swasta di Banjarmasin| wiramuda |murid |muhammadiyah kultural

Selanjutnya

Tutup

Money

Apa Salah Mobil Murah?

20 September 2013   02:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:39 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sampaikan kepada anda pak menteri perindustrian, menurut saya mobil murah ini sudah benar dan merupakan prestasi anda.Hanya saja ada dua kementrian yang belum bisa mengimbangi prestasi anda ini, yakni menteri perhubungan dan menteri PU yang bertanggungjawab menyediakan sarana dan prasarana pendukung jalan dan transportasi masal pendukungnya. Kalaupun anda pak menteri mau membuat batasan BBM, saran saya jangan ditimpakan ke mobil murah namun buatlah batasan premium berdasarkan CC mobil saja. Mobil dengan CC besar yang relatif lebih boros penggunaan BBMnya disarankan menggunakan BBM ron 92 alias pertamax. Logikanya, mereka saja mampu beli mobil tak murah masak tak mampu membeli BBM tak  bersubsisi. Bukan malah dibalik logikanya, pengguna dengan mobil murah justru ditekan dengan BBM tak murah.

Penutup. Memahami fenomena mobil murah ini sebagai bahan evaluasi segenap bangsa dan rakyat Indonesia semuanya. Saat ini kita hidup di era perdagangan bebas. Dimana sekat dan batas ekonomi  antar negara seakan sudah tak ada lagi. Persaingan bisnis begitu kuat tak bisa dihindari. Munculnya mobil murah ini kita tak bisa juga menyalahkan ATPM dengan serta merta. Masih ingatkah dahulu ? Euforia mobil esemka menjangkiti seluruh negeri Indonesia Raya. Dimarketingi oleh pak Jokowi dan diamini oleh segenap pejabat tinggi negeri ini mereka dengan keyakinan tinggi menyatakan bahwa mobil buatan anak bangsa tersebut sudah siap menangkis hegemoni mobil merk luar. Namun ternyata dibalik itu semua, blow up media tentang keberadaan mobil esemka lebih cepat daripada kesiapan dan persiapan infrastruktur esemka oleh manajemen PT SMK .  Hal ini menjadi perhatian kita terutama tentang strategi pemasaran. Jangan sampai terulang lagi ketika kita memang belum siap melempar suatu produk baru di pasaran, jangan heboh dengan melakukan promo gencar.Karena jika demikian tentu pesaing ataupun pemain lama akan sangat mudah menjegal produk kita. Dan akhirnya produk kita tersebut akan layu sebelum berkembang.

Mari kita belajar dari pemilik Lion Air, bapak Rusdi Kirana. Sebelum melakukan ekspansi dan penetrasi pasar secara besar-besaran di dunia penerbangan tanah air dan Asia. Beliau sudah menyiapkan armada-armadanya dengan cara memesan dari dua perusahaan utama pesawat terbang dunia. Baru ketika beliau selesai meneken MoU pengadaan pesawat komersil yang jumlahnya mencatatkan rekor sebagai pemesan terbanyak, semua mata terbelalak kagum. Dan para pesaing dan pemain lama hanya bisa gigit jari. Walaupun mereka memesan armada baru melebihi pesanan Rusdi kirana  namun tetap saja mereka berada di antrian kedua setelah pesanan Rusdi Kirana selesai dan diserahterimakan. Dan itu berarti 5 sampai 10 tahun kedepan tak perlu kampanye besar-besaran, pak Rusdi dengan sendirinya akan menjadi penguasa penerbangan di kawasan Asia.

sekian dan markibo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun