Menyimak gegap gempitanya kampanye Pilpres di berbagai  media soial, ada dua kenyataan :
1. Kampanye yang berasal dari akun asli dengan nama, foto dan identitas jelas. Semuanya berisi kesantunan, interaktif dan saling mencerahkan. Bahkan meski dia sudah punya pilihan, tapi bersikap netral
2. Kampanye yang bersumber dari akun dengan nama aneh-aneh, atau meski namanya seprtinya benar, namun foto diri dan identitasnya tak berani tampilkan.
Kampanye dari mereka umumnya :
a. Mengambil fakta, berita atau data hanya sepotong. Diambil untuk kepentingannya
b. Gak tahu masalah, komennya seolah-olah pintar
c. Menampilkan gambar-gambar yang menghina. Andai dirinya atau keluarganya ditampilkan begitu, apakah enak ?
d. Kalimatnya itu, kebun binatang dan alat reproduksi dibawa-bawa.
Merekalah aslinya perusak bangsa ini. Menghujat, mencaci maki, memfitnah, ungkapkan kata-kata di balik anonimitas. Jika pemenang pilpres ini hasil kerja para penyebar kampanye hitam ini, hancurlah Indonesia.
Merekalah para penghancur bangsa, pengecut dan tak layak dihormati. Tak perlu ditanggapi.
Para kompsioner dan admin kompasiana hendaknya memberi perhatian terhadap para akun tak jelas ini.