Mohon tunggu...
Tri Wahyuni Kusuma Anggun
Tri Wahyuni Kusuma Anggun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

First year student at Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Literasi pada Anak Usia Dini

31 Oktober 2022   00:07 Diperbarui: 31 Oktober 2022   00:21 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian literasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbagi menjadi 3 hal, yaitu kemampuan menulis dan membaca, pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu, kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Selanjutnya, pengertian dari anak usia dini sendiri adalah anak anak yang berada pada usia dibawah 6 tahun. Pemerintah melalui undang undang sisdiknas juga memberikan penjelasan mengenai anak usia dini, yaitu anak dengan rentang usia 0-6 tahun. Kisaran angka tersebut merupakan kelompok usia yang sedang berada dalam proses tumbuh dan berkembang atau yang lebih dikenal dengan sebutan golden age.

Konsep literasi pada anak usia dini merupakan sebuah proses berkelanjutan, mulai dari rasa ingin tahu yang dimilikinya hingga berkembang menjadi sebuah kemampuan untuk membaca dan menulis yang nantinya, kemampuan tersebut akan menjadi bekal di masa yang akan datang. Pendidikan untuk anak usia dini selalu dilakukan pertama kali oleh pihak keluarga.  Orang tua merupakan teladan utama pada kehidupan anak. Tingkah laku dan ucapan orang tua sering kali ditiru oleh anak anak mereka. Keluarga dirumah merupakan sebuah tempat yang mempunyai waktu lebih banyak jika hanya dibanding dengan lembaga formal sehingga besar harapannya jika keluarga dijadikan sebagai penggerak literasi bagi anak.

Terdapat beberapa alasan yang mendasari pentingnya pendidikan literasi pada anak usia dini. Pertama, yaitu melatih kemampuan dasar anak untuk membaca, menulis, dan menghitung.  Survei yang dilakukan oleh salah satu divisi Kementerian Pendidikan Amerika Serikat menunjukkan bahwa balita yang terbiasa dibacakan buku oleh orang tua mereka bisa lebih cepat mengenal abjad. Kedua, anak dapat mengembangkan kemampuannya untuk berpikir kritis. Ketiga, mempersiapkan anak untuk memasuki dunia persekolahan. Terakhir,  perkembangan literasi yang baik nantinya akan berkorelasi dengan prestasi akademik.

Beberapa metode pembelajaran sangat diperlukan untuk menciptakan suasana yang efektif. Dapat dengan metode membacakan sebuah buku cerita atau dongeng kepada anak, bernyanyi bersama untuk mengenalkan kosakata baru di sebuah lagu, berbicara langsung kepada anak untuk membantu anak mengungkapkan pikiran dan mempelajari arti kata, bermain peran storyteller, dan menulis agar anak dapat memindahkan lisan yang didengar ke dalam sebuah tulisan.

Kemampuan literasi pada anak tentu saja berbeda beda, disesuaikan berdasarkan kemampuan anak dalam mencerna lisan maupun tulisan. Diperlukan kesabaran yang lebih dalam untuk melatih anak mengembangkan kemampuan literasinya. Kesiapan dari anak usia dini dalam mengembangkan pendidikan yang berkualitas akan memengaruhi dirinya ketika menempuh pendidikan tingkat lanjut. Membangun budaya literasi pada anak usia dini merupakan salah satu tugas bagi keluarga, sekolah, maupun masyarakat untuk menjalankan dan menanamkannya kepada anak usia dini agar nantinya anak mampu bersaing secara global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun