Bagi beberapa orang Natal tahun 2023 adalah istimewa. Kenapa begitu? Karena Natal kali ini adalah dua bulan menjelang Pemilihan Umum yang meliputi Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah serentak di hampir seluruh daerah di Indonesia.
Seperti kita tahu bahwa  Pemilu pada tahun 2019 lalu kita didera perpecahan yang lumayan serius. Perpecahan itu nyaris sampai pada perpecahan bangsa tetapi juga masuk ke rana h privat yaitu keluarga dan hubungan sosial. Pemilu 2019 membuat sesaudara kehilangan kontak karena pilihan politik berbeda. Atau sahabat yang akhirnya  tidak bisa dianggap sebagai teman alias putus tali persahabatan.
Kedekatan Natal dan Pemilu ini sebenarnya adalah hal yang sangat penting. Apa yang sudah terjadi pada tahun 2019 harus kita evaluasi bersama karena menggunakan politik identitas dalam kehidupan sehari-hari menjelang p[emilu sangat tidak menyebangkan dan tidak memberi rasa nyaman.
Karena itu, Natal yang berdekatan dengan Pemilu ini seharusnya bisa kita jadikan momentum untuk merajut persatuan dan perdamaian dalam keberagaman Indoensia yang sangat kompleks. Natal bukan hanya persoalan peringatan hari besar keagamaan, namun sebagai seoarang yang mungkin berbeda keyakinan kita bisa saling menghargai , menghiormati dan menebar rasa kasih antar sesama.
Potret perdamaian dan kerukunan dalam perayaan Natal yang kita temui baik di dunia maya maupun di dunia nyata diharapkan tidak hanya sabagai perilaku momentum. Artinya, sikap menghormati dan menghargai antarumat beragama diharapkan terus diimplementasikan secara masif dan dinamis dalam kehidupan sehari-hari, terlebih dalam menyikapi momentum Pemilu 2024.
Mari, di tahun 2024 kita bisa berprogres dengan lebih baik terutama soal persatuan dan perdamaian Indoensia.
