Mohon tunggu...
Eni Kus
Eni Kus Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

suka menari bali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perempuan Merupakan Pilar Pelindung Generasi Bangsa dari Virus Intoleransi

2 September 2023   08:03 Diperbarui: 2 September 2023   08:18 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan adalah kelompok masyarakat yang punya peran fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia begitu dekat dengan tiap individu dari sejak dilahirkan hingga menutup mata.

Banyak ungkapan yang mendeskripsikan tentang fenomena tersebut. Sebagai satu di antara beragam contoh, terdapat pameo: satu Ibu bisa menjaga sepuluh anak, sedangkan sepuluh anak belum tentu bisa menjaga satu Ibu. Hal ini menunjukkan tentang superioritas kaum perempuan.

Resolusi PBB yang diamini pula oleh pemerintah Indonesia, menempatkan spirit kesetaraan gender sebagai salah satu poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah langkah yang tepat. Hal itu dilakukan sebagai pemberi landasan kuat agar kelompok-kelompok yang selama ini memandang kemampuan perempuan dengan sebelah mata bisa berangsur menciut bahkan terkikis habis.

Diakui atau tidak, perempuan memiliki kapasitas maupun kesempatan menjadi pilar pembangunan bangsa. Para perempuan merupakan aktor utama kebangkitan nasional dari segala sisi.

Tak terkecuali, para perempuan juga bisa menjadi motor pelindung generasi penerus dari ancaman intoleransi dan radikalisme bertopeng agama. Sebagai pendidik yang paling mula maupun paling dekat bagi manusia, perempuan sebagai Ibu, dapat menanamkan semangat cinta tanah air dan menumbuhkan kasih sayang bagi sesama kepada anak-anaknya sedini mungkin. Sehingga peluang seseorang terpapar virus intoleransi maupun radikalisme bisa terkikis habis di masa datang.

Meski tetap saja, konsistensi agar satu individu tidak terjangkit penyakit chauvinsitik ekslusifisme ini mesti secara konsisten dijaga. Namun paling tidak, apabila kaum Ibu telah memberi benteng kokoh ada anak-anaknya, celah masuknya ideologi yang merongrong persatuan ini dapat ditutup semaksimal mungkin.

Ada harapan yang besar terhadap pergerakan perempuan di bidang sosial kemasyarakatan. Mereka yang tekun dan penuh kasih sayang adalah pelopor kemunculan generasi bangsa patriotik. Ada banyak perempuan yang dapat menjadi inspirasi perjuangan bangsa. Di antaranya, Ibu Fatmawati dan Ibu Kartini.

Di masa lalu, mereka berjuang demi kemerdekaan maupun kebebasan emansipasi. Di masa kini, perjuangan dapat berupa upaya membebaskan diri dari virus intoleransi dan radikalisme yang berujung pada aksi teror.

Intoleransi maupun radikalisme jelas tidak sesuai dengan spirit Pancasila. Salah satunya, pada sila persatuan Indonesia. Di mana masyarakat seharusnya menghargai perbedaan di tanah bineka tunggal eka. Bukan malah meruncingkan perbedaan dan eksklusifitas.

Kampanye tentang persaudaraan atau kebersamaan di tengah perbedaan mesti digaungkan. Tidak mungkin menyeragamkan pemikiran di negeri serba majemuk seperti Indonesia. Di mana pada satu agama sama pun, implementasi tafsir kitab sucinya bisa berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun