Mohon tunggu...
Kus Tanto
Kus Tanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

mentari itu masih bersinar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenapa Yah..... Gajih Ku Kecil?

19 Mei 2012   14:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:06 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi satu setengah tahun kini sudah berlalu, namun gajih tetap sama, keperluan hidupku semakin bertambah, apalagi di kampung sudah meminjamkan uang untuk membeli sebidang tanah, hem..... jadi tiap bulan harus ada uang yang aku kirim untuk melunasi hutangku kepada Bank.  Ku coba menanyakan kepada pengelola kosan kapankah ada kenaikan gaji? namun tidak ada respon baik. hingga ahirnya dari salah satu anak kost ada yang bilang sewaktu aku ngobrol-ngobrol dengannya. "Kalau kamu lulusan SMA kenapa hanya nyantol di sini, toh.... kamu bisa berkarir di tempat lain yang lebih baik daripada menjadi jongos di kosan ini terus menerus."  Hati inipun tergugah dan mencoba untuk membuktikan bahwa aku bisa lebih baik dari ini.

Surat lamaran Aku buat, dan sembari itu aku bertanya-tanya tentang lowongan pekerjaan yang mungkin bisa aku masuki.  Namun hasilnya masih nihil, Kucoba mencari-cari lowongan di mesdia masa seperti koran dan internet, dan  ku coba untuk mengirimkan surat lamaranku tersebut. Namun bukannya mendapatkan perkerjaan malah aku hampir di tipu. Hem..... sedari itu aku merasa kapok untuk mencari pekerjaan yang ada di media masa. Namun dalam benakku masih berangan-angan supaya bisa mendapatkan pekerjaan yang lebiah baik.

Dari ketidak nyamanan ku aku bercerita kepada kakak ku yang juga kerjanya masih tidak jauh dari jakarta, dan dari sini kakku pun mulai menanyakan kepada teman-temannya 'siapa tahu ada lowongan buat adikku tolong kabarin yah....'  begitu katanya pada setiap teman teman dekatnya. hingga ahirnya salah satu teman dekatnya menawari pekerjaan sebagai OB di salah satu Lembaga Kemanusiaan Nasional yang ada di daerah Jakarta. dan tanpa berfikir lama Aku dan kakaku langsung mengajukan Surat lamaran kerja, dan hasilnya alhamdulilah saya di terima bekerja sebagai karyawan tanpa harus mengikuti tes tertulis ataupun yang lain, hanya interviu saja pada saat pertama kali aku masuk dan langsung di suruh langsung bekerja pada keesokan harinya.

Memang ini bukan cita-citaku untuk menjadi seorang Ofice Boy namun apa mau di kata, kalau aku mendaftar sebagai seorang Admin pasti langsung di tolak karena aku hanya lulusan Paket C, dan sainganku para Sarjana-sarjana muda yang lebih berkompeten di bidangnya. Namun aku bersukur karena aku di tempatkan di salah satu cabang di daerah tangerang selatan, dan di cabang ini memang baru buka, dan aku di izinkan untuk tinggal di dalam kantor sembari menjaga kantor. dan di waktu malam ketika teman-teman kerjaku sudah pada pulang aku di izinkan untuk belajar mengenal kembali komputer, yah.... memang sebelumnya aku sudah ngomong sama bosku kalau aku mau ikutan belajar di kantornya, makannya aku di izinkan untuk menggunakan komputer admin satu-satunya yang ada jaringan internetnya untuk belajar. Inilah yang membuatku semangat kembali untuk menempuh pekerjaan baruku ini. Biarpun aku rasa teramat sangat berat karena gajiannya pada awal bulan, dan sekarang baru tanggal setengah saja uang sakuku sudah habis.

Dari semua pengalaman ini membuatku berfikir kenapa aku bisa meninggalkan tempat kerjaku sebelumnya, padahal aku sudah mulai nyaman dengannya, dan kenapa pula akuselalu merasa kurang bahkan di tempat kerjaku sekarang yang gajinya bisa dibilang lebih besar dari sebelumnya. Dari sini aku menemukan satu titik temu yaitu ketika aku berangan-angan untuk meraih sebuah pekerjaan mungkin saat itupula emosi kejiwaanku sedang tak labil, dan terlalu cepat mengambil keputusan namun di sisi lain aku juga berfikir ternyata tuhan sedang menguji ku dengan melimpahkan setiap doa-doa yang aku ucapkan. Dan juga karena ketidak nyamanan ku itu pula bisa membuat ku utnuk bertindak gelisah memikirkan apa yang sulit untuk di gapai hingga sedikit demi sedikit aku bisa meraihnya. Dan titik tertinggi kenyamananku adalah ketika Aku bersukur terhadap apa yang sudah aku raih saat ini, dan di titik inilah ketenangan batin yang sebenarnya yang bisa mengobati gejolak jiwa yang selalu mengharap lebih dari dari apa yang sudah aku kerjakan.

Dan di waktu tenang aku suka bertanya pada diriku sendiri "Masih pantaskah kalau Aku berangan-angan untuk mendapatkan Pekerjaan dan Gaji seperti yang Aku inginkan?...." Namun di fikiranku yang sebelah kanan menjawabnya dengan tegas "Masih cuma kamu harus benar-benar memahami apa yang sedang kamu pikirkan dengan menekuni bidang tersebut lebih dalam dan mencari peluang selebar mungkin untuk bisa masuk kedalam rana pikiran yang sedang kamu ingini."  Tidaklah salah kawan ketika kita merasa kurang cukup dengan gaji yang sekarang kita dapatkan. Asalkan kita berusaha dengan baik pastinya ntar akan mendapatkan sesuatu yang baik pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun