Mohon tunggu...
Kusno Haryanto
Kusno Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Apoteker yang Merdeka

Assessor Of Competency BNSP No.Reg.MET.000.003425 2013, Apoteker alumni ISTN Jakarta, Magister Farmasi Universitas Pancasila Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Antusias Siswa SMK Farmasi Bangun Nusantara Praktek Anatomi

12 September 2017   22:01 Diperbarui: 12 September 2017   22:26 1877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata pelajaran anatomi menjadi hal yang umum bagi semua siswa disekolah kesehatan. Ada banyak mata pelajaran produktif disekolah kesehatan dan hanya mata pelajaran anatomi lah yang biasanya selalu mempraktekan tentang bagaimana fungsi organ - organ yang ada ditubuh manusia. 

Sudah menjadi tradisi yang turun temurun dilingkungan sekolah kesehatan yang diketahui oleh siswa kesehatan bahwa hal unik dan mengasyikan ketika menuntut ilmu di sekolah yang mengambil bidang kesehatan adalah adanya mata pelajaran praktek anatomi yang dilakukan dilaboratorium dengan menggunakan bahan praktek berupa tikus putih atau yang sering disebut mencit. 

Mengapa mencit dipilih sebagai bahan praktek untuk mata pelajaran anatomi? Ternyata menurut banyak sumber mencit adalah hewan mamalia menyusui yang mempunyai banyak keunggulan dan disebut - sebut memiliki banyak gen yang hampir mirip dengan manusia selain dinilai sebagai hewan yang mudah berkembangbiak dengan banyak. Walaupun demikian, untuk dijadikan bahan praktek tidaklah semua mencit dapat digunakan. Ada beberapa syarat yang menjadi ukuran agar seekor mencit dapat dijadikan sebagai bahan praktek. 

dokpri
dokpri
Kegiatan praktek anatomi yang dilakukan oleh siswa siswi di SMK Farmasi Bangun Nusantara ini selalu dilakukan oleh siswa di semester 1. Kegiatan yang mengambil 4 jam pelajaran ini diikuti sangat antusias oleh semua siswa. Tidak ada sedikitpun rasa takut atau jijik yang ditunjukan oleh mimik wajah para siswa, tidak pula terdengar teriakan atau jeritan khas remaja yang biasa terdengar saat remaja - remaja sedang mencari perhatian. Mereka sungguh - sungguh menjalani prakteknya dengan sangat baik. 

Kegiatan praktek dimulai dengan pengarahan dari guru pembimbing kepada praktikan tentang tata tertib dilaboratorium sampai dengan penjelasan bahwa selama praktek tidak boleh dengan sengaja menyakiti hewan percobaan. Guru pembimbing pun menjelaskan cara kerja dalam kegiatan praktek ini. 

dokpri
dokpri
Kegiatan praktek sederhana ini diawasi dengan penuh oleh guru pembimbing mulai dari awal sampai selesai. Setelah tata tertib dibacakan lalu dilanjutkan dengan penjelasan tentang anestesi. Anestesi yang menggunakan ether ini dilakukan dengan cara membasahi kapas dengan ether sebanyak 10 - 20 ml lalu kapas yang basah itu dimasukan kedalam stoples kaca yang sudah diletakan seekor mencit didalamnya. 

Setelah beberapa menit dilakukan pengamatan terhadap mencit tadi terhadap denyut jantungnya dimana apabila mencit sudah tidak bernafas dilakukan dislokasi pada tulang leher mencit untuk memastkan bahwa hewan itu sudah benar - benar mati. 

Setelah itu mencit diposisikan pada papan bedah dengan posisi terlentang menggunakan jarum pentol atau pins. Pembedahan dimulai dari bagian perut bawah menggunakan pisau bedah sampai semua organ dalam tubuh mencit terlihat. Setelah mendapat penjelasan singkat itu barulah siswa melakukan sendiri semua kegiatan prakteknya. Tidak banyak yang ditanyakan oleh para siswa terhadap materi praktek. Umumnya siswa bertanya tentang nama dan kegunaan instrumen yang digunakan selama melakukan praktek.

dokpri
dokpri
Akhirnya praktek pun terselesaikan sesuai dengan jadwal yang ada. Siswa farmasi SMK Farmasi Bangun Nusantara yang berlokasi di Ketapang Cipondoh Kota Tangerang ini terlihat sangat terpuaskan dan gembira. Antusias dan semangat praktek yang diperlihatkan sangat menggembirakan guru pembimbing. Mereka berharap ada kegiatan serupa sehingga semangat untuk datang ke sekolah terus terjaga. 

Dari perbincangan singkat dengan para siswa didapat kesimpulan sederhana bahwa sarana dan fasilitas yang tidak memadai disekolah umumnya menjadi alasan bagi siswa untuk membolos. Kegiatan praktek seperti ini membuat gairah datang ke sekolah menjadi tinggi karena kegiatan praktek anatomi hanya dapat dilakukan di laboratorium yang dimiliki oleh sekolah saja, bukan ditempat lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun