Mohon tunggu...
kusnia
kusnia Mohon Tunggu... -

My name is kusnia, mahasiswi UIN Sunan Kalijaga jurusan Ilmu Komunikasi Fishum, nama ayah H.Mataji Dan ibu Hj.Siti Aisyah, anak kedua dari 3 bersaudara. Dan saya sendiri kembar ... Alhamdulillah, cukup dulu ya deskripsinya 😀😀😀

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mbok Iyem

29 Desember 2015   12:13 Diperbarui: 29 Desember 2015   16:14 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sudut sebelah pesantren ada rumah yang penghuninnya sangat tua dengan senyuman dan keramahannya saat saya berkunjung di tempat simbok tua yang dikenal dikalangan santri itu yang selalu terpancar wajah tuannya. Walaupun tua dia selalu bersemangat untuk mencari sesuap nasi dengan berjualan di rumahnya yang berdinding bambu yang agak reok dan dapur yang selalu setia menemani simbok.

“Eh cah.. ayu tumbas sekul nggeh?” ucapnya seraya saya menium tangan simbok itu. Dia sudah saya anggap sebagai nenek itu.  “Enggeh mbah “jawabku. “Enggehpun lenggah riyen cah ayu, niku enten telo dhahar-en” ucap simbok. Simbah adalah panggi;an saya terhadap beliau atau sering dikenal dengan santri lainnya dengan panggilan mbok iyem.

Selalu mendapat perhatian lebih walaupun orang jogja terkenal dengan suka menunda-nunda pekerjan dan malas bekerja. hal itu tidak tercemin pada simbok. Dan saya beranggapan tidak semua orang jogja seperti itu contohnya simbok. Dengan semangat tingginnya dia selalu berkutat dengan dapur yang kompornya masih sederhana dengan bahan bakar arang yang sangat sederhana sekali. Kadang saya merinukan masakan nasi bungkus simbok ketika saya pulang ke banyuwangi karena masakan simbok sangat enak dan hargannya sangat pas dengan kantong seorang santri. Walaupun murah tapi sangat berkualitas rasannya beda dengan yang lainnya yang mahal.

Masakannya antara lain adalah nasi dengan lauk yang sederhana yang menurut sebagian orang tidak enak memandangnya sebelum memakannya. Padahal masakan dari Mbok Iyem ini enak di kalangan santri. Betapa muliannya pekerjaannya sebagai seorang penjual nasi bungkus karena di sisi lain Mbok Iyem ini dia selalu baik kepada semua pembelinnya walaupun dia tidak mengenalinnya seperti menyuguhkn pada pembelinnya sebuah cemilan sederhana cuma-cuma seperti rebusan telo atau sering kita sebut dengan nama singkong yang mana simbok marah jika pembelinnya tidak mau makan cemilan dia.  “Ayo dhahar telo niki, sak ngenteni sekule pun mateng,” ujarnnya ramah kepada para pembelinnya yang mau menunggu simbok masak di dapurnnya. Kadang seringnnya simbok dibantu seorang santri , karena santri tersebut merasa kasihan kepada simbok yang sudah tua dan tidak ada yang membantunnya sama sekali. Simbok tidak bisa menolak uluran tangan seorang santri tersebut. Simbok hanya bisa tertawa kecil yang bertanda dia menerima bantuan seorang santri tersebut. Setelah sekian lama menunggu akhirnnya pun hidangan andalan mbok iyem ini selesai. Dari mulai tempe goreng, mie pedasnnya, dan telor ceploknnya, wahh mantap bukan, eitss jangan ngiler dulu kalau belum mencoa secara langsung.

Dengan keramahan senyumannya lagi mbok iyem membungkus pesanan para santri walaupun disisi lain beliau dengan usia yang sangat tua sekali sampai keadaan tubuhnnya pun tidak mampu menopang badannya alhasil mbok iyem berjalannya agak membungkuk seperti orang tua kebannyakan. Meskipun begitu keadaan tubuhnnya dirasa tidak menggannggu pekerjaannya sebagai penjual nasi para santri. Simbok juga aktif dalam majelis keagamaan seper malam kamisan acara gus kelikan dimana acara tersebut diadakan secara rutin di Pesantren krapyak, sampai disela-sela beliau menyajikan nasi bungkusnnya dia memberi tau kepada para santri bahkan bertannya-tanya tentang pengajian gus kelik jika beliau tidak menghadiri acara gus kelik.

Dari sini kita mendapati conoh yang baik walaupun dia sudah tua tetapi semangat kerjannya masuh tinggi, kita jangan mau kalah dengan semangat kerja Mbok Iyem berhubung kita masih muda jagn sia-siakan waktu kita dengan hal-hal yang tak bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun