Mohon tunggu...
Kusnandar Eko
Kusnandar Eko Mohon Tunggu... Dosen - Guru SMAIT Granada Tangerang - Dosen Universitas Tangerang Raya - Guru Privat

Saya mencintai dunia pendidikan Hobi travelling dan touring Gemar berorganisasi Memiliki prinsip Family is very important Motto : Man Jadda Wa Jadda خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Urgensitas Kolaborasi Orangtua dan Guru dalam Mewujudkan Merdeka Belajar

28 Desember 2023   14:20 Diperbarui: 28 Desember 2023   14:37 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan merdeka belajar merupakan langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya sumber daya manusia (SDM) unggul Indonesia yang memiliki profil pelajar Pancasila.

Tentu kita akan bertanya, apa itu merdeka belajar?

Merdeka belajar adalah sebuah program yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim sebagai upaya untuk bebas berpikir dan berekspresi.

Istilah merdeka belajar ini cukup populer setelah Kemendikbud meluncurkan kurikulum pendidikan yang baru, yaitu Kurikulum Merdeka pada Februari 2022 lalu.

Dalam upaya mewujudkan suksesnya merdeka belajar tersebut bukanlah hanya tugas guru dan sekolah, namun juga kolaborasi dan kerjasama yang baik antara guru dan orangtua peserta didik.

Sebagaimana kita ketahui sebelum anak masuk pada usia belajar di lingkungan sekolah, yang pertama kali menjadi sekolahnya adalah rumah/keluarga dalam hal ini lebih berperan tentunya orangtua terutamanya ibu.

Ibu dan Ayah menjadi sosok pertama yang memberikan pendidikan dasar yaitu:

1. Penanaman dasar-dasar keimanan

Bagaimana orangtua menanamkan nilai-nilai ketuhanan dan ibadah (seperti sholat, puasa -- bagi yang muslim, ke gereja bagi nasrani, dan sebagainya).

2. Pendidikan karakter/sikap/akhlaq.

Bagaimana orangtua menanamkan sikap/akhlak yang baik dan terpuji, menghormati orangtua, menghormati yang lebih tua dan sebagainya.

3. Pendidikan dasar kognitif.

Bagaimana anak dapat mengenal huruf dan angka, mengenalkan jenis -- jenis  suara, gambar -- gambar binatang dan tumbuhan, warna -- warni dan sebagainya.

4. Pendidikan dasar keterampilan.

Bagaimana anak dapat berbicara, berjalan dan sebagainya.

Sebagaimana seorang penyair bernama Hafiz Ibrahim,  mengungkapkan "Al-Ummu madrasatul ula, iza a'dadtaha a'dadta sya'ban thayyibal a'raq." Artinya : "Ibu adalah madrasah atau pendidik pertama anaknya. Jika engkau mempersiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau mempersiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya".

Dari gambaran di atas sangat jelas bagaimana peranan orangtua dalam pendidikan dasar seorang anak sebelum masuk ke dalam pendidikan formal di sekolah. Sehingga dengan demikian akan lebih mudah bagi guru untuk memberikan pendidikan lanjutan secara formal di sekolah.

Di sekolah seorang guru akan lebih mudah untuk memberikan pendidikan keimanan lanjutan karena anak telah memiliki basic/dasar keimanan yang baik. Guru akan labih mudah dalam mengembangkan pendidikan karakter / sikap / akhlaq lainnya karena orang tua telah memberikan bekal di rumah. Sebagaimana yang sedang digencarkan dalam kurilkulum baru di sekolah yaitu kurikulum merdeka yaitu Profil Pelajar Pancasila.

Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif, seperti ditunjukkan oleh gambar berikut :

Input sumber gambar : https://ditpsd.kemdikbud.go.id/
Input sumber gambar : https://ditpsd.kemdikbud.go.id/

Dari paparan di atas tentang gambaran bagaimana orangtua memiliki peranan penting di dalam membentuk dasar -- dasar pendidikan kemudian dilanjutkan juga dengan pentingnya seorang guru di dalam memberikan pendidikan formal di sekolah.

Maka kolaborasi antara orangtua dan guru sangatlah penting dan sangat diperlukan untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun