Dan hal ini menjadi miris saat di sebuah perumahan Islam, masih banyak yang masbuq. Masih banyak menambah rakaat saat imam sudah salam.
Menjadi miris jika masbuq menjadi kebiasaan dalam diri kita. Orang lain tahu bahwa kita adalah jamaah yang selalu terlambat. Malu.
Dan menjadi aneh saat kita sudah berjanggut dan tidak isbal, tapi selalu saja masbuq.
Astagfirulloh.
Apa yang salah ini?
Tentunya, setiap diri tahu penyebabnya.
Coba kita simak ulama dalam kontinuitas berada di shaf pertama
Muhammad bin Sama'ah rahimahullahu berkata,
"Saya tinggal selama 40 tahun tidak pernah luput dari takbir pertama melainkan satu hari saja, yaitu hari ketika ibuku meninggal.
Maka, luput dari saya satu shalat berjamaah.."
(Tahdzibut Tahdzib 9/204, Mathba'ah Dairatil Ma'arif, India, cet. I, 1326 H, Asy-Syamilah)
Lihatlah bagaimana semangat ulama untuk berada dalam garda terdepan untuk kebaikan.