Bismillahirrohmaanirrohiim
Sebuah peribahasa "Adeo in teneris consuescere multum est", yang diterjemahkan: Bila selagi masih muda membiasakan dalam hal yang baik, hal itu akan bernilai tinggi. Ihwan ini sangat cocok dengan kehadiran 2 orang pemuda (14/2) di rumah saya: Sulfandi Pratama dan Adrian Ariono.
Yah, di saat orang-orang "sibuk" merayakan Valentine-nya, 2 pemuda bersemangat ini bersilaturrahim di tempat saya.
Kehadiran mereka, bukanlah karena uang, bukan karena nasab, dan bukan buka karena tendensi dunia. Tapi, mereka hadir untuk sharing ilmu.
Saat itu, kami mendudukkan tematik penulisan dan juga beberapa bincang perbukuan di Indonesia.
"Sudah berapa buku kita' tulis sebelum buku ini?" tanya Adrian sambil menatap buku Quotes for Muslim.
"Berapa yah, mungkin sudah lima," jawab saya sedikit lupa juga.
Karena sampai saat ini, meskipun sudah beberapa buku terbit, sepertinya masih juga seolah-olah ada yang saya anggap belum maksimal.
Karena buku-buku saya yang lalu-lalu, masih saya anggap perlu banyak "penyegaran". Baik di sisi gaya bahasanya, editingnya, dst. Semua harus maksimal, supaya terserapi oleh masyarakat dengan kepuasan tinggi pula.
Saya masih ingat, buku pertama saya "Siapa Bilang Orang Bodoh Tidak Bisa Fisika", ini adalah buku yang tergolong cepat. Mungkin hanya 3 pekan penyelesaiannya -wallohu a'lam-. Bayangkan! Mulai dari penelusuran referensi, penulisan, editing, desain cover, percetakan, dan distribusi, semuanya saya yang kerja. Masya Alloh!
Tapi, tetap saya syukuri waktu itu. Nah, berjalan waktu, maka saya pun belajar lebih banyak, sekitar 6 tahun mungkin sampai sekarang. Akhirnya, saya sadar bahwa di sana tetap banyak yang harus diperbaiki.
Karena juga, saya membantu calon penulis di http://bit.ly/Kursus30Hari itu supaya orang-orang tidak salah "ilmu" dalam menulis buku.