سْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
[caption id="attachment_254258" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan Menuju Surga (arsip pribadi)"][/caption]
"Alloh tidak membutuhkan taubat hamba!"
Itulah petikan salah seorang ustadz yang memberikan tausiyah selepas shubuh tadi. Jama'ah masjid hanya sedikit karena memang penduduk di sini kebanyakannya pulang kampung. Mereka memilih berpuasa bersama keluarganya yang jauh. Ini adalah Pondok Pesantren Tanwirussunnah dan sekaligus pemukiman warga. Adalah yang memberikan tausiyah tadi adalah al-Ustadz Luqman Jamal, Lc. Salah seorang ustadz yang dikenal sebagai sosok yang menggeluti pendidikan anak.
Kali ini beliau bertutur dengan kalimat yang sangat jarang kita dengar!
"Alloh tidak membutuhkan taubat hamba!"
Hal ini mirip dengan kalimat yang biasa kita dengan penceramah-penceramah, seperti:
"Alloh tidak membutuhkan sholat hamba, Alloh tidak membutuhkan zakat hamba, Alloh tidak membutuhkan puasa hamba, dan Alloh tidak membutuhkan haji hamba."
Apa sebenarnya maksud dari kalimat seperti ini? Kalau secara ekonomis, ini berarti sia-sialah aktivitas ibadah kita selama ini. Gugurlah semua peribadahan kita kepada Alloh. Tunggu dulu! Jangan terlalu terburu-buru. Cobalah kita selami makna kalimat-kalimat di atas. Dan cobalah menarik esensinya ke dalam status kedudukan Alloh yang mana Alloh Maha Segalanya, tidak membutuhkan ibadah hamba. Bisa kita mengerti bersama kalimat ini?
Maksudnya seperti ini, semua rangkaian aktivitas ibadah yang kita lakukan, tidaklah meninggikan derajat Alloh ke derajat paling tinggi. Karena Alloh dengan sendirinya sudah Maha Tinggi. Sehingga, sholat yang kita lakukan, tidaklah meninggikan kekuasaan Alloh, maka Allohpun tidak butuh dengan sholat kita. Sholat sebagaimana tujuan pensyariataannya, adalah peruntukan kita sendiri. Kita yang menemukan manfaatnya, jika ingin masuk surga, maka sholatlah. Begitu pula dengan taubat yang kita lakukan, bukanlah untuk Alloh, tapi untuk kita sendiri agar lebih menemukan makna sebuah penciptaan. Maka dari itu, Alloh hanya memberikan klu-klu item bagaimana agar hamba itu bisa masuk surga. Dan bagaimana item sehingga seseorang masuk ke dalam neraka! Naudzubillah.
Sebaliknya, Alloh pun tidak akan turun derajatnya jika hamba melakukan maksiat dan dosa. Sama sekali tidak!
Alloh berfirman dalam hadits Qudsi, artinya,
“Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal samapi yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bertaqwa, hal itu sedikitpun tidak menambah kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal sampai yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bermaksiat, hal itu sedikitpun tidak mengurangi kekuasaan-Ku.”
(HR. Muslim, no.2577)
Di ayat yang lain Alloh berfirman, artinya,
“Jika kamu berbuat baik, kebaikan itu bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri”
(QS. Al Isra: 7)
Sehingga, kita akan berada pada titik kesimpulan: Maka apa lagi alasan untuk enggan dan malas beribadah dan beramal? Bukankah itu untuk kita sendiri?
Wallohu a'lam...[]
--Tanwirussunnah, 3 Ramadhan 1434 H
--Ambil audio ramadhan gratis di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H