Mohon tunggu...
Muhammad Setiawan Kusmulyono
Muhammad Setiawan Kusmulyono Mohon Tunggu... -

Prasetiya Mulya Entrepreneurship Development Center\r\nsetiawan_kusmulyono@yahoo.com | @muhsetkus\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money

Tokoh Bisnis | Zhang Rui Min, Putra Lokal Penakluk Global

23 Maret 2013   08:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:22 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zhang Rui Min

CEO Haier

Tidak banyak yang mengenal Qingdao, salah satu merek mesin pendingin (kulkas) yang berasal dari negeri tirai bambu. Kondisi ini dapat dimaklumi, mengingat produksi di dalam perusahaan ini masih sangat mengadopsi budaya kerja tradisional dan memperbolehkan deviasi standar kualitas dari level A, B, C, hingga D. Situasi ini terjadi karena kata kualitas tidak pernah tertanam di benak para pekerja, yang pada masa tersebut juga benar-benar sudah tidak peduli pada kondisi perusahaan.

Pemerintah China yang merupakan pemilik aset terbesar Qingdao pun mulai khawatir dengan kemunduran yang dialami salah satu badan usahanya tersebut. Pada tahun 1984, pemerintah menunjuk seorang putra daerah dari Shandong Laizhou, yang bernama Zhang Rui Min. Zhang, yang merupakan produk asli penempaan pendidikan dalam negeri dari University of Science and Technology of China, diberi tanggungjawab untuk menjadikan Qingdao Refrigators Factories berkontribusi positif bagi kesejahteraan China.

Tidak lebih dari 2 tahun sejak Zhang “bertahta” di Qingdao, keuntungan finansial mulai meninggalkan angka negatif di dalam pembukuannya. Bekerjasama dengan Liebherr, sebuah penyedia teknologi manufaktur dari Jerman, memudahkan Zhang memukul Palu Godam di Pabrik Qingdao. Sejenak menjadi CEO, Zhang sudah menepikan 76 produk yang merugikan dari lantai produksi. Dengan tegas pula, Zhang hanya menginginkan standar kualitas produk yang dapat diterima dan tidak dapat diterima, bukan kualitas A, B, bahkan sampai D.

Merasa sudah berada pada jalur bisnis yang benar, Zhang mulai melakukan ekspansi dengan mengakuisisi Qingdao Microwave Electric Appliance Factory pada tahun 1988, kemudian dilanjutkan dengan akuisisi Qingdao Air Conditioner Plant and Qingdao Freezer General Plant tiga tahun kemudian. Sejak tahun 1991, perusahaan yang dipimpin Zhang kini semakin memantapkan diri pada white goods business, yaitu bisnis peralatan rumah tangga seperti kulkas, mesin cuci, pendingin ruangan, yang umumnya berwarna putih. Sejak tahun ini pula, Zhang resmi menggunakan merek Haier sebagai merek utama untuk menggantikan label Qingdao.

Keunggulan Lokal Menaklukkan Global

Haier terkenal menjadi pendobrak produk-produk white goods yang selama ini dikuasi oleh korporasi barat. Di pasar lokal China, Haier mampu mengentaskan persaingan dengan beberapa merek asing seperti General Electric, Electrolux, hingga Whirlpool. Keberhasilan ini diperoleh karena kemampuannya dalam mengidentifikasi karakteristik konsumen di China, khususnya pada kategori pasar mesin cuci. Haier mengerti bahwa penduduk China menggunakan mesin cuci tidak hanya untuk pakaian, melainkan juga untuk mencuci sayuran, dan Haier pun mengakomodasinya.

Tidak hanya itu, Haier juga memiliki kapasitas untuk mendesain produk mesin cuci skala ringan untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Shenzhen dan Shanghai yang memiliki kelembapan udara tinggi dan menyebabkan mereka sering berganti baju dan perlu mencuci baju dalam volume yang sedikit. Keunggulan dalam penggunaan listrik yang rendah dan kebutuhan air sedikit dalam mencuci membuat produk Haier laris bak kacang goreng di kawasan tersebut.

Keunggulan lokal ini membuat Haier menguasai pasar dalam negeri China dan membuat pesaing impornya gigit jari. Kehandalan dalam produksi berbagai macam jenis produk di pabrik Haier memudahkan tim desain produk untuk sesegera mungkin merealisasikan keinginan konsumen China yang sangat beragam, mulai dari penduduk pesisir pantai hingga kawasan pegunungan di dekat Tibet. Keunggulan ini juga hadir karena akurasi investasi yang tepat sasaran dari Haier dengan membangun jaringan distribusi dan layanan purna jual yang pada saat tersebut tidak lazim diberikan kepada konsumen negeri Tiongkok.

Pengalaman inilah yang kemudian membuat Haier melakukan penanaman modal dengan membangun pabrik di Indonesia pada tahun 1995. Sebagai nakhoda, Zhang tanpa membuang waktu kemudian meningkatkan investasinya pada tahun 1997 di Malaysia, Filipina, dan Yugoslavia. Pada tahun 1997 juga, Haier pertama kali memasarkan produknya untuk pasar Eropa di Jerman. Bahkan, pada 1999, Haier menjejakkan pertama kali langkahnya di Negeri Paman Sam dan langsung melakukan penetrasi kepada pasar dengan tingkat sensitivitas harga tinggi yang lebih sering berbelanja di retailer seperti Home Depot, Wal Mart, dan Best Buy.

Motivasi Tiada Henti

Keberhasilan pendekar pribumi Tiongkok dalam pertarungan white goods business dengan para prajurit barat membuktikan bahwa Asia memiliki keunggulan bersaing yang patut diperhitungkan di peta perekonomian dunia. Kemampuan Zhang dalam memotivasi karyawan Qingdao pada awal kepemimpinannya, berhasil membangunkan budaya positif akan berharganya suatu kualitas dalam setiap produk yang dipersembahkan bagi konsumen. Selain itu, Zhang mampu mendayagunakan para pegawainya untuk dapat memahami perilaku masyarakat China yang beragam, dan kemudian mendesain produk yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Kontribusi intelektual Zhang dapat kita telusuri dari langkah keputusannya pada setiap tahapan pertumbuhan Haier menuju Perusahaan Kelas Dunia. Pada periode 1980-an sejak mengambil tampuk kepemimpinan, reformasi pada internal perusahaan menjadi poin perubahan. Pada periode 1990-an, untuk mengakselerasi pertumbuhannya, merger dan restrukturisasi menjadi pondasi strategi diversifikasi yang dilakukan oleh Haier. Pada periode tahun 2000-an, Haier pun menjalankan integrasi pasar global untuk memperkuat posisi dalam persaingan internasional dengan konsep melokalisasi riset dan pengembang, lokalisasi proses manufaktur, dan lokalisasi pemasaran.

Kontribusi Zhang dalam pengembangan komunitas yang sehat pun ternyata tidak dapat dilepaskan. Zhang selalu menuntut perusahaannya untuk berkontribusi aktif dan terikat dengan lingkungan dalam upaya pengembangan pendidikan dan kehidupan yang berkelanjutan. Atas kontribusinya ini, Zhang diganjar dengan penghargaan The Worlds 50 Most Respected Business Leader (2005; Financial Times), China;s Most Influential Business Leader (2010; US Fortune), Wise Leader Elite Prize (2011; Global Leader Foundation), dan berbagai pengakuan internasional lainnya. Pengalaman Zhang ini pun menjadikan Haier sebagai salah satu kasus bisnis yang direferensikan untuk memahami kekuatan emerging market dalam konvergensi barat dan timur.

Referensi:

www.haier.com

www.businessweek.com

Muhammad Setiawan Kusmulyono

@muhsetkus

setiawan_kusmulyono@yahoo.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun