TRLA. Susunan huruf tersebut kini tersusun rapi di dinding New York Stock Exchange, salah satu bursa ternama milik Paman Sam. Sejak 20 September 2012, publik di Amerika Serikat, maupun investor asing diperkenankan menyimpan sahamnya, baik untuk diperjualbelikan kembali atau disimpan untuk tabungan masa depan. Selain berhasil meraup dana hingga 89.3 juta dollar, Flint menasbihkan diri sebagai salah satu CEO Imigran yang sukses menembus NYSE. Putra Britania ini membuktikan diri bahwa negeri adidaya dapat ditaklukkan dengan inovasi dan kerja keras.
Tidak Berorientasi Pelanggan
Flint tidak menyangka bahwa kedatangannya di Amerika pada tahun 2003 ternyata berbuah rencana tinggal jangka panjang. Pada awalnya, Flint sangat kesulitan dalam mencari informasi mengenai ketersediaan tempat tinggal sementara saat mempersiapkan diri untuk menempuh pendidikan Master di Stanford University. Informasi persewaan yang tersedia di internet jauh dari yang diharapkan. Pemilik sewa pun sangat tidak berorientasi pelanggan. Akhirnya, dengan bersusah payah, Flint mampu menemukan lokasi tinggal yang sesuai di Silicon Valley.
Kisah itulah yang kemudian menginspirasi Flint untuk membangun Trulia (TRLA), sebuah platform untuk pencarian properti real-estate, baik untuk rumah tinggal, sewa, tempat usaha, hingga kebutuhan properti lainnya, dengan basis website internet. Platform yang dikembangkan oleh Trulia mampu mengkolaborasikan pemangku kepentingan yang berhubungan dengan properti real-estate dalam satu ekosistem terintegrasi, mulai dari pengembang (developer), konsumen, broker, lingkungan usaha di sekitar kawasan, dan sistem transportasi di sekitar kawasan tersebut. Konsep ini mendapat respon positif dan mampu menghadirkan solusi nyata dalam permasalahan pencarian properti di Amerika Serikat.
Trulia memiliki keunggulan ekosistem real estate yang terpadu, dimana ketika konsumen mengakses website tersebut, tersedia informasi pendukung yang sering dilupakan namun penting dalam pertimbangan pengambilan keputusan, yaitu tingkat kriminalitas, lingkungan tetangga, data komuter, level kebisingan, hingga statistik pasar. Selain itu, Trulia mengakomodasi kepentingan pengembang maupun broker yang ingin menampilkan promo-promo layanan dan fasilitas-fasilitas pendukung yang memikat bagi konsumen. Hingga November 2012, lalu lintas pengunjung di Trulia sudah mencapai 26 juta kunjungan dari pengunjung berbeda.
Meramu Fisika dalam Racikan Bisnis
Konsistensi Trulia tidak lepas dari kehandalan Pete Flint. Berbekal kompetensi teknis di bidang fisika yang diperolehnya dari Oxford University, Flint menajamkan intuisi bisnisnya dengan menempuh Program MBA di Stanford University. Insting teknis inilah yang menuntun Flint untuk mudah dalam mengidentifikasi evolusi teknologi yang terjadi dan manfaatnya bagi proyek bisnis yang dijalankannya. Berkat pendidikannya tersebut, Flint mampu menerjemahkan racikan bisnisnya kepada para insinyur untuk dapat diwujudkan dalam suatu sistem teknologi yang ramah konsumen.
Kesuksesan Flint dalam menahkodai Trulia tidak lepas dari impiannya untuk melakukan revolusi dalam industri real estate. Dua hal yang selalu menjadi fokusnya adalah penciptaan produk luar biasa dan menghasilkan sistem-sistem inovatif bagi konsumennya. Melalui fokus tersebut, Trulia terus mencatatkan akselerasi pertumbuhan signifikan. Pada tahun 2011, Trulia membukukan omset dua kali lipat dari tahun sebelumnya, sekaligus mencatatkan pertumbuhan pegawai hingga 100%.
Aksi ini diawali dengan mengakuisisi Movity, sebuah bisnis pemula yang mampu menyediakan informasi geodata tentang variabel layanan yang ditawarkan Trulia, lalu memindahkan kantor pusat ke San Fransisco dan membuka kantor baru di Denver seluas 16.000 meter persegi. Akuisisi Movity mendorong Trulia untuk membuat inovasi baru, yaitu peta komuter, yang dapat memberikan data bagi konsumen mengenai pilihan rumah di jarak tertentu dari kantor ataupun pilihan akses transportasi yang dapat menjangkau rumah dan kantor.
Pertumbuhan industri mobile pun tak luput dari pantauannya. Kegemilangan iPhone, Samsung, dan ponsel pintar lainnya yang mengubah gaya hidup para konsumennya mampu ditelusuri dengan cerdik. Sejak tahun 2011, Trulia telah merilis aplikasi-aplikasi real estate yang dapat diunduh oleh para pengguna gadget. 7 app dirilis tahun 2011, menyusul kemudian 14 app lainnya di tahun 2012. Walau terkesan terlalu banyak aplikasi yang ditawarkan, Trulia berkilah bahwa setiap pemangku kepentingan membutuhkan layanan berbeda yang perlu diakomodasi dengan masing-masing aplikasi, seperti ingin membeli, menyewa, atau menjual. Dan hal tersebut dibuktikannya dengan sukses.
Pete Flint, sang Imigran CEO ini tidak meraih keberhasilannya dengan mudah. Jejaring yang dibuat memampukan dia untuk bertemu para profesional handal yang kemudian dia pekerjakan di Trulia. Selain itu, persahabatan dengan Sami Inkinen, kolega awalnya dalam membangun Trulia, semakin mendorong pertumbuhan usaha yang lebih cepat. Terlepas dari kemampuan interpersonal tersebut, Flint juga handal dalam meramu bahasa teknologi menjadi strategi bisnis jitu. Dan pada akhirnya, keseluruh inovasi tersebut selalu didasarkan pada impiannya untuk merevolusi industri real estate, yaitu mengubah cara profesional real estate dalam menjangkau konsumen, sekaligus mengubah pola konsumen dalam mencari agen dan tempat tinggal. Flint berujar, Trulia baru saja memulai, dan the best is yet to come!
Dipetik dari tulisan penulis di Forum Manajemen Prasetiya Mulya
Bibliografi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H