Mohon tunggu...
Kusmini
Kusmini Mohon Tunggu... Guru - PENDIDIKAN

SMP NEGERI 1 BANDUNG JAWA TIMUR

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejauh Mana Keberhasilan IKM di Sekolah?

5 Desember 2023   03:34 Diperbarui: 5 Desember 2023   03:45 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Merdeka belajar, mulai bergulir, masih banyak hal yang harus diperbaiki dan diperkuat. Sistem dan budaya boleh sama namun perubahanlah yang akan mengubah kebiasaan itu. 

SIAP ATAU TIDAK SIAP KITA PADA PERUBAHAN FAKTANYA KITA DITUNTUT UNTUK TERUS MENYESUAIKAN DIRI PADA SITUASI DAN KEADAAN TERTENTU DIMANA HAL TERSEBUT AKAN MENGUBAH KITA.

Jadi yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri.

Misalnya mengenai rapor P5, yaitu pelaksanaan PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.

Masih banyak sekolah-sekolah yang bingung untuk melaksanakan IKM di sekolahnya. Apa yang dibutuhkan bangaimana merancang kegiatan dan merencanakan pelaksanaansuatu kegiatan yang dimaksud sesuai dengan merdeka belajar dan merdeka mengajar. Sedangkan bertanua kepada sekolah lain selalu berbeda-beda jawabannya. Berbeda langkahnya. Dan menghawatirkan rata-rata pada tidak memiliki keberanian untuk manyatakan harus begini ataupun begutu. Mereka hanya kan menyatakan coba saja seperti kami begini. Lalu menyerahkannya kepada pihak yang bertanya. 

Kenapa begitu?

Karena kurikulum merdeka adalah kurikulum prototipe. Dimana teori-teori pelaksanaannya merupakan teori yang masih virgin, atau umum  yang harus disesuaikan dengan sekolah-sekolah masing-masing. Sedangkan setiap sekolah secara geografis, aset, dan karakteristik setiap sekolah dan warganya juga berbeda. Sedangkan yang namanya kurikulum prototipe sendiri maksudnya adalah kurikulum percontohan. Dimana pelaksanaan teori dan konsep yang sesuai dengan kurikulum merdeka dengan inti merdeka mengajar dan merdeka belajar ini dilaksanakan sesuai pemahaman dan kemampuan masing-masing sekolah. Ini terntunya sangat sulit tapi dibalik itu semua memudahkan sekolah.

Perbedaan keadaan sekolah ini akan mempengaruhi pelaksanaan IKM. 

Kebijakan pendidikan sudah mengantisipasi  dengan meminta sekolah membuat KOSP. Apa itu KOSP?

KOSP adalah Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan. Fungsinyauntuk perencanaan kegiatan kurikulum pada suatu sekolah. Jadi setiap sekolah akan memetakan kegiatan kurikulum dalam satu tahun ajaran yang akan dilaksanakan. Setelah itu pendekatan realisasi dari perencanaan tersebut.

Untuk melaksankan IKM, maka dalam KOSP harus sudah dibuat perencanaan kegiatan sesuai kurikulum merdeka, terutama P5, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. 

P5 memiliki 7 tema dan masing-masing tema dapat dikembangkan menjadi kegiatan-kegiatan yang wsesuai dengan tema tersebut. Misalnya tema Bangunlah Jiwa dan Raganya, dengan kegiatan pencegahan bulying, senam kreasi, penvegahan sek bebas dan anti narkoba.

Bagaimana kegitan tersebut dalat menguatkan karakter peserta didik?

Dari kegitan yang telah dipilih, lalu dibuat tujuan kegiatan P5 dengan mengusung penguatan karakter . Karakter yang ingin dituju juga harus  sesuai dengan rangkaian yang akan dilakukan. Karkater di kurikulum merdeka ini diambil dari nilai-nilai Pancasila yang kemudian disebut dengan dimensi. Dimensi juga haruslah sesuai dengan tema. Dalam penjelasan dimensi akan terdapat kata kunci yang sejalan dengan tema dan kegiatan yang dilakukan.

Banyak hal-hal yang mendasar sebagai prinsip dan teori dasar pelaksanaan Kurikulum Merdeka harus dikuasai oleh sekolah pelaksana IKM. Kalau dasarnya sebagai modal dalam melaksankan IKM sudah ada di tangan maka kegiatan-kegiatan yang mengandung konsep merdeka mengajar dan merdeka belajar akan sangat mudah diterapkan di sekolah. 

Namun tidak hanya modal pengetahuan saja, juga konsep kerja sama atau yang sekarang disebut kolaborasi menjadi akses utama realisasi kegiatan yang sejalan dengan pelaksanaan IKM.

Demikian wacana pelaksanaan IKM sudah selayaknya bukan kegiatan yang hanya formalitas saja, namun juga benar-benar dapat dilaksankan dan dirasakan oleh warga sekolah terutama peserta didik yang menjadi obyek pembelajaran pada kurikulum merdeka ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun