Ulvi langsung ditarik dengan kasar membuat pelukan itu merenggang. Dantel diam seribu bahasa seakan matanya buta. Tangannya yang di udara perlahan turun ke samping celana abu-abu dengan bahunya yang lemas.
"Kak, aku juga mau dong digituin!"
"Ahhh, Kak Dantel berani banget."
"Gila, Dantel kayak ultramen."
"Sadboy ...."
Dantel begitu pusing dengan lontaran-lontaran sekolah. Ia menegakkan tubuh dan menatap mereka satu per satu dengan sangat tajam. Tepat, para penonton menutupi mata mereka karena takut.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!