Mohon tunggu...
Kus Mei
Kus Mei Mohon Tunggu... Seniman - Guru

Hai, namaku kusmei seorang guru honorer yang suka nulis cerpen tentang kehidupan di sekelilingku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Idaman

27 Februari 2023   12:01 Diperbarui: 27 Februari 2023   12:11 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Purwati!!......yah!,  nama yang sederhana dan kuno menurut beberapa orang. Tapi nama itu sangat spesial untuk seseorang yang sudah lama memendam rasa rindu begitu dalam. Di ujung kota perbatasan Jawa tengah dan Jawa barat. tepatnya di kabupaten kendal yang jauh dari kehidupan mewah.

Purwati gadis kampung yang sederhana dan apa adanya, gak pernah neko - neko dan gak gaul juga. Tapi dengan begitu Purwati malah menjadi idola di kampungnya. entah karena apa juga mereka menjadi sangat suka pada Purwati. Namun semua menjadi kecewa ketika Purwati menentukan siapa yang berhak menjadi calon suaminya. Bukan orang kaya dan tampan, melainkan orang yang sederhana juga, Parmin namanya.

Parmin adalah pemuda kampung situ juga hanya saja Parmin tidak selalu aktif ikut dengan teman yang selalu nongkrong.

Waktu itu para pemuda sedang nongkrong diperempatan, kebetulan Parmin lewat didepan mereka.

Anto : min, mau kemana sih buru - buru amat ?

Parmin : mau pulang mas bro dari cari kerja ini.

Anto : woalah.....min, pake kerja segala enakan gini lho nongkrong aja gak usah kerja, makan minta orang tua dong......

Parmin : walah mas, aku gak punya orang tua lho jadi ya harus kerja to......

Anto : woh, Iyo min aku lupa nek ortumu udah gak ada.

Parmin : Iyo mas, doanya ya mas buat ibu saya

Mereka berlalu dengan perginya Parmin dari perempatan. Ketika Parmin pergi Purwati lewat diperempatan, para pemuda saling mencari kesempatan curi perhatian Purwati.

Hari Kamis, sebelum Parmin meninggalkan kota Tegal . Purwati menemui Parmin dan mengutarakan apa yang pernah dirasakannya, Purwati memang menyukai Parmin sejak dulu sebelum mengenal para pemuda dikampung.

Purwati : mas, aku mau ngomong bisa?

Parmin : bisa dik, mau ngomong apa silakan.

Purwati : gini mas, aku sebenarnya dari dulu suka sama mas tapi aku malu ngomongnya.

Parmin : walah dik, kog Yo baru ngomong sekarang to, aku wes lama menunggu lho padahal kan dari dulu aku dah ngomong suka sama adik lho.

Purwati : lha aku malu mas kan banyak yang bilang suka sama aku, aku jadi bingung.

Parmin : iya dik, aku tahu keadaanmu waktu itu, sekarang aku niat mau merantau dik, ya meskipun masih ada waktu beberapa bulan tapi gimana ya aku sebenarnya juga mengharapkan mu.

Purwati : iya mas, lha trs piye nasib atiku mas?

Parmin : Yaudah dik, kita jalani aja seperti ini kita berhubungan baik dan saat aku siap aku akan melamarmu dik.

Purwati : iya mas aku setuju kapan - kapan kita jalan bareng kerumahku ya mas.

Parmin : Insya Alloh.....ya dik.

Purwati : iya mas aku pulang dulu ya mas.makasih lho mas

 Beberapa bulan mereka jalan dengan lancar, hingga pada akhirnya Parmin harus meninggalkan kota Tegal dan Purwati

Berbulan - bulan Parmin merantau dan hanya berkabar lewat hp saja dengan purwati. hingga beberapa bulan mereka merasa bosan dengan hubungan yang melalui online saja.

Purwati : mas, aku dilamar sama anak temannya ibuku dari desa sebelah mas.

Parmin : lha trs gimana dik, itu tergantung kamu dik kalo kamu mau ya diterima aja kalo gak mau ya gak apa kan.

Purwati : aku bingung mas, aku sayang banget sama kamu mas tapi ibuku ngebet minta aku nikah mas.

Parmin : ya sudahlah dik, terima saja kamu harus nurut sama orang tuamu. Meskipun kita saling sayang kita harus ikhlas sama putusan orangtua.

Purwati : iya mas, aku tahu mas minta yang terbaik untukku.

 Pernikahan Purwati dan anak teman ibunya pun berlangsung, nama suami Purwati saat ini Widodo yang membuat ibunya Purwati menyukainya adalah Widodo orang yang santun dan berpendidikan.

 Usia pernikahan mereka sebulan setelah Parmin datang kekota Tegal kembali. Mereka saling berpapasan di perempatan. Mak deg!!!! Hati Purwati serasa teriris melihat Parmin pulang dengan bawaan yang begitu banyak dan berat. Sementara Purwati hanya bisa melihat bersama suaminya Parmin merasa senang bisa kembali kekota kelahiran.

  Parmin berjalan dengan tenang dan wajah yang berseri-seri ketika melangkahkan kaki menuju rumah udangnya.

Purwati : Mas Parmin......( Bibir nya mengucap lirih sambil meneteskan air mata)

Widodo : kenapa dik?

Purwati : gak papa mas, itu yang baru saja datang dulu calon suamiku mas sebelum kita dikenalkan orangtua.

Widodo : Astagfirullah.....dik, kenapa kamu gak ngomong waktu itu. Aku jadi merasa bersalah.

Purwati : gak papa mas, sebelumnya aku dah ngomong sama masparmin tentang kita.

Widodo : lha terus gimana sekarang dik?

Purwati : udah, gak papa mas dia udah ikhlas kog aku juga udah ikhlas harus begini.

Parmin pun masuk ke rumah dan menikmati hari seperti biasa. Purwati dan Widodo tetap menikmati hari - hari pernikahan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun