Mohon tunggu...
Kadiman Kusmayanto
Kadiman Kusmayanto Mohon Tunggu... -

I listen, I learn and I change. Mendengar itu buat saya adalah langkah awal dalam proses belajar yang saya tindaklanjuti dengan upaya melakukan perubahan untuk menggapai cita. Bukan hanya indra pendengaran yang diperlukan untuk menjadi pendengar. Diperlukan indra penglihatan, gerak tubuh bersahabat dan raut muka serta senyum hangat. Gaul !

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

ABG -- Asli Indonesia

12 November 2009   11:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:22 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk bagian selanjutnya isitilah ABG tidak akan lagi dipakai sebagai sigkatan Anak Baru Gede melainkan ha nya untuk ABG, The Triple Helix.

Panser karya ABG Indonesia

Pengganjal Dan Sandungan Rajutan ABG

Selintas, bagian diatas sudah secara tidak langsung memberi gambaran faktor-faktor yang berpotensi mengganjal dan menjadi sandungan dalam upaya menggapai cita keterajutan (inter-twined) A, B dan G membentuk sebuah THC yang serasi, yaitu tidak kompak, idividualis, tak mau berbagi dan biasa-bisa saja alias sekedar ikut arus.

Mari kita fokus pada menengok relasi komponen A dengan B. Sudah menjadi rahasia umum, khususnya di Indonesia bahwa jurang pemisah antara habitat A sangatlah lebar dengan kaum B. Tak jarang kita mendengar kaum B mengatakan bahwa mereka tak bisa berharap banyak dari kaum A karena hasil karya mereka baik lulusan maupun hasil riset masih belum siap pakai. Menara Gading adalah isitilah sinis yang diberika pada habitat A. Menara gading ini berkonotasi mahal, tak tepat guna dan hanya bagus untuk pajangan.  Disisi lain, kaum A berdalih, mana mungkin mereka bisa menghasilkan lulusan dan karya yang siap guna jika dunia bisnis tak bisa mereka pahami, terlalu matre  (short term profit oriented) dan tidak menilai habitat A sebagai prospek investasi yang lukratif. Jika kondisi ini didiamkan saja dan hanya mengandalkan waktu untuk memperbaikinya niscaya jurang ini akan semakin lebar dan dalam mengingat tak adanya upaya menghilangkan pengganjal dan sandungan sinergi A dengan B. G berpeluang menjadi mak-comblang dalam perjodohan A dengan B. Bagaimana bisa?

Tentu banyak jalan menuju Roma. Salah satu peran yang dapat dilakukan G sebagai aktor adalah memberikan insentif bagi pelaku A yang bertekad memasukkan kebutuhan kaum B dalam proses menghasilkan lulusan siap guna maupun dalam melakukan riset berorientasi pasar. Link & Match adalah salah satu kiat. Pada komunitas B, G juga dapat melakukan tarikan dan dorongan agar membuka pintu untuk masuknya kelompok A ke habitatnya sehingga saling kenal bisa dilakukan dengan mulus. Iming-iming keringanan dan insentif pajak adalah pemanis (sweetener) yang menjadi favorit pelaku B. G bisa mengatakan bahwa pemanis diberikan bagi kelompok B yang meberi dukungan dan membuka peluang kemitraan dengan kaum A. Tax Incentives terbukti dibanyak negara maju menjadi aji pamungkas bagi G dalam mengupayakan sinergi A dengan B.

Komunitas A wajib berkontribusi pada kajian kebijakan publik baik melakukan kajian dan gugatan terhadap kebijakan publik yang telah ada sampai pada membuat rekomendasi dan peer pressure terhadap  penetapan kebijakan publik oleh pihak G baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan pemerintah yang menjadi pemicu bergulirnya bola salju sinergi ABG.

Korupsi baik dalam wujud pencurian harta negara sampai bentuk kecurangan yang merugikan bukan semata terjadi di habitat G. Tanpa partisipasi aktif B, kaum G akan powerless dalam melakukan korupsi. Terbebaskah elit A dari perangkap korupsi? Tidak ! Bibit-bibit koruptor dicetak dalam habitat A. Pembiaran perilaku negatif seperti menyontek dalam pendidikan, plagiat dalam karya akademik sampai guru yang suka berbohong dan membolos adalah asal muasal menjamurnya kejahatan kerah putih (the white-collar crime) -- korupsi. Korupsi adalah faktor super kuat sebagai pengganjal dan sandungan dalam upaya dan cita merajut ABG menjadi lokomotif pertumbuhan.

ABG Intrinsik Dalam C

Dalam uraian diatas, baik saat mengupas A, B maupun G kita tidak sama sekali membahas peran dan manfaat ABG bagi masyarakat, rakyat atau komunitas (community, C). Jelas sekali bahwa ketiga kaum A, B dan G adalah bagian tidak terpisahkan dari komunitas. Dengan demikian THC atau ABG adalah intrinsik atau secara alamiah (naturally belonging) merupakan bagian dari komunitas. Lebih jauh lagi, keserasian ABG dalam menghasilkan inovasi produk atau proses akan berdampak positif terhadap komunitas baik pada upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, juga pada misi penciptaan lapangan kerja baru dan tidak kalah pentingnya adalah penggapaian cita pengentasan komunitas dari kubangan kemiskinan.  Singkat kata, tidak relevan memaksakan unsur C menjadi the fourth helix dalam jejaring ABG dengan tujuan membentuk jejaring C-ABG, ABG-C ataupun ABCG. Dengan perkataan lain, ABG sudah terkandung secara natural dibungkus oleh C. Dalam matematika, ABG itu sub-set dari C.

ABG : Studi Kasus Batik dan Jamu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun