Judul tulisan diatas dipicu oleh semangat Beyondsport, , sebuah yayasan (bersifat not for profit dan pro bono publico) yang semangatnya adalah membuat perubahaan bagi dunia menuju kondisi yang lebih baik dengan menggunakan olahraga sebagai pemersatu dan pengetuk hati. Semangat ini sejalan dengan niat memperkecil jurang pemisah antara yang mampu (the have) dengan yang tidak mampu (the have not). Tak lepas tokoh-tokoh dunia seperti Desmond Tutu, Richard Branson dan Toni Blair memberi perhatian dan dukungan pada yayasan ini. Beyondsport juga sudah mendapat dukungan dari organisasi olahraga dunia seperti International Olympic Committee (IOC) dan International Cycling Union (UCI). GlobalBike, adalah sebuah proyek terbesar dari Beyondsport yang idenya tercetus saat lima orang kerabat sedang bincang-bincang di sebuah kafe. Mereka melihat bahwa sepeda yang yang merupakan hobi, manifesto inovasi, sarana olahraga, peduli lingkungan dan tranportasi di Inggris dan beberapa negara Eropah dipercaya akan juga memberi manfaat bagi masyarakat di negara-negara berkembang. Dengan dukungan dari mancanegara, Globalbike sejak tiga tahun lalu telah mulai mengirimkan sepeda baru dan bekas bagi murid-murid serta guru-guru dibeberapa negara di Afrika.
Sepeda yang kini kita kenal memiliki banyak padanan dalam Bahasa Inggris, misalnya bicycle, push-bike, pedal-driven bike, bike atau cycle. Bike tampaknya menjadi kata yang paling popular. Namun demikian sepeda dipercaya berasal dari Perancis dengan nama velocipede, yaitu mulai dikenalkan pada awal abad 18. Kemudian sejak itu berbagai penyempurnaan sepeda dilakukan dan munculah berbagai inovasi teknologi sepeda. Kita kini mengenal berbagai jenis sepeda seperti sepeda gunung, sepeda lipat, sepeda pos, sepeda angkut, sepeda hibrida (mesin, listrik dan kayuh), sepeda mini BMX (Bike Motocross), sepeda sirkus, sepeda roda-tiga, sepeda eksotik, sepeda onthel, opafiet atau omafiet (fiet berarti sepeda dalam Bahasa Belanda).
Sepeda - Bagian Dari Moda Transportasi Majemuk
Membangun transportasi multi moda atau majemuk yang mengintegrasikan berbagai moda yang mungkin seperti moda transportasi udara, transposrtasi laut, transportasi sungai, transpartasi danau, transportasi darat (mobil dan jalan, kereta api disel dan listrik, sepeda motor, sepeda, becak, delman dll) adalah misi Pemerintah dalam pembangunan. Walaupun kenyataannya capaian misi ini masih jauh panggang dari api. Transportasi jalan dan mobil masih superior di tanah air tercinta ini. Mudik lebaran adalah potret yang tepat untuk menggambarkan fakta superioritas moda transportasi tunggal. Jalan, sepeda-motor dan berbagai bentuk mobil mendominasi arus mudik termasuk dalam statistik kecelakaan selama mudik dan mudik balik.
Khusus untuk kota-kota besar, moda transportasi mobil dan jalan masih menjadi pilihan utama. Moda ini bagaikan monster yang telah menyisihkan dan membuat punah berbagai moda lain. Delman, sado, bendi, bemo, becak dan cator adalah contoh korban kekejaman sang monster. Tokoh legendaris pembangun kota Jakarta, "Bang Ali" Sadikin sempat berujar "Kesalahan terbesar saya dalam memimpin Jakarta adalah membiarkan trem listrik tergusur oleh jalan dan mobil". Tragis !
Memang Jakarta menggeliat sebagai reaksi atas berbagai dampak negatif yang telah ditimbulkan moda tunggal ini.Kemacetan, pemborosan bahan bakar, penurunan produktivitas dan polusi udara adalah empat diantara sekian banyak kerugian yang musti diderita sebagai dampak. Moda transportasi majemuk menjadi salah satu pamungkas dalam sukses dalam pemilihan gubernur DKI. Inisiatif busway yang masih merupakan bagian dari moda tunggal hanyalah sebuah solusi instan, reaktif dan temporer. Proyek monorail yang mandeg dan kontroversi lebih bersifat mercu-suar ketimbang merupakan solusi menuju moda transportasi majemuk. Penyelesaian mega-project Mass Rapid Transport (MRT) yang akan menghubungkan utara-selatan dan timur-barat Jakarta sangat dinantikan. Idem ditto dengan proyek transportasi sungai (Jakarta Waterways) yang akan berbarengan dengan pembangunan banjir kanal timur serta revitalisasi banjir kanal barat. Begitu pula dengan intensifikasi transportasi kereta listrik yang menghubungkan Jakarta Kota dengan kota-kota satelit seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi -- Jabodetabek.
Kota-kota besar lain ditanah air juga mulai banyak yang bereaksi atas dampak negatif dari moda tunggal. Berbagai pemikiran strategis dan inisiatif telah mulai digulirkan. Kalimantan dan Sumatera yang diberkahi dengan sungai-sungi besar sudah mulai dilirik sebagai moda transportasi yang layak secara teknologis dan laik secara ekonomis. Mekanisme pasar semata dipandang tidak akan mampu mewujudkan mimpi moda transportasi majemuk. Intervensi positif dari Pemerintah baik berupa kebijakan maupun pemberian insentif akan menjadi komplemen dari mekanisme pasar bebas. Jalur sepeda di Palembang, Taman Impian Jaya Ancol serta kumandang semangat Sego Segawe a la Jogyakarta adalah segelintir contoh geliat menjadikan sepeda sebagai sarana transportasi.
Sepeda adalah salah satu moda transportasi yang akan menjadi pelengkap moda tranportasi majemuk. Sepeda memang bukan merupakan jawaban mutlak atas kebutuhan penyediaan sarana transportasi masal yang cepat. Bike alone is not a solution for MRT !
Sepeda memiliki banyak kelebihan yang unik, diantaranya:
a. Kesehatan prima bagi pengendaranya
b. Nyaris tidak memiliki kontribusi pada polusi udara dan Global Warming
c. Komplemen terhadap MRT yaitu sepeda naik kereta dan sarana dari stasiun ke tujuan-tujuan lain.
Sepeda - A Softpower
Seperti liputan yang ditampilkan di situs ini, bersepeda di Minggu pagi adalah kesempatan menikmati kenyamanan bersepeda khususnya di rute bebas kendaraan bermotor sepanjang jalur yang sehari-hari padat yaitu Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin, Jakarta. Ajakan yang dilontarkan melalui surat-menyurat-singkat (SMS) bak gayung bersambut, mendapat respon hangat. Minggu pagi 4 Oktober 2009, komunitas Go Medco Gowes-ers ! (GMG), Ubur-Ubur Ristek, Bike2Work, Bike2School, Kompas Gramedia Cyclists (KGC), Pencinta sepeda Bank Saudara dan JPMorgan ramai-ramai bersepeda menikmati udara cerah Jakarta menelusuri kawasan bebas kendaraan bermotor. Sepanjang jalan berjumpa dan saling melambai hangat dengan beberapa komunitas pencinta sepeda lain, khususnya komunitas Onthel yang bukan hanya memajang sepeda-sepeda antiknya juga dengan dandanan serbaneka termasuk batik klasik dan lurik.
GMG berbagi cerita bagaimana komunitas pencinta sepeda yang berkantor di gedung The Energy, kawasan SCBD "dimanjakan" - tersedia tempat parkir khusus sepeda, kamar mandi dan lemari (lockers) untuk menyimpan keperluan bersepeda. Walau tidak selengkap sar-pras di The Energy, Komunitas Ubur-Ubur telah terlebih dahulu menikmati fasiltas untuk komunitasnya di Jalan Thamrin no.8 JakPus. Bahkan melalui Koperasi Pegawai telah tersedia fasilitas pembiayaan untuk memberli sepeda dan perlengkapannya.
B2W berkisah tentang perjuangan persuasif meyakinkan pemerintah, seperti DKI, DIY, NAD, Jabar dan Sumsel untuk menyediakan lajur khusus sepeda (bike lane) serta mendorong diterbitkan peraturan daerah untuk penyediaan parkir sepeda di fasilitas umum dan tempat keramaian seperti hotel, pusat perbelanjaan, tempat rekreasi dll. Perjuangan ini bukan sekedar berteriak lantang dan bersepeda bersama namun sampai pada membantu melakukan studi banding pada kota-kota dunia yang sukses dengan transportasi sepeda, memberi masukan dalam penyusunan undang-undang, rencana tata kota sampai hal praktis berupa rancangan dan contoh sarana parkir sepeda. Tidak kalah pentingnya, kepedulian komunitas B2W pada masyarakat Sumbar dan Jambi yang menjadi korban gempa.
KGC menyampaikan kisah perjuangan bukan hanya melalui lidah yang tak bertulang sampai pada tajamnya pena wartawan, juga dalam melakukan pendekatan pada korporasi untuk ikut bersepeda dan memberi perhatian serta berpihak pada komunitas yang dengan sungguh-sungguh memilih sepeda sebagai sarana transportasi. Go Green adalah salah satu semboyan yang digulirkan bersama korporasi yang menjadi mitra. Serupa dengan perjuangan B2W, KGC tak pernah henti untuk melemparkan thought provoking agar sepeda menjadi pelengkap moda transportasi dan tersedianya sarana parkir di hotel, pusat perbelanjaan dan perkantoran.
Bike2School ini unik bila dibanding komunitas sepeda lainnya. Komunitasnya adalah anak-anak sekolah SLTA dan SLTP yang notabene masih belum punya pendapatan apalagi jika musti membiayai kegiatan mereka. Namun mereka tidak sendirian, semangat yang berkobar telah mendapat perhatian dan dukungan komunitas lain. Bike2School dalam artian positif menjadi onder-bouw dari organisasi lain. Kita akan temukan tulisan dalam t-shirt Kompas - Bike2School. Dalam silaturahmi Minggu pagi, Bank Saudara mengikuti jejak KGC dengan mendeklarasikan penyediaan 1000 buah kaos untuk Bike2School. Tunggu tanggal mainnya !
Sebagai penutup mari kita cari dan dengarkan lagu populer Bike atau Bicycle dari The Queen, Pink Floyd atau Red Hot Chilli Peppers.
-oOo-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H