Mohon tunggu...
Kusma Wati
Kusma Wati Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

saya seorang yang senang mencoba segala hal yang baru, bermanfaat buat kehidupan, menulis, bercerita, berpuisi, mengajar, dan berwirausaha

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gila Sesaat

31 Oktober 2024   07:46 Diperbarui: 31 Oktober 2024   09:06 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau terjerat dalam cinta sesat
Sehingga kau menjadi gila sesaat
Kau lepaskan genggaman yang dulu erat,
Demi nafsu yang membara dan sesat,
Membutakan hati, mengaburkan janji,
Melukai jiwa dan cinta yang telah teruji,
Kau lupakan perjuangan panjang kita,
Demi nikmat yang membakar jiwa,
Melupakan azab yang mungkin  kau dapat,
Dan kau hanyut dalam bara tanpa arah.
Andai bukan karena cinta yang kusimpan,
Ingin rasanya membiarkanmu tenggelam,
Hingga kau hancur dan aku bebas dari dendam.
Namun di kedalaman luka yang kupendam,
Ada doa yang tak pernah padam,
Agar Allah SWT menuntunmu kembali,
Bertobat dan memperbaiki diri
Mengumpulkan kembali serpihan cinta
Yang hancur berkeping-keping
Perlahan kegilaanmu menghilang
Do'a-do'aku semakin terjawab
Kuulurkan kembali tangan dan hatiku
Untuk sama-sama memperbaiki diri
Memulai perjuangan tuk bersatu lagi
Berharap kau tak gila sesaat lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun