Kang Jimmy menyebut Muscab DPC PKB dan tata Kelola kepemimpinan DPW di Jawa Barat ini lebih menentukan perkoncoan dan oligarkhi Ketua DPW saja, tanpa etika dan keadaban sebagai partai yang lahir dan dibesarkan oleh jam'iyyah Nahdlatul Ulama. Suara-suara arus bawah kader seakan tidak ada lagi artinya. Yang penting Milenial, meskipun belum pernah sama sekali berjuang di partai, atau baru terjun di politik, tanpa bisa dikatakan sebagai refresentasi kader partai. Atau pernah melewati proses dan tahapan kaderisasi.
Padahal dalam aturan Anggaran Rumah Tangga PKB pasal 89 ayat 4 "Kaderisasi menjadi syarat mutlak bagi setiap anggota Partai yang hendak mendapatkan promosi kepengurusan, jabatan strategis di internal partai, jabatan politik dan atau jabatan public". Faktanya penunjukan Jabatan strategis dalam Muscab yang "Tuntas" atau di tunjuk dari atas itu baik sebagai Ketua Dewan Syuro, Sekretaris Dewan Syuro, Ketua Tanfidz, Sekretaris Tanfidz tanpa mempertimbangkan Kaderisasi yang menjadi Syarat Mutlak sebagaimana amanat ART tersebut. Â
Spirit lebah benar-benar "nyeureud" para senior PKB di DPAC maupun di DPC, sehingga banyak kader PKB yang "ngagaloler" oleh gaya kepemimpinan feodal yang par excellent yang dijalankan oleh Ketua DPW Jabar Syaiful Huda.
Melihat fenomena tata kelola partai yang menunjukan adanya gap yang nyata antara das sollen dengan das sein, antara pidato Ketum DPP PKB denga apa yang terjadi dilapangan, menunjukan bagaimana partai ini sedang mengarah kepada mis leading yang semakin menjauhkan partai dari akar tradisi politiknya sebagai partai yang dilahirkan NU dan menjadi wadah politik kaum nahdliyin.
PKB ini partai yang pemegang sahamnya adalah jam'iyyah NU, bukan perseorangan sebagaimana kelahiran partai-partai lain seperti Nasdem, Gerindra dan PDIP. Semakin feodal dan semakin oligharkhy kepemimpinanya baik di DPP maupun di DPW apalagi tak lagi menganggap PBNU, PWNU dan PCNU serta para ulama dan pesantren sebagai bagian dari orang tua yang harus di dengar dan ditaati saran masukannya. Maka akan terkena apa yang popular dalam pepatah Sunda " Moro julang ngaleupaskeun peusing" mengejar milenial tapi kader kolonial yang asli murni dan potensial akan terlepas dan menjauh dari PKB.
Jika Ketum mengatakan PKB menghilangkan kompetisi tapi sinergi, jika polanya seperti apa yang dilakukan oleh DPP dan DPW hari ini maka ruh dan spirit sejati PKB akan hilang dan tercerabut. Akhirnya target-target strategis partai kedepan, apakah itu Target Nyapres Cak Imin, atau Nyagub ketua DPW akan mendapatkan tantangan dari para Ronin yang melawan dengan spirit dan energi kekecewaannya. Situasi dan apa yang dilakukan elit DPP dan DPW PKB hari ini memang akan diuji dan dilihat hasil dan dampaknya nanti di 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H